🍁[TUJUH]🍁

28 4 0
                                    

Assalamualaikum

🍁🍁🍁

Jam menunjukan pukul 21.00 lugy, Adel dan Fira masih setia duduk menikmati makanan nya.

"Kak Ugy, jadi ga vc Ama Ara?" Tanya Adel tiba-tiba.

"Oh iya lupa, ayok. Tunggu bentar,"

Dengan segera Lugy meraih ponselnya yang terletak di atas meja kecil. Tanpa berfikir panjang, Lugy langsung memanggil nomor Itha.

"Assalamualaikum," salam Lugy, Adel dan Fira.

"Waalaikumsalam, udah sampai dek?" Tanya Itha di seberang sana.

"Udah mbak,"

"Ouh,"

"Allo mbak Itha," sapa Adel.

"Eh, ada kamu Del. Fira juga ada. Wah rame, yah." Ucap Itha.

"Iya dong mbak,"

"Si Ara ke mana mbak?" Tanya Lugy.

"Ga tau lah, dek. Pusing mbak mikirin dia," ucap Itha di seberang sana menghela nafas panjang.

"Ara mana mbak? Adel yang gemes ini pen ketemu,"

"Bunda!" Teriak Adel di sela-sela pembicaraan Itha.

"Nah, baru di bilangin langsung nongol."

"Ara!" Teriak Adel dan Fira histeris,

"Eh, ada kakak-kakak jomblo. Haloooo babu-babu nya Ara!"

"Babu mata mu!"

"Sumpah ya, Ara bikin kesel. Emang Ara tau arti jomblo itu apa?" Tanya Lugy.

"Tau dong teh,"

"Apa coba, sini biar teh Adel Ama teh Fira yang denger."

"Jomblo itu kata ayah, orang-orang ga laku. Kayak teteh-teteh semua." Ucap Ara.

"Liat kan? Gimana mbak ga pusing ladenin si Ara." Keluh Itha

"Heh Ara! Sapa bilang teh Ugy ga laku?"

"Nah bener, kecil-kecil tapi kelakuannya bikin naik darah mulu."

"Ara kapan ke sini? Rasa nya teh Fira pen cekek kamu deh,"

"Ih, bodolah. Ara mau ke tempat ayah. Babay kakak-kakak sarap!" Teriak Ara dan langsung pergi.

"Dada anak setan!"

"Gimana? Ada yang mau beli si Ara ga? mbak ga masalah, silahkan ambil aja. Mbak ikhlas lahir batin," ucap Itha.

"Yang sabar, mbak. Si Ara Memang ga ada akhlak, sama kek bundanya,"

"Ga ada yang mau anak kek si Ara, mbak."

"Ya udah mbak, Ugy tutup dulu. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Tut

Itha langsung mematikan sambungan telefon nya, dan berlari menuju lantai bawah. Itha mendudukkan bokongnya di sebelah Adam.

"Heh, bunda ngapain ke sini?" Tanya Adel polos.

"Ya mau nonton lah, emang ga boleh?" Tanya Itha ketus

"Ya ga bole lah, Ara mau nonton sama ayah berduaan. Ga mau sama bunda, mending bunda ke kamar lagi aja," ucap Ara, berhasil membuat Itha angkat tangan.

"Enak aja, ayah itu punya bunda. Ara yang harus nya pergi, kan Ara ngakunya anak pungut. Ya Ara lah yang harus pergi." Jelas Itha.

"Iya sih, tapi emang bunda tega suruh anak kecil usia dini kek Ara di usir? Lagian bunda ga ada akhlak sih, anak cantik nan imut ini di suruh pergi." Ucap Ara.

Rintikan harapan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang