vi. sulit

40 6 0
                                    

Tak terasa sebulan sudah aku, Jaemin, dan Hyunjin bersahabat, dan selama itu pula aku mulai jarang menangis dan lebih sering tertawa, ya aku kembali merasakan bahagia.

Sore hari seperti ini enaknya pergi keluar rumah. Seperti hari-hari sebelumnya, aku selalu saja merasa bosan, padahal tugas sangat menumpuk.

Aku memutuskan untuk mengirim pesan ke Jaemin untuk menemaniku ke kafe biasanya.

Hyunjin tak bisa diajak lagi, sebenarnya apa yang ia lakukan? Ah sudahlah yang penting saat ini aku bisa pergi bersama Jaemin dan Yujin, ada teman bercerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hyunjin tak bisa diajak lagi, sebenarnya apa yang ia lakukan? Ah sudahlah yang penting saat ini aku bisa pergi bersama Jaemin dan Yujin, ada teman bercerita.

Aku, Jaemin, dan Yujin sudah sampai di kafe, masih seperti hari-hari sebelumnya, kami bertiga di posisi yang sama dan dengan pesanan yang sama.

author's pov

"Kak, Ayah sama Bunda nanyain. Mau tinggal sama kita? Ayah sama Bunda kasian liat kakak sendirian di rumah, apalagi kakak perempuan." gadis paling muda; Yujin memulai perbincangan, walaupun sebenarnya ini termasuk topik yang sensitif.

Ryujin yang sedang fokus melihat ke luar menoleh ke Yujin. "Aku pikirin dulu deh." Ryujin tersenyum.

"Bener tuh Ryu, di rumah aku aja, kita bisa main sepuasnya!" timpal Jaemin antusias.

"Kan udah aku bilang, aku pikirin dulu. Aku gak mau ninggalin rumah yang banyak kenangannya, di sisi lain aku juga capek sedih kalau dirumah itu." tutur Ryujin yang dibalas anggukan oleh kakak beradik tersebut.

Hening seketika, hanya suara para pelanggan yang sibuk berbincang.

Sudah beberapa hari sejak mereka berkumpul di kafe, sekarang sudah hari rabu—hari dimana mendiang orang tua Ryujin meninggal karena kecelakaan.

Tidak seperti hari biasanya, Ryujin terlihat lebih ceria, tak sesedih tahun kemarin dihari ini.

"Eyyo wassup Ryujin! Mau kemana hari ini? Hyunjin lagi gak sibuk nih." Jaemin dan Hyunjin datang merangkul pundak Ryujin yang sedang berdiri di rooftop agak terkejut.

"Krematorium orang tuaku, beli bunga dulu ya." jawab Ryujin dan membalas rangkulan kedua sahabatnya itu.

"Let's go! Naik mobil aku ya." ajak Jaemin dan dibalas anggukan oleh Hyunjin dan Ryujin.


Mereka sudah sampai di krematorium, membawa bunga sebagai ke dalam sana.

"Selamat sore Papa Mama, apa kabar? Aku belum bisa nemuin Kak Jaehyun sama Lucas. Maaf Ma, Pa... Aku bawain bunga untuk kalian, semoga suka ya? Sulit lupain kalian semua, kenangan kalian. Ma, Pa... Boleh aku tinggal sama keluarga Jaemin? Aku mau tinggal sama mereka, aku selalu sedih tinggal sendirian, aku suka takut Ma, Pa.."

"Aku udah punya dua sahabat disini, Jaemin sama Hyunjin, mereka baik banget. Makasih Ma Pa udah ngirim mereka untuk aku yang sendirian disini, aku harap kalian bahagia disana, sampai ketemu nanti. I love you, Mama Papa."

Setengah jam sudah mereka disana, "Ryu, pulang yuk. Cup cup jangan nangis." ucap Hyunjin merangkul pundak sang gadis.

Di ikuti Jaemin yang ada dibelakangnya, menuju mobil Jaemin dan kembali kerumahnya.


Saat ini tiga bersahabat itu sudah berada dirumah Jaemin, lebih tepatnya di kamar Jaemin.

"Na, Aku mau ngomong sesuatu." yang di ajak bicara berdehem.

"Hm?"

"Aku mau tinggal sama keluarga kamu." Jaemin cukup terkejut, Hyunjin apalagi, ia bahkan tidak tahu menahu tentang hal ini.

"Gila Ryu, tinggal sama Jaemin? Tidur bareng?" tanya Hyunjin polos.

"Ih bukan gitu, tinggal di rumah ini bukan berarti tidur sama Jaemin! Bisa aja aku tidur di kamar Yujin." kesal Ryujin.

"Udah dipikirin baik-baik? Aku takut kamu nanti gak betah." ujar Jaemin yang dibalas anggukan oleh Ryujin.

"Oke, aku bilang orang tuaku dulu. Besok kita bicarain baik-baik."

TBC

makasih yang udah mau baca walaupun ga sampai 10 orang per-chapternya, apalagi vommentnya. cerita ini akan aku lanjutin sampai end walaupun sedikit peminat, kadang suka merasa frustasi, tapi ini juga cara menghibur diri.

vomment+follow, thank u!

[✔] Sulit ; Shin RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang