Assalamualaikum,
"Harris!" Sang empu yang merasa di panggil, langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Eh, Lo udah lesai?" Tanya Harris kepada Adel. Yap, orang itu adalah Adel. Tak ada jawaban dari Adel, Adel setia melirik ke orang di samping Harris.
"Eh, kok kamu ada di sini? Kamu ngapain? Ikutin Adel, yah?" Tuduh Adel kepada Sam.
"Ikutin Lo? Ga guna gue ikutin cewek resek kayak lo. Mending gue itungin bulu sapi, ketimbang ikutin Lo." Ucap Sam ngasal.
"Tunggu-tunggu, kalian udah pada kenal?" Tanya Harris yang di anggukan oleh Aries.
"Ini cewek resek yang gue bilangin sama kalian tadi. Udah salah, ngotot lagi." Semprot Sam.
"Ooo, jadi ini ceweknya? Tapi tadi Lo bilang ada 3, ini kok cuman satu?" Tanya Aries.
"Ya Allah Adel!! Kamu mau nya apa, sih?" Teriak Lugy yang baru saja datang beriringan dengan Fira.
"Belum juga lesai ngomong nya, udah pergi-pergi aja. Ntar kesesat nangis-nangis lagi." Loteh Fira.
"Hehe Maaf Ugy, kan tadi Adel mau permen. Tapi kalian ga mau temenin, ya udah Adel minta temenin sama Harris aja." Ucap Adel sambil membuka bungkus permennya.
"Ya ga gini juga. Eh," ucapan Fira terpotong karna melihat orang yang sangat di kagum-kagumi nya.
"Apa?! Kaget gue ada di sini? Mau tuduh gue ikutin kalian, juga?" Tanya Sam cuek.
"Dih, su'uzhon aja lu bambang!" Semprot Aries.
"Bodo,"
"Kok gue tambah bingung, yah? Gini aja deh, kita duduk dulu di kafe depan. Biar enak ceritanya, dari pada di tengah jalan kek gini. Yang ada, malah di semprot sama orang, lagi." ucap Harris.
"K-kafe? Ugy ga ikut, yah."
"Fira juga, kita mau pulang aja."
"Lah napa? kita baru aja kenalan, tapi kok kalian ga mau. Ayolah, ikut aja ... Ntar nih CEO muda yang bayar." Ucap Aries menatap Sam dan Harris.
"Lah, Napa jadi gue? Lo aja lah, Ris," ucap Sam.
"Oke," Mereka langsung pergi menuju kafe yang terdekat, dengan Adel yang selalu memperhatikan mimik wajah Harris, tak jauh berbeda dengan Fira. Yang selalu memperhatikan Sam.
Sedangkan Lugy hanya menunduk, setia memperhatikan langkahnya. Entah apa yang tertarik dari itu.
***
"Ooo, trus kenapa kalian ga kerja di tempat kita aja. Banyak lowongan pekerjaan, dari pada harus tahan malu di tolak sebanyak 273 kali. Dih, kalau gue mah. Udah putus asa, mending rebahan di rumah." Ucap Aries meminum minuman nya.
"Itu mah mau nya lo! Ga guna idup Lo kalau cuman buat rebahan. Ga kasian sama tuh badan, udah kek tiang listrik." Ucap Sam asal.
"Lah, Napa jadi ke badan?Seharusnya makin melar dong, kan kerjaan nya cuman rebahan doang." Tanya Harris bingung dengan ucapan Sam.
"Eh, bener juga. Eh, tapi bodo lah, mulut-mulut gue, ya terserah gue mau ngomong apa." Ucap Sam bodo amat.
"Dih, makanya kalau mau nimbrung Jan asal semprot. Pikir dulu kek, trus apa guna otak di kepala Lo?! " Ketus Aries.
"Bodo,"
"Ini kita cuman jadi pendengar kalian doang, ya? Ini udah jam 11," Ucap Fira yang sedari tadi merasa bosan.
"Ya makanya nimbrung," tutur Aries.
"Ya mau nimbrung gimana? Kalian aja sibuk sendiri." Ucap Adel sambil mengaduk-aduk minuman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintikan harapan [ON GOING]
Teen FictionPart acak, maaf. Karna wattpad error ~SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU, YAH. BIAR GA KETINGGALAN BERITA~ {TYPO BERTEBARAN} Makasih udah mampir di cerita random ini, ga jelas, bobrok lah pokoknya kek aku Ketika harapan dan keinginan...