In the Living Room
*Mohon maaf dengan segala bentuk typo dalam cerita.
.
.
."Gila! Jadi kak Taeyong beneran selingkuh sama kak Davina? Anjir jahat banget dia jadi cowok," komentar mulut pedas Yeri ketika mendengar semua cerita perihal hubungan Zanna dan Taeyong.
"Udah sejak kapan, tuh?" tanyanya lagi. Sepertinya topik pembicaraan kali ini sangat menarik hingga membuat Yeri enggan untuk turun dari mobil Doyeon.
"Mending sekarang lo turun dulu deh ya. Ini kita udah sampe. Yang ada nanti seharian kita ngobrol di sini," sanggah Doyeon cepat. Yeri mengulum bibirnya dan bergegas untuk turun dari mobil.
Rabu pagi yang cerah menyambut hari baru untuk Zanna. Meskipun bukan akhir pekan, namun ketiga sahabatnya dengan setia dan lapang dada untuk menemaninya seharian ini demi menghilangkan penat yang bersarang di hati dan kepala. Maklum saja, kejadian kemarin yang melibatkan antara dirinya dan Taeyong cukup menguras tenaga si cantik gemini itu. Awalnya, baik Yeri, Doyeon, dan juga Naeun berencana untuk main dan menemani Zanna di rumahnya sekaligus untuk menginap tentunya. Namun dengan dalih ia ingin menikmati tiramisu kesukaannya, Zanna berhasil membuat ketiga kawannya menuju kedai kopi langganan. Jaraknya tidak cukup jauh, namun jika sedang sial dan mendapat giliran macet, perjalanan bisa memakan waktu hampir 2 jam lamanya.
"Lo mau apa?" tanya Yeri sambil meletakkan sling bag hitam barunya di atas meja.
"Gue americano aja," jawab Doyeon.
"Sama," timpal Naeun cepat.
Jawaban Doyeon dan Naeun dibalas dengan anggukan kepala Yeri yang segera berlalu menuju meja kasir. Di pagi menjelang siang ini kedai cukup ramai mengingat sudah memasuki jam istirahat kantor. Jadi cukup banyak pegawai dari perkantoran sekitar yang singgah dan melepas penat sejenak sambil berbincang ringan dengan sesama rekan kerja. Antrian pemesan pun cukup panjang. Zanna dan Yeri tidak serta merta langsung memesan karena masih ada 3 orang pelanggan lain di depan mereka yang sedang melihat papan daftar pesanan dan promo.
Sambil melihat beberapa daftar menu baru dan juga promo yang cukup memikat mata, kedua manik Zanna menangkap sesuatu yang sangat menarik untuk dipandang. Bukan menu baru yang berbau cokelat atau promo drastis nan menggiurkan. Ini lebih dari sekadar kue cokelat berbalut lumeran cokelat atau beli 1 gelas latte gratis 3 gelas big size latte. Ini menyangkut hidup dan masa depannya.
Sosok seorang pria dengan perawakan sangat dihapal Zanna di luar kepala tengah mengelus lembut surai merah burgundy seorang wanita yang juga sangat ia kenal baik proporsi badannya. Keduanya cukup akrab untuk disebut sebagai seorang rekan kerja. Mereka saling bergandeng tangan dan beberapa kali sang wanita menyandarkan kepalanya di atas bahu si pria yang masih terbungkus jaket jeans biru mudanya. Zanna menatap lekat kedua insan yang berdiri tidak jauh darinya. Mereka tertawa kecil ketika sedang memilih menu apa yang akan mereka santap bersama siang ini.
"Mbak, pesen duluan aja. Saya mau ke toilet soalnya."
Voila! Kesempatan emas bagi Zanna. Setelah berterima kasih pada seorang pria muda yang berbaris di depannya, Zanna kini berdiri tepat di belakang sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Kini dirinya selangkah semakin dekat dengan mereka berkat bantuan langit. Tiba-tiba hari terasa sangat indah untuk dinikmati.
"Sayang, kita mau coba cake baru ini?" tanya si wanita dengan suara manjanya. Mendengar suaranya saja sudah membuat Zanna hampir memuntahkan bubur ayam Mang Udin yang paling ia suka tadi pagi.
"Iya, beli aja kalo kamu suka," jawab si pria meleparkan senyuman mautnya.
Mendengar percakapan serta suara yang amat familiar di telinga, Yeri yang sedari tadi fokus dengan ponselnya menyenggol siku Zanna sambil menautkan alisnya curiga. Kepalanya sedikit ia gelengkan ke arah orang di depan mereka dengan maksud bertanya apakah kedua manusia di depannya adalah orang yang baru saja mereka bicarakan tadi di mobil. Zanna mengangguk sambil menunjukkan senyumnya. Yeri membalas raut wajah Zanna dengan raut wajah geram. Beruntung Zanna bisa dengan segera menahan gerak tangan Yeri yang hamlir menggenggam ikatan rambut kuda si wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the Living Room | Johnny Suh, Mark Lee, and Haechan Lee✔
FanficIn this room, we share our happiness, sadness, and even anger. Bermula dari perbincangan singkat di ruang keluarga, semua kisah serta perjuangan hidup Johnny dan keluarga terputar menjadi sebuah kenangan. A fanfiction by © fungxrlll, September 2020...