Sorry kalo banyak kesalahan. Belum diedit.
"Apa maksud lo di kolam renang tadi?" ulangnya.
Perasaan gue campur aduk sekarang. Amarah lebih mendominasi, maka dari itu, rahang gue impuls mengeras sambil menatapnya balik sengak. Tapi jika gue berantem sekarang buntutnya gak akan baik buat kehidupan gue di kampus. Cap mahasiswa badboy sudah melekat dalam diri gue. Memberi pelajaran gak selalu harus menghajar sampai babak belur, kan? Masih ada banyak cara untuk membuat laki-laki sinting ini menderita.
"Kolam renang? Gue gak ingat apa-apa. Ben, kok gue bisa ada di UKS?" tanya gue pura-pura lupa ingatan.
"UKK kalo UKS mah istilah buat di SMA."
"Sama aja!"
"Lo gak inget emang?"
"Nggak. Terus siapa dia?" tanyaku sambil nunjuk laki-laki sialan di samping Ben.
"Dia Kang Adi, Dim, mahasiswa jurusan olahraga sama seperti kita. Bedanya dia udah S2. Dia yang nyelamatin elo di insiden kolam renang."
Adi masih menatap gue tajam. "Apa maksud lo tadi di kolam renang, hah!" Kali ini dengan nada membentak.
"Nggak ada maksud apa-apa."
Dia menyeringai. "Oke. Nama lo Dimas ya? Selamat datang di kampus baru lo. Semoga lo baik-baik aja ya," katanya menekan kata baik seakan itu ancaman buat gue.
Kebalik kali ah. Maka dari itu gue sahut, "Lo juga semoga gak kenapa-kenapa ya nanti di kampus."
"Maksud lo?"
"Nothing."
"Mari kita lihat."
Adi pun pergi.
Tak lama kemudian, Kang Adit, sodaranya Ben datang. "Gimana keadaan lo, Dim? Dah mendingan?"
"Umur dia berapa?" tanya gue pada Kang Adit.
"Siapa? Adi? Oh dia mah udah tua. Udah bulukan. Umur 28 tapi anehnya banyak yang ngebet pengen jadi pacar dia. Kenapa memangnya?"
"Tua amat? Katanya mahasiswa abadi ya?"
"Haha biasa kali, Dim. Malah ada yang umurnya udah 40 kok. Di kampus mah wajar sekelas sama mahasiswa yang udah bangkotan. Kecuali mungkin S1, umurnya gak bakalan beda jauh, tapi kalo di S2, atau S1 kelas karyawan, yang udah 40 banyak."
"Banyak yang udah dewasa berarti ya," jawab gue.
Kang Adit menggeleng. "Secara umur sih iya, tapi secara perilaku banyak yang kek bocah. Contohnya ya si Adi. Udah dewasa juga masih aja seneng nyicip cewek sana-sini. Malah kadang juga dia berantem sama mahasiswa baru, adu jotos, padahal harusnya dia ngalah. Tapi untungnya dia dah tobat mainin cewek. Dia udah punya pacar jurusan S2 juga, anak bahasa Inggris dan katanya sih dia cinta mati sama Siska."
Good information!
Hal pertama yang bakal gue lakuin buat membuat kehidupan kampus cowok keparat itu gak tenang adalah merebut cewek jurusan bahasa Inggris bernama Siska. Secara fisik gue cukup percaya diri buat mendapatkan semua jenis cewek di bumi pertiwi ini. Cuma masalahnya, si Adi punya wajah ganteng dan badan yang lebih seksi daripada gue. Kemungkinan buat dapetin Siska bakal sulit. But ..., itu cuma secara fisik! Cewek mah mudah diperdaya kalo udah digoda, dipuji-puji, dikasih perhatian lebih. Kalo gue bisa menonjol di sisi lain selain fisik, pasti gue bisa dapetin Siska.
"Terus ada apa nih Kang Adit ke sini?"
Dia berdeham. "Di samping kamar gue ada kosan kosong. Siapa tahu lo tertarik ngekos di sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KANG ADI SEKSI
RomanceKenalkan, gue Dimas, seorang laki-laki yang sampai kapanpun akan terus mencari sosok bernama Adi Widarto karena berani-beraninya menghamili kakak gue lalu lari gak mau tanggung jawab. Miris memang. Kakak gue lebih memilih melahirkan sang anak tanpa...