"Dari mana aja?" tanya seseorang saat melihat teman sebangkunya, Lyon, duduk di kursi nya,
Brak!
Bukannya menjawab pertanyaan nya, Lyon malah membenturkan kepalanya di meja, lalu menghembuskan nafasnya dengan berat"Weh kenapa kau?" Pria bernama Christian itu kebingungkan,
"Tian, kau ingat mantan mantan ku?" Lyon menolehkan kepala menatap Tian, masih menidurkan kepalanya di meja.
"Hmm..Kenzo, Rafly, Ido..? Banyak." Tian menghitung dengan jari nya yg tentu saja sudah melewati hitungan jari
"Lalu kau ingat yg ku katakan begitu putus?"
"Mo jadi lonthe?" lalu seketika kepala Tian di geplak dengan buku yg entah bagaimana Lyon mengambilnya dengan cepat.
"Jan ngadi ngadi kalo ngomong." Lyon tersenyum kesal dan meremat buku nya.
"Astagfirullah, Lik, apa salah dan dosa ku sayank~" Lyon mau menggeplak nya lagi tapi meleset karena Tian langsung menghindar
"Canda, kau bilang ga mau pacaran lagi kan." Lyon mengangguk.
"Tapi aku baru saja berpacaran lagi, entah ini resmi atau tidak." Lyon kembali membenturkan kepalanya di meja.
Dan bukannya menenangkan, Tian malah terdiam, lalu sesaat berkata,
"Anjir serius mau jadi pakboi nih anak, mantan udah bengkak gitu masih mau nambah." Tian yg sebenernya udah biasa mendengar kabar seperti itu tidak akan kaget lagi
Bagaimana tidak, Lyon tidak pernah jomblo lebih dari 2 minggu, ga tau dah pake santet apa tuh anak.
Lyon mengacak rambutnya dan membenturkan kepala nya dengan sangat keras,
Kringgg
Bunyi bel petanda masuk sekolah berbunyi, semua murid kembali masuk kekelas dan memenuhi tempat yang tadinya senggangSementara itu di kelas lain
Vano menatap jam kelas dengan tidak sabaran, menunggu jam pulang benar benar membuatnya bosan, dia sesekali mendengus dan berharap bisa mempercepat waktu.
Dia masih senang karena berhasil mendapatkan seseorang yang dia suka sejak dulu, dan tentu saja dari jauh.
Tadi saat istirahat, entah bagaimana dia tiba" berpapasan dengan nya dan tidak sengaja menabrak nya,
Benar benar licik, dia mengambil kesempatan dalam kesempitan, hanya dengan 1 pertanyaan membuatnya berani mengajaknya menjadi pacarnya.
Mengingat kejadian tadi, Vano tersenyum kecil, membenarkan posisi duduk nya lalu menompang dagunya.
Beberapa gadis menyadari perubahan wajah Vano dan menahan jeritan, tentu saja Vano cukup populer di sekolah ini.
Vano termasuk golongan manusia irit senyum, dan hanya tersenyum pada org yang spesial baginya,
Jujur saja, Vano sedikit, ah tidak, sangat gila kalo bersama teman dekat nya, Nathan,
Bisa di bilang mereka berdua adalah tukang lawak saat tidak ada orang, saat di sekolah Vano menjaga image pendiam nya.
Begitu di luar? Meresahkan
Makanya Vano senang dengan kesepakatan nya dengan Ly, dengan begitu dia tidak perlu menjaga image nya di depan banyak org lagi.
"Dih edan kui, ket mau senyam senyum kek wong gilo." (dih aneh kamu, dari tadi senyum senyum kek orang gila)
Teman sebangku nya yg sedari tadi memperhatikan jadi merasa aneh
Vano menoleh dan menatap wajah orang yg mengatakan itu, wajah orang itu seperti jijik + mengejek
Vano reflek menendang kursi nya sampai terjatuh
Gubrak!
Bunyi keras kursi terjatuh terdengar di seluruh kelas, dan semua mata tertujuh pada sumber suara"Nathan? Ada apa, jangan berisik." kata guru yg sedang mengajar dan merasa terusik
"Ini bu, Nathan mainin kursi jadinya jatuh." Vano memprovokasi dan teman nya yg terjatuh tadi hanya cengo lalu cepat" membenarkan kursi nya
"Eh iya buk maap." Nathan menyengir sambil menggaruk tengkuknya
"Pft-" Vano dan Nathan menahan tawa karena kelakuan mereka sendiri
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Be mine?
Teen FictionSeseorang yang tidak di kenal tiba" meminta menjadi pasangan, bukankah itu aneh? Sebenarnya apa rencana nya, apakah dia hanya main main atau memang tulus? BxB, gayphobia di harap jangan baca, tapi mungkin bisa tolong vote awowkwkk