Sorry

645 126 22
                                    

🍁 Day_7 🍁 [Sorry]

Pair : Sukhoon.
Dom! Hyunsuk
Sub! Jihoon

Warning : romance, angst, bxb, Yaoi, typo(s), baku, boyxboy, dsb.

| ●Note
| "Sukhoon" --> percakapan biasa
| "Sukhoon" --> percakapan bahasa isyarat dan melalui telepon
| 'Sukhoon' --> percakapan tanpa suara
| Sukhoon --> percakapan tertulis atau pesan
| Sukhoon --> catatan

🍁🍁🍁🍁

🍂 Day 6

Setelah mendengar semua cerita dari Jihoon kemarin membuatku langsung bergerak merencankan sesuatu untuk membawa Jihoon pergi dari rumah sakit jiwa ini. Sungguh bukan Jihoon yang gila disini tapi Tuan Park lah yang gila disini, pria itu tidak segan segan membunuh istrinya sendiri bahkan pita suara Jihoon selaku anak kandungnya di hilangkan oleh pria tua itu.

Entah maksudnya apa? aku tidak mengerti, pria yang sedari tadi aku bicarakan adalah pria tua yang kemarin aku pukuli di stasiun ternyata itu ayah dari sosok pemuda manis yang aku cintai Park Jihoon.

Ya, aku mencintainya.

Dan aku sadar itu, ketika dadaku berdegup dengan kencang aku sadar bahwa aku mencintai sosok cantik itu.

_____________________
Back on the topic
_____________________

Kejadian kemarin juga membuatku tau nama marga Jihoon dari suara teriakan sang ayah. Semalam karena terlalu panik aku dengan cepat melompat keluar, bukan turun ke bawah hanya bersembunyi di samping jendela ruangan Jihoon dan mendengarkan semua omongan kasar yang keluar dari mulut pria itu, ingin sekali aku keluar dari persembunyian dan membantu Jihoon disana yang terus menerus di katai anak tidak waras, anak tidak normal, dan terakhir gila oleh ayahnya sendiri.

Bahkan seorang suster dengan mudahnya menyuntikkan obat penenang tepat di lengan pemuda manis itu.

Heii!! Jihoon tidak gila, Ingat?!!

Batinku menjerit seperti itu, ingin sekali aku berteriak di depan pria tua itu dan beberapa perawat yang mengurus Jihoon disana. Tapi semua emosi ku tahan karena aku sudah mempunyai rencana lain untuk membalas perbuatan pria tua itu.

Kini aku kembali melangkahkan kaki ku di sekitar kolidor rumah sakit lantai tiga tepat dimana ruangan Jihoon berada, tidak menunggu lama aku langsung membuka pintu bernomor 70 itu dan mendapati Jihoon tengah duduk sambil memakan buahnya. Jihoon yang melihat kedatangan ku yang tengah duduk di atas ranjangnya menyodorkan satu potongan buah apel tepat ke arah mulutku yang langsung aku buka.

"Kita pergi sekarang, " ajakku sambil mengunyah apel yang berada di dalam mulutku. Jihoon meletakkan piring berisi buah itu di meja nakas dan setelahnya membalas ucapanku dengan bahasa isyaratnya.

"Kau sudah punya rencana? " tanyanya menatap ragu ke arahku.

Aku tersenyum tipis dan mengelus pipinya lembut yang terdapat lebam sedikit ketara disana, "sudah. Kau tenang saja, "

Tanganku mengambil tangan Jihoon yang masih di rantai itu dengan seluruh tenaga aku menarik rantai itu hingga terputus menyisakan borgol di masing masing lengan pemuda itu membuat Jihoon membulatkan matanya menatap takjud padaku walaupun di tangan Jihoon masih terdapat borgolan yang melingkar disanaa tapi tak apa setidaknya tangan Jihoon bisa bebas terlebih dahulu.

Aku juga melakukan hal yang sama di tangan sebelah kanan Jihoon membuat kedua tangan itu terlepas dari rantai yang terhubung ke besi ranjang disana.

Setelah itu aku berjongkok di depannya membuat Jihoon mengerutkan keningnya bingung dengan perlakuanku sekarang, kepalaku menoleh ke belakang dan terkekeh saat melihat wajah bingung pemuda manis di belakangku yang sialnya nampak begitu lucu di mataku.

Day_7 || SUKHOON ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang