Woozi's Nightmare

125 12 0
                                    

Aku gak tau kalau kalian udah baca atau belum tapi part ini pernah gak sengaja ke publish padahal belum kelar.

Huhuhu jadinya buru-buru di unpublish karena aku panik, bukannya pencet save malah pencet publish *clumsy me duh*

Happy reading!

----------------------------

"Tidak dulu, ya. Jee Jee, kan, sedang batuk."

Nako menutup kembali lemari pendingin es krim yang dibuka Jihyung. Mereka sedang berada di mini market untuk membeli beberapa cemilan. Barusan ia melarang sang anak untuk membeli es krim karena Jihyung sedang batuk.

Manusia kecil berusia tiga tahun itu menunduk sedih. Nako yang melihatnya merasa gemas akan tetapi ia tidak ingin luluh karena hal itu.

Melihat sang ibu tidak merasa kasihan. Jihyung berjalan menuju pintu keluar dan menepuk-nepuk tangannya di kaca pintu. Pintunya memang harus dibuka manual sehingga anak itu tidak bisa menghampiri sang ayah yang berada di depan sana.

"Appa! Appa! Eung!" Jihyung menunjuk arah dimana ibunya berada dengan telunjuk mungilnya saat sang ayah memerhatikannya.

Woozi yang tadinya hanya ingin menunggu di mobil menjadi turun karena sang anak memanggilnya. Ia membaca dari gerakkan bibir anaknya saja tidak mendengar suaranya. Pria itu berjalan masuk ke dalam mini market dan langsung disambut sapaan antusias oleh anaknya.

Seperti yang diharapkan sang anak, Woozi masuk ke dalam mini market. Jihyung yang tau sang ayah ada sudah ada di dekatnya langsung menggenggam jemari sang ayah dan menuntunnya ke arah lemari pendingin es krim.

Nako yang memang masih berada di sana hanya memandangi Woozi sambil menggeleng pelan, "Dia sedang batuk."

Sedikit informasi, Woozi ini tipe ayah yang tidak bisa menolak permintaan anak. Pria itu selalu membelikan apa yang diinginkan Jihyung sehingga membuat Nako agak kewalahan untuk bernegosiasi dengan sang anak.

Tanpa menanggapi larangan dari sang gadis, Woozi langsung membawa tubuhnya menjadi sejajar dengan sang anak. "Habis makan es krim minum air putih yang banyak, ya? Lalu harus minum obat," ucapnya pada sang anak.

Jihyung mengangguk antusias.

"Janji, ya?"

"Iya, Appa," ucap Jihyung dengan nada bicaranya yang lucu.

Nako memandang Woozi dengan tatapan datarnya. Batuk tapi makan es krim lalu minum obat? Kapan sembuhnya kalau begitu! Kesal sekali ia hari ini.

------------

"Sayang, kau kenapa?"

Woozi duduk di sebelah Nako. Mereka sedang berada di kediaman orang tua Woozi, Busan. Sejak kejadian di mini market tadi, sang gadis jadi mediami dirinya.

"Aegi, Mama kenapa hum?"

Karena tidak mendapatkan respon dari sang istri, Woozi berinisiatif untuk mengajak sosok yang ada di dalam perut tersebut. Ia ingin mengelus perut gadisnya tetapi tangannya malah dipukul.

Baiklah, mereka tidak bisa seperti ini terus saat di sini.

Woozi menggendong Nako untuk menuju kamarnya.

"Astaga! Kenapa?" Ibu sang pria yang baru saja dari dapur terkejut melihat anaknya membopong tubuh istrinya.

"Tidak apa-apa. Aku titip Jee Jee dengan Eomma dulu," ucap Woozi kepada ibunya.

CKLEK

Pintu sudah di tutup, tak lupa ia menguncinya juga. Kali ini Woozi duduk di depan sang gadis.

Winter in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang