Chapter 4

45 10 7
                                    

Haidar terkejut saat melihat notifikasi di layar hpnya. Gadis itu men-like salah satu postingannya. Senang bukan main, jadinya ada alasan Haidar untuk chat dengan gadis itu.

Tersenyum sendiri saat Malika membalas pesannya. Membayangkan ekspresi kesal gadis itu saat ini malah makin memperlebar senyumannya. Emang ya efek jatuh cinta tuh sedahsyat ini.

Pagi itu saat Haidar berjalan melewati koridor kelas 11  hendak menuju kelasnya yaitu 11 Ips 1. Matanya tak sengaja menangkap keberadaan Malika yang sedang asik mengobrol bersama teman-temannya.

Haidar : Ry gue ke kelas lo

Haidar : Sekarang

Herry : ngapain njir

Haidar : modus ngembaliin pulpen

Haidar : tapi niatnya mau liat Malika

Herry : tai

Haidar buru-buru mengambil salah satu pulpen yang ada ditasnya lalu bergegas menuju kelas Malika.
"Woi Herry dikelas?" Tanyanya pada sekumpulan gadis yang sedang mengobrol, tapi tak mendapat jawaban. Iya gadis itu Malika.

"Ada apa nih kapten basket pagi-pagi ke kelas gue." Kata Candra yang baru sampai disekolah diikuti Lino dibelakangnya. Merangkul Haidar bersahabat. Mereka dulunya adalah teman sekelas saat kelas 10. Tapi saat naik kelas 11, malah jadi kepisah. Candra sama Lino masuk Ipa. Haidar masuk Ips

"Cari Haidar, ngembaliin pulpen." Sahut Haidar sambil menunjukkan pulpen yang ada ditangannya. "Tumben lo inget kembaliin barang." Kata Lino ikut menimpali yang dibalas umpatan kasar dari Haidar.

"EH MASAK YA KEMARIN GUE LIAT HAIDAR KELUAR DARI RUMAH LO?! GUE AJA SEBAGAI TEMEN SATU KOMPLEKS LO GA PERNAH TUH DIAJAKIN MAIN KERUMAH. GILIRAN HAID--" Wina dan Ningning yang juga baru sampai disekolah sudah berlarian heboh mendapati Malika yang sedang duduk didepan kelas bersama Raina dan Karina.

Belum selesai berbicara, mulutnya sudah dibekap oleh Malika yang sudah panik mendengar teriakan heboh teman kelasnya satu ini di pagi hari begini. Apalagi Haidar, Candra dan Lino juga ada disana.

"NJIR BENERAN LO KEMARIN KERUMAH MALIKA?" Tanya Candra ikutan heboh setelah mendengar kabar itu dari mulut Wina "ALIBI LO DOANG KAN YANG BILANG MAU KEMBALIIN PULPEN KE HERRY? PADAHAL NIATNYA CARI MALIKA?" Kali ini Lino juga ikutan heboh.

"Njir lu ga takut? Tiati loh kalo main sama Malika. Untung untung lo pulang masih hidup." Entah datang darimana Chiko nyeletuk tiba-tiba sambil membawa sempol ditangannya, habis dari kantin kayanya.

Malika tidak tau lagi harus bereaksi apa. Kalo bisa dia pengen tenggelem aja dilaut, malu ditanya begini oleh teman-temannya. Berasa maling ketahuan tau gak?!

"Hm oke tenang dulu. Jadi gue tuh kemarin cuma anterin Malika doang." Kata Haidar mulai mengklarifikasi. "Gue gatau ternyata kemarin latihannya batal. Trus ga sengaja ketemu dia, karna udah mau hujan dan gue gabawa uang terpaksa gue nebeng sama Haidar." Malika ikut menimpali, memperjelas keadaan yang sebenarnya terjadi antara dia dan Haidar.

Teman-teman mereka yang ada disana kompak membulatkan mulut membentuk huruf O, mengisyaratkan seakan akan mereka mengerti dan percaya.

"Tapi kalo emang beneran ada apa apa nya gue dukung banget!" Kata Ningning bersemangat memandang kearah Haidar.

"Gas ae lah. Itung-itung Malika jadi ada pawangnya." Celetuk Candra ikut-ikutan. Haidar menatap kearah Malika yang menundukkan wajahnya. Haidar tertawa canggung tak tau harus merespos bagaimana

"hahahh yaudah.. Gue masuk dulu mau ngembaliin pulpennya si Herry." Kata Haidar, berniat cepat pergi dari sana sebelum di introgasi lebih dalam.

------

Malika terdiam saat sedang menyantap makan siangnya di kafetaria. Sebenarnya merasa bersalah pada Haidar. Karna dirinya, Haidar pasti merasa tidak nyaman ditanyai hal seperti tadi pagi.

"Lu serius ga ada apa-apa sama Haidar?" Tanya Woni kali ini pada Malika. Berita bahwa Haidar kemarin mengantar Malika sampai kerumah sudah tersebar dikelasnya karna mulut ember Wina.

"Roje sama Jeno aja tuh yang paling diem dikelas sampe kaget. Tumben ada cowok yang berani deketin Malika kata mereka." Dafa yang tumben ikut makan siang ikut menimpali, merasa penasaran juga.

"Iya juga ya. Gue sama sekali ga pernah denger kabar Malika deket sama cowok." Kata Heni yang padahal sangatbjarang bicara tapi baru kali ini dia jadi ikut penasaran juga.

Malika deket sama cowok tuh uda kayak kabar idol dating yg keciduk sama dispacth. Mencengangkan gitu loh.

"Gua tanya sekali lagi deh. Lo beneran ga ada apa-apa sama Haidar?" Tanya Woni sekali lagi karna belum mendapat jawaban apapun dari Malika. "Gak ada apa-apa." Jawab Malika akhirnya sambil masih menyantap makan siangnya.

"Emang lo ga naksir Mal? Dia keliatan kaya naksir lo." Tanya Herry pura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi diantara keduanya. Malika yang mendengar itu jadi tersedak sendiri saat sedang minum es jeruknya.

"APAAN SIH LO?!" Kata Malika malah jadi ngegas. Terkesan tidak suka dengan pertanyaan Herry tadi. "Woo biasa aja dong lo kalo emang gak naksir!" Sahut Herry malah balik ngegas.

"Yakin sih gue, si Malika naksir Haidar." Kata Candra menatap kearah Malika dengan menganggukkan kepala yakin. Malika merasa pipinya memanas hanya karna digoda begini oleh teman-temannya.

Malika menghabiskan makan siangnya dengan cepat, tidak berniat berlama-lama dikafetaria yang malah makin membuatnya salah tingkah. Harusnya kemarin dia biarin aja Haidar kehujanan. Gak perlu nawarin buat neduh dirumahnya. Sekarang malah jadi gini kan.

Malika kembali ke kelasnya sendiri mendahului teman-temannya yang masih menyantap makan siangnya di kafetaria sekolah. Kenapa sih dia punya temen sekelas yang mulutnya ember semua? Gak semua sih. Cuma Jeno sama Roje doang yang waras.

"Eh Mal katanya kemarin lo dianter pulang Haidar?" Tanya Roje penasaran langsung menghampiri Malika yang sudah duduk dikursinya.

"Jarang-jarang tuh si Haidar mau nganterin cewek pulang. Kalo udah kejadian berarti ada apa-apanya." Kata Jeno dari bangkunya menatap kearah Malika dan Roje yg sekarang sedang duduk berhadapan.

Malika salah. Ternyata dikelasnya isinya orang ga waras semua. SEMUA.

"Dianterin pulang aja, selebihnya ga ada apa apa. " Kata Malika mencoba tersenyum meyakinkan teman-temannya itu.

Malika capek. Capek ditanyai hal yang sama dari pagi. Memangnya kenapa sih kalo Haidar mengantarnya pulang? Kenapa juga kalo dia naksir Haidar?

Eh?









a/n : gatau ih merasa makin ga jelas :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ExtracurricularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang