Assalamualaikum
Next
"Duh, gimana nih? Mana pager udah di kunci lagi." Tanya Harris pada dirinya sendiri.
"Ya Allah ... Tolongin Harris ya Allah, Harris ga mau kena pukul panci pink punya bunda ya Allah," doa Harris menadah kan tangannya.
"Mending si Morris gue tarok di sini dulu lah, gue naik pohon ini aja. Kan langsung nongol di balkon," ucap Harris sendiri.
"Eh, tapi tunggu. Gue kok bodoh banget sih, itu kan balkon Adek gue, jadi gue harus gimana?" Tanya Harris.
"Bodoh lah, gue manjat aja dulu. Ntar kalau udah di atas baru pikirin ke lanjutannya," ucap Harris dan mulai memanjat pohon mangga itu, layaknya seekor monyet.
Morris adalah singkatan dari motor Harris, alay banget yah? Gpp deh, cuman si Harris doang yang tau. Kalau orang-orang pada tau, mau Tarok di mana muka nya yang ganteng ini? Saking gantengnya mirip pantat kuali.
"Huh! Akhirnya sampai juga. Sekarang tahap ke dua, membuka perlahan-lahan pintu balkon Adek gue, moga-moga ga di kunci, amiin!" Doa Harris.
Ceklek
"Alhamdulillah, ga di kunci. Terima kasih ya Allah, atas kemudahan yang telah engkau tetap kan kepada hamba yang taat ini," ucap Harris membatin.
Harris berjalan perlahan-lahan. Sampai tak menyadari kehadiran satu kantong kresek di sela-sela langkahnya.
Srekkk
"Eekhg ... Siapa sih?" Tanya Ghea terduduk dari tidurnya. Ghea mengusap kedua matanya dan belum menyadari kehadiran Harris.
"Dih, mampus lah gue? harus gimana sekarang? Mana telinga adek gue peka banget lagi, cuman bunyi kantong aja langsung nyambar." Ucap Harris membatin.
"Loh, Lo ngapain di kamar gue bang?" Tanya Ghea dengan suara seraknya.
"Eh, adek Abang bangun ... tayang tayang tayang," ucap Harris mengalihkan perhatian dan berjalan cepat menuju Ghea.
"Di jijik! Lo ngapain di kamar gue Bambang!!" Tanya Ghea lagi.
"Lo jangan bilang bunda, atau pun ayah." Ancam Harris. Ghea yang paham hanya mengangguk patuh.
"Gue telat pulang huwa ... Gue harus gimana? Tadi gue ketiduran di kantor, makanya gue baru pulang." Ucap Harris memeluk Ghea.
"Terus kenapa Lo ada di kamar gue?" Tanya Ghea.
"Gini nih, gue kan telat pulang, mana pager udah di tutup. Jadi mau ga mau gue harus manjat pohon di dekat balkon Lo itu, dan ini lah akhirnya." Jelas Harris.
"Mana si Morris Ketinggalan di luar lagi. Ntar masuk angin gimana dek?" Tanya Harris manja.
"Lo kira orang?! Ya ga lah, ada-ada aja otak nya." Ketus Ghea.
"Ya udah, mending Lo ke kamar Lo sana gih, gue mau lanjut tidur. Bocan gue ke ganggu gegara orang gila kek Lo," ucap Ghea membaringkan tubuhnya.
"Gue mau tidur di sini aja lah dek, males gue ke kamar, mana jauh lagi." Ucap Harris.
"Mata mu! Kamar satu langkah dari kamar Gue jauh dari mana nya?" Ketus Ghea membelakangi Harris.
"Bodo, gue mau tidur di sini juga." Ucap Harris dan langsung membaringkan tubuhnya di sebelah Ghea.
Dengan cepat Harris memeluk Ghea dari belakang dan menyembunyikan kepalanya di keruk leher Ghea.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintikan harapan [ON GOING]
Teen FictionPart acak, maaf. Karna wattpad error ~SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU, YAH. BIAR GA KETINGGALAN BERITA~ {TYPO BERTEBARAN} Makasih udah mampir di cerita random ini, ga jelas, bobrok lah pokoknya kek aku Ketika harapan dan keinginan...