🍁 Day_7 🍁 [I see You]
Pair : Sukhoon
Dom! Hyunsuk
Sub! JihoonWarning : bxb, Yaoi, typo(s), baku, boyxboy, masih banyak kekurangan lainnya dari book ini.
| ●Note
| "Sukhoon" --> percakapan biasa
| "Sukhoon" --> percakapan bahasa isyarat
| 'Sukhoon' --> percakapan tanpa suara
| Sukhoon --> percakapan tertulis atau pesan
| Sukhoon --> catatan🍁🍁🍁🍁
🍂 Day 1
Aku berlari dengan begitu cepat sesekali jam tangan yang terpasang di lenganku, aku tengok untuk melihat pukul berapa sekarang dan sesekali juga pandangan mataku mengarah ke depan dimana tulisan Stasiun Myeongdong tidak jauh dari pandanganku. Tanganku membenarkan tas yang sedikit turun dari pundak dan kembali berlari untuk mengejar waktu agar tidak tertinggal kereta.
Tidak sampai lima belas menit akhirnya aku telah sampai di stasiun Myeongdong untuk menaiki kereta jurusan stasiun Seoul, setelah membeli tiket aku memasuki stasiun itu dan berdiri di platform dua beruntung kereta sampai pada Myeongdong pukul 17.25, jadi aku bisa mengistirahatkan tubuhku sejenak dan duduk di kursi yang tersedia disana sambil memerhatikan orang orang di sekitar stasiun.
Senja kini telah muncul menampilkan warna orange di sekitar stasiun yang nampak begitu indah, perlahan aku menarik sudut bibirku saat melihat warna senja itu. Pandanganku kini teralih dari senja menatap kembali sekitar stasiun dimana orang orang sibuk berlalu lalang dan menunggu kedatangan kereta tujuannya.
Kini mataku jatuh pada sosok pemuda yang tengah berlari dari arah pintu masuk sebelah barat untuk menaiki kereta di depanku yang sebentar lagi akan di berangkatkan. Tapi sepertinya usaha pemuda itu sia sia saat pintu kereta itu telah tertutup dengan rapat dan setelahnya kereta itu jalan meninggalkan stasiun Myeongdong bersamaan dengan sosok pemuda yang menatap sedih kepergian kereta tujuannya.
Aku berniat untuk menghampiri dirinya saat melihat sosok itu terduduk begitu saja sambil mengatur nafasnya, mungkin dirinya lelah karena mengejar kereta yang tidak sempat ia taiki tadi. Kepalaku menoleh ke kanan dan ke kiri saat tak ada orang yang berlalu lalang lagi aku memberanikan diriku untuk mendekat ke arahnya, tapi saat diriku tidak jauh darinya sosok pria berjas hitam dengan cepat mengambil tangan pemuda itu kasar dan menarik pemuda itu agar segera bangun.
Perlakuan pria itu mendapat perihatian dari orang orang di stasiun. Aku dengan cepat bertindak, menghampiri pemuda itu saat pria berjas hitam tengah menyeret pemuda itu untuk segera pergi bahkan satpam stasiun juga ikut terlibat untuk menyeret pemuda itu yang selalu berontak kala dirinya kembali di paksa untuk ikut bersama pria berjas hitam itu.
Kini semua mata sudah mengalihkan pandangannya pada sosok pemuda itu, mataku membulat saat pria berjas hitam itu menampar keras pipi pemuda itu yang kini tengah menangis. Aku mengepalkan tanganku ini namanya tindak kekerasan dan aku benci itu apalagi sosok pemuda itu terlihat begitu lemah di mataku, tanpa berfikir lagi aku mendekat ke arah pria itu, menarik kerah belakangnya lalu pukulan keras mengenai rahangnya aku berikan membuat pria tua itu terhuyung jatuh.
Kesempatan itu aku gunakan untuk menoleh ke belakang melihat kondisi pemuda itu yang kini tengah terduduk dengan kepala mendongak menatap wajahku. Tatapan mata kami berdua bertemu, aku bisa melihat mata itu berkaca kaca menatap lekat ke dalam mataku.
Aku juga bisa melihat luka lebam di sudut bibirnya, tapi tatapan kami terputus karena sebuah tarikan di tangannya untuk kembali di seret keluar kali ini ada sosok pria berjas putih yang membantu satpam stasiun menariknya untuk keluar, memaksa pemuda itu untuk mengikuti mereka. Aku menggeram dan baru juga kaki ku melangkah ingin mengejar pemuda itu sebuah tarikan pada pundak ku disusul dengan bogeman keras yang di layangkan pria tua tadi membuat diriku terhuyung sambil memegang rahangku yang kini berdenyut.
"Hei bocah, kau tidak tau apa apa jadi tolong diam, jangan ikut campur. Mengerti?! " geramnya kesal, setelah itu berlari mengejar sosok itu yang kini telah menghilang di balik pintu keluar stasiun.
Aku menghela nafas sambil kembali berdiri dengan benar, mataku masih menatap ke arah pintu keluar dimana pria tua itu masih memaksa pemuda itu untuk ikut dengannya.
"Dia gila dan memutuskan untuk kabur dari rumah sakit, makanya dia tidak mau saat di paksa untuk kembali ke rumah sakit. " ucap seseorang disebelahnya membuatku menoleh ke arah orang itu yang ternyata staff di stasiun.
"Kalau tidak tau apa apa kau tak perlu ikut campur. " ucapnya sambil menatapku dari atas ke bawah seperti meremehkanku, setelah itu pergi dari hadapanku.
Kepalan ditanganku kembali mengerat tak lupa gigi yang bergemelatuk, entah kenapa diriku tidak menyukai saat pria yang berstatus staff di stasiun itu bilang kalau sosok pemuda itu gila. Emosiku seketika menghilang saat mendengar informasi kereta tujuan Seoul telah tiba, tanpa menunggu lama aku berlari ke platfrom dua lalu tanpa berfikir panjang aku menaiki kereta tujuan Seoul sambil menyenderkan punggungku di dinding kereta dengan mata yang terpejam.
Hari ini terasa begitu cepat bahkan tenaga ku terkuras habis, saat pagi tadi aku menghabiskan waktu ku untuk berkutat dengan buku sampai sore tiba membuat waktu belajarku telah usai dan memutuskan untuk pulang menaiki kereta sampai aku bisa melihat sosok pemuda itu yang sampai sekarang aku bisa mengingatnya walaupun wajah itu samar samar tersimpan di memoriku.
🍁🍁🍁🍁
Hari ini, pertama kalinya aku bisa melihat sosok pemuda biasa yang entah kenapa aku merasa dirinya sedikit berbeda dari pemuda biasa lainnya, entah apa yang terjadi padanya. Aku tidak mengerti, tapi anehnya aku bisa merasakan apa yang ia rasakan saat tatapan kami berdua bertemu seperkian detik.
Tatapan itu seperti tatapan meminta pertolongan tapi tak bisa diungkapkan dengan kata kata.
◆ ◆ ◆
◆ ◆ ◆ ◆ ◆
◆ ◆ ◆
◆
-DAY 7-
🍁🍁🍁🍁
TBC.
Foto di mulmed merupakan tempat kejadian dicerita, cerita ini murni isi dari kehaluanku tentang sukhoon^^
Maaf jika ada typo, atau kesalahan dalam menulis cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day_7 || SUKHOON ✔️
FanfictionDay_7 [END] 🍁 EYD Masih Berantakan 🍁 Sinopsis : Musim gugur kali ini, aku bertemu seorang pemuda tuna rungu di sebuah stasiun tepatnya Saat senja itu muncul. Aku pikir pertemuan itu hanya sekali, ternyata Tuhan seperti tengah mempersatukan kita b...