Many Things Happen In A Day

129 14 4
                                    

Ini sudah pagi, lima menit yang lalu Woozi dengan isengnya mengangkat tubuh Nako yang masih terlelap disebelahnya untuk berada di atas tubuhnya. Ia sejenak lupa bahwa gadis ini kemarin malam habis menangis hebat.

Ia kembali memerhatikan pipi sang gadis yang menempel di dadanya. Ekspresi wajahnya sangat lucu, bahkan tidak merasa tidurnya terganggu sama sekali.

Sesekali gadis itu mendusel di dadanya. Woozi terkekeh, bisa-bisanya gadis itu belum bangun juga. "Ayolah, sayang, aku sudah lapar tetapi sangat malas untuk memasak sendiri," ucapnya pelan sambil memainkan rambut sang gadis.

Sesekali pria itu mencubit pelan pipi yang menyembul itu dan hidung sang gadis. Woozi juga mencium berulang kali kepala sang gadis, tak lupa mengharumi rambutnya. Tak lama, Woozi dapat merasakan gadis yang ada di atas tubuhnya ini mulai terganggu dengan beberapa keisengannya.

"Oppa?" Nako mengerjapkan matanya dengan lucu, selanjutnya ia mengangkat kepalanya. Terbangun di dada sang pria seperti ini membuatnya bingung.

Woozi terkekeh mendengar nada suara, seperti meminta penjelasan terhadap apa yang terjadi dengan gadis itu sampai bisa tiba-tiba berada di pelukkannya.

"Kau tidur sangat nyenyak sampai berguling ke atas tubuhku," Woozi menahan tubuh Nako yang ingin turun dari sana.

"Bohong! Aku tidak separah itu ya kalau tidur!" kesal Nako yang tahu bahwa ia sedang dikelabui.

"Tapi kau menyukai posisi ini, kan?" Woozi mencolek dagu gadisnya.

Nako membuang muka dan langsung memaksa untuk turun dari dekapan sang pria. Akhirnya, ia berhasil melepaskan diri. Masih dengan berbaring di sisi ranjang yang tadinya kosong ia mengumpulkan nyawa.

"Sayang—"

"AKH!"

Nako menjerit saat pria itu menindihnya. Melihat tatapan sang pria sepertinya ia tahu apa yang terjadi dengan pria ini.

"Satu kali saja boleh, ya? Aku tersiksa sekali," ucap Woozi meminta izin. Ia bahkan sudah menciumi leher sampai pundak gadisnya.

Bisa dirasakan tubuh pria ini sangat panas, bukan karena sakit tapi karena letupan gairahnya. Nako menyentil dahi sang pria, "salah sendiri!"

"Iya, iya, maaf. Tapi ini benar-benar harus diselesaikan," Woozi menahan kedua tangan sang gadis pada sisi bantal yang dipakai. Membuat gadisnya terlihat pasrah akan dominasinya.

Nako merasakan sang pria sudah sangat siap dalam segala hal untuk menyerangnya. Untuk kesekian kalinya ia kalah jika menyangkut masalah penuntasan gairah.

"Suka?" goda Woozi ditengah gerakannya.

Nako susah payah membuka mata, "OPPA!" gadis itu meremas punggung sang pria tanpa penghalang kain karena kesal.

"Kau semakin cantik saja," Woozi mencium gemas pipinya.

"Diamlah, Lee Jihoon!"

----------------------

Siang ini Nako sudah berada di acara pernikahan sahabat suaminya, Lee Seokmin. Ia duduk di kursi undangan vvip bersama dengan yang lainnya.

"Nako-ya, lama tidak berjumpa!"

"Yena unnie!" sapa antusias Nako saat melihat wanita yang membawa seorang bayi di gendongannya duduk di sebelahnya.

"Aigoo, cepat sekali besarnya! Annyeong, Ho aegi!" Nako mengambil tangan bayi tersebut lalu memainkannya. Ia ikut tertawa saat sang bayi terkikik geli melihatnya.

"Dia semakin mirip dengan Soonyoung Oppa."

"Iya, kau benar. Bahkan mereka sekarang sering bersekutu untuk menjahiliku," Yena mengubah posisi sang anak agar duduk menghadap depan.

Winter in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang