Nako's Day

122 11 1
                                    

Nako kembali berbaring di kasur yang sangat empuk yang pernah ia rasakan. Sambil menunggu Woozi membersihkan diri, Nako memilih memainkan ponselnya di atas ranjang.

"Main apa, sih?"

Lagi-lagi Nako tidak menyadari kalau pria itu sudah keluar dari kamar mandi. Akibat dari terlalu sibuk dengan game di ponsel.

"PUBG," jawabnya dengan santai.

Woozi yang mendengarnya langsung takjub dan mencoba untuk mengintip layar ponsel sang gadis. Pria itu berakhir dengan wajah menyebalkan sambil menatap Nako, "Dasar anak kecil, mainnya Cooking Mama," ledeknya saat tau gadisnya berbohong.

Nako membuang muka dan melanjutkan game-nya. Ia berusaha tidak peduli dengan apa yang dikatakan pria itu.

"Lebih cocok yang mana, hitam atau abu-abu?"

Tentu saja Nako mengabaikan pertanyaan itu. Ia sedang sedikit kesal dan game-nya kali ini lebih penting daripada pria itu. Dari sudut matanya Nako bisa melihat Woozi bertanya tentang hoodie yang akan dipakainya.

"Aku berbicara padamu, cantik," Woozi berjalan ke sebelah ranjang, berdiri tepat di samping gadisnya.

"Hmm... Abu-abu saja," Nako membuka suara tetapi masih fokus pada layar ponselnya.

"Kau bahkan tidak melihat pakaiannya, sayang."

Dua jari langsung Woozi menyentuh ujung ponsel Nako, "ponselmu aku sita, ya."

Nako mengakhiri permainannya seketika. Suara Woozi berubah menjadi menyeramkan. Sebenarnya ia tidak takut, hanya saja kalau ponselnya di sita, itu berarti ia tidak dapat bermain game lagi.

"Iya, maaf," Nako menundukkan kepalanya.

Di lain sisi, Woozi tertawa dalam hati. Suaranya yang berubah menjadi serius berhasil membuat gadisnya menatap dirinya. Tapi sepertinya ia malah membuat sang gadis takut.

"Aku hanya bercanda, sayang," Woozi akhirnya memeluk Nako karena tidak tega dengan ekspresi sedih sang gadis. "Maaf ya," lanjutnya.

Untung saja Nako cepat memaafkannya, kalau tidak, acara jalan-jalan mereka bisa tertunda lagi. Tapi tenang saja, hari ini mereka serius akan jalan-jalan ke sebuah tempat wisata kesukaan sang gadis. Disneyland.

---------------

Woozi cukup lelah mengimbangi langkah cepat sang gadis. Nako berlari menuju barisan paling depan untuk melihat parade tokoh-tokoh Disney. Kejadian ini persis seperti masa pacaran mereka.

Akhirnya Nako berhenti namun gadis itu sudah berada di baris paling depan dan sudah banyak orang di belakangnya. Woozi akhirnya menunggu di baris paling belakang, yang penting gadisnya masih dalam pandangannya.

Parade selesai beberapa menit kemudian, terlihat gadisnya menghampiri Woozi yang sedang duduk di kursi.

"Dapat bingkisan!" Nako memperlihatkan sebuah boneka yang di kemas cantik.

"Bando Mickey dan Minnie Mouse!" gadis itu menjerit senang saat membuka bingkisannya. Dengan riang bando tersebut langsung dipakainya.

"Oppa pakai juga!"

Karena tidak ingin membuat mood gadisnya berubah, Woozi mempersilahkan Nako untuk memakaikannya. Gadis itu langsung tertawa senang sambil bertepuk tangan.

"Aku sangat lapar. Kita beli makanan, ya?" Woozi memegang perutnya karena ia memang sangat kelaparan.

Nako mengangguk setuju dengan ajakan sang pria. Woozi langsung menggandeng tangan Nako dan mereka berjalan beriringan. Sesekali Woozi harus menghadapi kamera depan ponsel sang gadis yang mengarah kepadanya selama perjalanan.

Winter in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang