💜#Kenangan Hujan

155 98 90
                                    

Vote dan comment ^^Pasti dapat pahala 😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan comment ^^
Pasti dapat pahala 😌

Hari ini mendung. Tetesan air turun dengan deras menimbulkan bunyi yang khas. Mobil yang dipakai supir Sheyla pun basah terguyur. Derman membukakan pintu , lalu memberikan payung kepada Sheyla.

"Nggak perlu, Pak," tolak Sheyla.

"Tapi, Non, nanti basah kuyup," ujar Derman tidak enak.

Sheyla menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Ia menengadah menatap langit abu-abu dengan senyuman yang memperlihatkan jejeran giginya. Hujan adalah waktu favorit Sheyla, karena mengingatkan tetesan kenangan yang sangat ia rindukan. Jujur saja, jika Hexam dan Naha mengetahui Sheyla bermain hujan, Sheyla akan terkena marah dan hukuman.

Akan tetapi tidak untuk almarhum neneknya. Di saat ia kecil, neneknya memperkenalkannya dengan hujan. Berpuisi dan bernyanyi dibawah derasnya air.

Hanya Aku dan Hujan

Di setiap tetesanmu, berjuta rahmat
Di setiap nada rintikmu, melantunkan lagu
Di setiap mendungmu, ada lukisan kesedihan
Di setiap hawa dinginmu, menyejukkan hatiku

Aku menari riang di bawahmu
Tetesan air mata seperti tak kurasakan lagi
Berteriak lebih lantang bersama gemuruhmu
seperti bersama berbagi pilu

Kilatmu seperti hatiku
Tetesanmu seperti air mataku
Suara gunturmu seperti teriakanku

Hujan...
Terimakasih telah mau mendengar ceritaku
Terimakasih telah mau menjadi sahabatku
Terimakasih telah menyejukkan perasaanku

Sheyla masih mengingat setiap kata-kata puisi itu. Senyumannya semakin lebar.

Sheyla memasuki wilayah sekolah sambil berlari. Dirinya tidak peduli lagi dengan pakaiannya yang hampir basah. Para mata memasang ke arahnya. Ia membuka telapak tangannya, menggenangkan air di sana. Sebagian cowok menegurnya dari kejauhan, tetapi tidak ia dengarkan.

Belum puas bermain air hujan, tubuhnya sudah ditarik paksa oleh lengan kekar. Sheyla sempat berteriak kecil, tapi cowok itu menunjukkan telunjuk dekat bibirnya. Mereka berdua berada di belakang kelas sebelas.

"Apaan sih?!" pekik Sheyla kesal.

"Lo main hujan. Apa lo nggak takut nanti kena hukuman gara-gara seragam lo basah kuyup?!"

"Kagak! Gue aja nggak peduli dengan itu, kenapa lo yang peduli??"

Ankaa terdiam. Ia baru sadar kenapa ia harus peduli dengan Sheyla?

Nikah Yuk, Kaa! [OTW TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang