In the Living Room
.
.
.⚠️Trigger Warning⚠️
| Akan ada sedikit adegan kekerasan seksual dalam cerita ini. Untuk teman-teman pembaca yang kemungkinan ada trauma dengan hal tersebut, bisa skip part ini. Terima kasih|.
.Tinggal hanya berdua dengan sang mama membuat Zanna diharuskan memiliki kekuatan dan ketangguhan lebih. Bukan soal fisik saja yang diharuskan kuat, melainkan mental juga harus sama kuatnya. Meskipun sosok ayahnya masih ada. Tetapi keadaan memaksa Zanna harus terbiasa hidup menjadi wanita tangguh. Keadaan di masa lalu yang menimbulkan rasa trauma tersendiri bagi Zanna sedikit memberikan bekas yang cukup berbeda akan yang namanya sosok laki-laki. Walaupun kini sang ayah sedang berusaha untuk menebus kesahalahannya, namun Zanna belum bisa sepenuhnya pulih dari rasa traumanya.
Beruntung Zanna memiliki sosok ibu yang kuat baik fisik dan mentalnya. Banyak hal yang bisa Zanna pelajari dari sang mama berkat pengalaman menyakitkan mereka di masa lalu. Bagi mama Anna wanita sudah bukan saatnya lagi untuk berpangku tangan pada laki-laki secara terus menerus. Wanita harus kuat berdiri di atas kakinya sendiri. Menapaki dunia dengan kedua kaki yang ada meskipun banyak batu tajam yang menghadang. Begitu lah prinsip hidup yang kini dipegang kuat oleh mama Anna dan juga Zanna.
"Ma, aku mandi duluan, ya!" sahut Zanna yang baru keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju kamar mandi yang terletak di perbatasan ruang keluarga dan ruang makan.
Brak!
Pintu kamar mandi yang terbuat dari bahan plastik itu tiba-tiba jatuh. Zanna yang semula sudah siap dengan perlengkapan mandinya kini harus rela menundanya. Pintu kamar mandi yang menjadi satu-satunya penghalang ruangan kecil itu kini ambruk. Alhasil bukannya bersiap untuk mandi, Zanna berjalan menuju taman belakang guna melaporkan hal tersebut ke mama.
"Ma, pintu kamar mandi ambruk," katanya yang berdiri di depan pintu taman belakang. Mama Anna yang tadinya sedang fokus menyirami pohon bunga mataharinya langsung meletakkan selang air di tempat semula dan menuju kamar mandi yang dimaksud.
"Oh rusak lagi ya engselnya? Nanti mama telfon pak Asep deh biar benerin pintunya," kata mama Anna setelah mengecek keadaan pintu kamar mandi yang hampir terlepas semua.
"Terus aku gak mandi gitu?" tanya Anna.
"Jangan kayak orang susah, deh. Di kamar mama kan masih ada kamar mandi," celetuk mama Anna kesal. Zanna hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Sedikit cerita mengenai keadaan pintu kamar mandi bawah yang bisa rusak terjadi sejak awal kedatangan mama Anna ke rumah ini. Semua perabotan rumah masih bagus dan terkendali. Hanya saja memang kamar mandi bawah agak sedikit bermasalah. Saat tiba pun mama Anna sudah meminta tolong pada pak Asep si tukang langganan keluarga mama Anna untuk memperbaiki rumah jika ada sesuatu yang rusak. Namun karena material pintu kamar mandi yang dipesan mama Anna termasuk model custom, jadilah untuk sementara pintu kamar mandi itu diganti dengan material plastik. Entah saat memasang pintu tersebut pak Asep kurang teliti atau memang kualitas pintu yang kurang baik, jadilah kejadian pintu ambruk ini terjadi.
Setelah acara mandi selesai, Zanna kembali menghabiskan waktu di kamar. Mencoba mencari sebuah ide untuk menulis artikel dan laman blog pribadinya. Zanna ini merupakan gadis yang memiliki intelektualitas tinggi dalam hal tulis-menulis. Dia sudah beberapa kali diundang berbagai perusahaan digital untuk menuliskan sebuah artikel dan mendapat bayaran yang cukup tinggi. Bahkan beberapa waktu lalu ia sudah meneken kontrak dengan salah satu youtubers ternama tanah air untuk menjadi penulis skrip utama mereka. Sungguh fantastis, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
In the Living Room | Johnny Suh, Mark Lee, and Haechan Lee✔
Hayran KurguIn this room, we share our happiness, sadness, and even anger. Bermula dari perbincangan singkat di ruang keluarga, semua kisah serta perjuangan hidup Johnny dan keluarga terputar menjadi sebuah kenangan. A fanfiction by © fungxrlll, September 2020...