- i. sulit

244 14 0
                                    

"Kakak!!" gadis kecil berumur 6 tahun berlari kecil ke arah sang kakak.

"Iyaaa.." kakaknya langsung menangkup tubuh adik kecilnya, senyum manis terpancar dari keduanya.

"Kak, cerita yukk! Aku punya banyak cerita tadi di sekolah." ucap gadis itu dengan gembira dan dibalas anggukan oleh kakaknya

Mereka berjalan kecil ke arah kamar adiknya, duduk di pinggiran kasur.

"Kak,"

"Ya? Kamu mau cerita apa?"

"Kalau kita terpisah? Apa kakak bakalan sedih? Terus abang juga sedih gak?" ucap gadis itu lirih.

"Hei, kenapa bilang begitu? Papa sama Mama gak suka ya kalau kamu begitu, kita pasti sedih. Kamu juga pasti sedih kan?" kakaknya menangkup pipi sang adik, lalu tersenyum.

Adiknya mengangguk gemas, "Huumph!"

"Kak, tau gak? Kata bu guru, kalau kita rindu seseorang kita bisa lihat langit malam, anggap aja benda langit itu adalah mereka-

Artinya, kalau aku rindu sama kakak dan abang, aku bisa lihat langit ya? Kakak dan abang jadi bintang-bintang disana, atau kakak dan abang jadi langit aja gimana? Biar kakak selalu ada-

bisa lihat aku dari atas, biar aku juga selalu inget sama kakak. Kata bu guru juga, jangan sampai kita kehilangan orang yang kita sayang, aku ngerti, aku gak mau kehilangan kakak, gak mau kakak pergi jauh jauh. Pokoknya, tetap sama aku ya? Sama abang juga, kita harus sama-sama terus! Gak boleh terpisah pokoknya." ocehan panjang lebar itu, dibalas senyuman manis sang kakak.

Mereka berpelukan.

Gadis berusia 18 tahun sedang berada di rooftop sekolahnya, menenangkan pikiran.

"Sesulit itu ikhlasin kalian ya.." gadis itu tersenyum miring dan menatap nanar ke depan.

"Lihat aku sekarang! Udah tinggi lho, Kak, Bang! Tapi sayangnya aku masih cengeng.." menikmati angin yang berhembus kencang.

"Terus aja ya aku sedih begini. Hari ini tepatnya 10 tahun yang lalu, kita terpisah di taman bermain, lucu banget kalau di inget, padahal udah gede lho, haha. Aku harus lihat langit ya? Biar aku merasa kalian disekitarku..."

Ia memejamkan matanya, air mata mulai mengalir. Langkah kaki seseorang terdengar, menuju ke arah gadis itu dan berdiri tepat di depannya.

"Ryu, ayo pulang.. Cukup ya sedihnya? Jangan disini, dipelukanku aja, hehe." ucap lelaki itu diselingi cengiran. Ryujin tersenyum.

"Cukup ya, sini hapus air matanya." lelaki itu mengulurkan tangannya, mengusap pelan pipi gadis itu.

"Cringe, Na! Demi apa merinding, cari pacar sana, kurbel nih." gadis itu terkekeh, kapan lagi mempunyai teman seperti Na Jaemin.

"Kamu sih lama, ayo kita ke taman bermain? Udah 10 tahun kan?" Jaemin hafal betul, dia tahu luar dalam di gadis itu alias Ryujin. Jaemin menggenggam erat tangan Ryujin, lalu menariknya menuju halte bus.

.

.

.

.

Ryujin's pov

Tanganku di genggam oleh Jaemin, satu kata untuk itu menenangkan. Ah cukup, kita hanya berteman sejak kecil, tidak lebih. Ini tentang kesedihan masa laluku bukan masa depanku.

Kita sudah sampai di taman bermain sejak 10 menit yang lalu. Tujuan kita disini mengenang kejadian itu, kehilangan semua anggota keluargaku untuk selamanya.

"Ryu, mau permen kapas?" Jaemin masih menggenggam tanganku, tak pernah lepas sejak tadi di rooftop, aku menggeleng sebagai jawaban.

"Kenapa? Oh, kesana... Ya?" aku menggangguk, sungguh saat ini aku sedih dan tidak ingin berbicara pada siapapun, termasuk Na Jaemin.

"Ryu? Jangan melamun, gak baik. Udah sampe, tunggu sini, jangan kemana-mana, aku gak mau kamu hilang. Aku beli minum dulu, ya."

Aku melamun, mengingat kenangan 8 tahun lalu, disini ditempat aku duduk, kita bertiga berpisah; ketiga bersaudara, aku dan kedua kakakku, tanpa kabar.

"Kangen abang yang suka marah kalau aku tidur larut malam. Kangen kakak yang suka serem kalau marah..." aku sadar, aku menangis entah untuk keberapa kalinya.

.

.

.

.

Shin Ryujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shin Ryujin.

Shin Ryujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Na Jaemin.

───────────────

next or delete?
tes pembaca dulu, cerita pertamaku
jadi teksnya sedikit dulu ya
maaf kalau diksinya kurang rapi dan benar
masih penulis amatir, sambil belajar
tolong koreksi ya kalau ada kesalahan atau typo

vomment+follow, thank u!

[✔] Sulit ; Shin RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang