2 - Angkringan, pinggir jalan

66 11 1
                                    

Suara kendaraan yang berlalu lalang dijalan sudah cukup membuatku kehilangan konsenterasi. Soal matematika yang rumit ini sangat menyulitkan hidupku. Aku rela belajar dan mengerjakan soal di angkringan pinggir jalan, demi Naa. Tapi percuma, tak ada soal yang ku mengerti sama sekali. Suara klakson, knalpot, hingga ocehan ibu ibu yang tidak sudi jika ditegur mengenai riting motornya yang masih menyala pun terdengar jelas di telingaku.

"Hhh," aku menghela napas.

'buk'

Buku paket dan buku latihan soal matematika kututup dengan kasar.
Naa menoleh kearahku.

"kenapa?" tanya Naa. Kemudian ia menjilati tangannya. Membiarkan sisa sisa sambal teri itu lenyap dari jari jemarinya.

"Tau" balasku singkat. Aku menyilangkan kedua tanganku. Bibir pun kumajukan sedikit, agar Naa tahu kalau suasana hatiku sedang tidak baik.

"nih, makan gorengan" naa malah menyodorkan sebuah bakwan kepadaku. Aku menggelemg cepat.

"Gamau" balasku.
Naa bangkit dari duduknya. Ia berdiri lalu berjalan ke arah Bu Sri, pemilik angkringan.

"Berapa bu totalnya?" Tanyanya ramah.
Bu Sri pun meyebutkan nominal uang yang harus Naa bayarkan. Hingga beberapa lembar uang diserahkan oleh Naa. Kepada Bu sri tentunya.
Aku hanya terbengong bengong melihatnya. Kukira Naa mati rasa, hingga tak peka atas perasaan sahabatnya. Namun lagi lagi aku salah.

"yok" ajak Naa.

Aku segera mengemasi barang barangku. Buku buku dan alat tulis kumasukkan ke dalam tas secepat mungkin. Tak peduli seberapa berantakannya kondisi tasku. Aku menggendong tas ranselku, kemudian bangkit dari bangku kayu angkringan dan berlari kecil menghampiri Naa.

"Yok" ucapku bersemangat.

"kemana?" Tanya Naa polos.

Sungguh,ku kira ia sudah tahu kemana tujuan selanjutnya setelah menemaninya makan siang di angkringan. Dan ya, aku salah lagi dalam menebak pola pikirnya.

" kee, perpustakaan kan? Ngerjain tugas matematika" jawabku.

"Oke, naik apa?"

"Bus kota?"

"Jalan aja, ga sampe 1 kilo kan dari sini"

Baiklah, Naa, kamu sudah cukup membuat diriku terombang ambing seperti ini. Aku salah lagi, kuharap ini terakhir kali untuk hari ini.

"Oh oke, yok jalan"

***

harus auto sabar yak sama Naa :3
terimakasih sudah membacaa❤️

SANDARANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang