2

1.8K 217 23
                                    

Bel pulang sudah berbunyi 20 menit lalu, dan suasana sekolah sudah tidak seramai jam istirahat tadi, beberapa murid masih nongkrong di kantin, rooftop atau lain nya

Lain nya? Tentu saja Toilet

"Ah- eumh.." desahan kecil terdengar dari dalam sana, keadaan sekolah yg sepi membuat sang dominan merasa bebas melakukan apa saja.

Sang dominan terus mendesak lidahnya masuk ke mulut kecil yang manis itu, melumat bibir bawah nya dan menggigit nya membuat bibir itu bengkak.

Ciuman itu terlepas dan benang saliva terlihat, dominan memperhatikan bibir itu dengan senyum kecil, lalu mengecup nya singkat

"Mh..Vano, udah jangan di liat terus." Ly menutup bibirnya dan memalingkan wajah karena malu

Vano terkekeh pelan, lalu mengambil tangan Ly yg menutupi mulutnya itu dan mencium punggungnya, mengelusnya dengan sayang dan menatap Ly lembut.

Ly tidak bisa berpikir saat ini, dia benar benar terhanyut dalam pesona Vano dalam waktu singkat, walau masih belum bisa di bilang benar benar menyukai sosok yang baru di kenal nya itu.

Vano menggandeng tangan Ly, lalu tersenyum lagi

"Ayo pulang, biar ku antar," Vano berjalan keluar Toilet sedangkan Ly mengekor dari belakang masih dengan kedua tangan tertaut, terlihat seperti seekor singa di buntuti anak kucing.

Ly tidak bisa menyamakan langkah mereka karena kaki Vano yg panjang membuatnya melangkah lebih jauh, mau secepat apapun Ly mencoba menyamakan akan tetap tertinggal.

Ly mem-pout kan bibirnya kesal, dia tidak suka menjadi pendek di saat seperti ini, padahal di bandingkan teman teman nya yg lain dia yg paling tinggi.

Vano yg menyadari Ly tidak di sebelahnya menoleh ke belakang dan dengan sengaja berhenti tiba tiba, membuat Ly tanpa sengaja menabrak punggung Vano.

"Auw...ihhh kenapa berhenti tiba tibaa-!" ucap Ly kesal, dan hanya di balas tawa oleh Vano yang membuat Ly makin kesal.

Ly menggembungkan sebelah pipinya dengan tatapan marah. Vano yg menyadari itu malah gemas sendiri.

Vano mendekatkan wajah nya lalu mencium kedua pipi Ly yang gembul.

"Gemes deh, pengen ku ewe." Vano tersenyum tanpa dosa.

Ly membelalakkan matanya, dan tersenyum kesal.

"Gemes deh, pengen ku bunuh." balas Ly dengan senyuman manis yg di paksa, dia melepas tangan Vano lalu memegang tali ransel nya dan berjalan duluan.

"Weh nak kucing pundung." Vano yang tidak takut pada ancaman Ly tertawa dan mengikuti langkah kecil Ly.

'Gemes banget, beneran pen ku ewe.' Vano membayangkan lalu menyengir nakal.

Vano yang berada tepat di belakang Ly langsung memegang kedua bahu Ly dan menahan nya agar tidak bergerak. Vano mendekatkan bibir ke telinga Ly.

"Jangan jalan sendiri atau ku buat ga bisa jalan, hm?" Vano membisikkan dengan deep voise yang membuat Ly langsung merinding.

"H-hah..? Ga bisa j-jalan?" Ly merasa shock sekarang, dia perlahan menoleh menatap wajah Vano yg berada tepat di samping wajah nya.

Blush~!
Pipi Ly bersemu merah karena mengerti apa yang di maksud.

Ly mendorong Vano menjauh, "Nda-! Boong, nda bakal bisa, wleee-!" Ly memeletkan lidah nya dan segera berlari menuju keluar sekolah.

Vano yang melihat tingkah Ly pun tertawa, "Wah, nantangin nih? Wah beneran ga bisa jalan nih." Vano segera menyusul Ly

Dan Vano langsung berhasil menangkap Ly dalam sekali kejaran, Vano mengangkat badan Ly yg lebih kecil dari nya dan menaruh nya di bahu seperti membawa karung beras.

Ly memberontak, "AKHHH CURANGGGGG KENAPA KAMU HARUS LEBIH TINGGIII!!" teriak Ly sambil memukul" bahu Vano yang entah kenapa tidak berefek.

Bersambung...

Please, Be mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang