BAGIAN 4 - MASA KINI

6 2 0
                                    

Rabu, 20 Januari 2021
20.25 WIB

AUTHOR PoV

12 JUNE 2021, APARTEMEN SEOUL CITY

“ahh… segar sekali” ucap Jimin sembari merebahkan dirinya keatas kasur Kingsize apartemen yang dibelinya 1 tahun yang lalu

Tanpa niat untuk mengganti bathrobenya dengan baju yang lebih nyaman, Jimin menutup matanya dan memilih untuk menyapa dunia mimpinya lebih dulu

Berbeda dengan Jimin yang sudah terhanyut bersama dengan mimpinya, Yeonguk dengan semua pikiran yang berkecamuk didalam otaknya, mendudukan dirinya dibalkon apartemen, membiarkan dirinya diterpa angin malam yang dingin

Kini, penampilannya sudah jauh berbeda. Rambutnya yang panjang sudah dipotong menjadi seperti rambut kebanyakan lelaki korea pada umumnya, baju kerajaannya sudah berubah menjadi baju kaos hitam polos dengan celana boxer yang sangat pas dengan tubuhnya yang sedikit berotot

Bibirnya tertarik, membuat sebuah senyuman menawan terbingkai dibibir merahnya, matanya yang biru sangat serasih dengan kulitnya yang pucat dan rambutnya yang putih, tidak ada niat untuk merubah warnanya.

Setidaknya inilah yang masih bisa membawanya kemasa lalu jika melihat dirinya didepan cermin. Setelah dia tinggal didunia yang baru ini selama 1 tahun bersama seseorang yang saat ini sedang tertidur dikasurnya. Dirinya berubah, dan dia menyadari itu

“begitu banyak perubahan yang aku alami didunia yang baru ini, begitu banyak pula perubahan dunia ini yang sudah aku lewatkan dari 2000 tahun yang lalu. Nuna… aku merindukanmu.” Begitulah kira-kira kalimat yang selalu diucapkan oleh Yeonguk.

Kalimat yang selalu diucapkannya 1 tahun belakangan, seperti lagu penghantar tidur yang tak bisa dia lewatkan

Sosok Minji yang ada didunianya yang dulu, sosok Minji yang berada di 2000 tahun yang lalu, sosok Minji yang membantunya membalut luka pada 2000 tahun yang lalu.

Dia merindukannya, merindukan sosok Nuna hebatnya, merindukan seseorang yang bisa mengajarkannya arti kebersamaan, merindukan seseorang yang selalu ia tunggu.

Merindukan perasaan menanti dan menunggu untuk seseorang yang ia tau pasti akan datang, merindukan perasaan euphoria saat seseorang itu berlari kearahnya dan memeluknya erat.

Yeonguk menunduk, lagi-lagi buliran-buliran kecil itu turun dan menetes, mengalir membasahi pipinya.

Kerinduan itu membuatnya lemah, kerinduan itu membuatnya tak bisa melakukan apapun, kerinduan itu membuatnya menjadi seseorang yang bodoh.

“aku membenci diriku saat aku berada di titik terlemah didalam hidupku. Namun saat ini, kelemahan ini… aku menikmatinya” ucapnya sembari menghapus airmatanya dengan senyuman yang kembali timbul dibibir tipisnya

Dengan perlahan, Yeonguk menutup pintu balkon lalu berdiri disamping tempat tidurnya, memperhatikan Jimin yang tertidur dengan bathrobenya yang sudah tersingkap dibagian paha

Yeonguk menghela nafas kasar, bagaimana bisa Jimin dengan nyaman tidur seperti itu?  Dengan dada dan paha yang terekspose dengan kurang ajarnya.

Dengan malas, Yeonguk memperbaiki posisi bathrobe itu agar menutupi bagian yang seharusnya tertutupi dan memperbaiki posisi tidur Jimin serta menyelimutinya dengan nyaman

“selamat malam manusia cerewet” gumam Yeonguk yang berhasil menorehkan tawa geli dari dirinya sendiri

Kau memang cerewet sekali, berbeda dengan Minji, walaupun dari parasmu kau begitu mirip yah hanya karena kau dan dirinya berbeda kelamin, namun kalian tetaplah berbeda. Sangat berbeda ucapnya didalam hati

Setelah puas memandangi wajah Jimin yang pulas tertidur, Yeonguk berjalan meninggalkan kamar tersebut dan tidur dikamarnya sendiri.

Ya, mereka berdua berada didalam 1 apartemen namun berbeda kamar, itu kesepakatan yang mereka buat 1 tahun yang lalu.

“kau boleh tinggal disini tapi dengan beberapa syarat! NONONO! Jangan memotong pembicaraanku tuan purba!.

Yang pertama, tidak ada yang boleh tidur didalam 1 ruangan yang sama selama didalam apartemen, kecuali jika hujan petir, kau boleh tidur dikamarku karena aku takut petir, JANGAN TERTAWA!. Baiklah,

yang kedua, tidak ada yang boleh menyentuh satu sama lain, baik itu memeluk atau bahkan lebih!.

Yang ketiga, dilarang memasuki kamar yang lainnya tanpa izin! Aku harap kau juga bisa menghargai privasi ku ok? Aku juga tidak akan masuk kekamarmu tanpa izin.

Yang keempat, tidak ada yang boleh ikut campur urusan yang lainnya, lagi-lagi ini masalah privasi, kecuali jika pada saat itu memang berniat untuk berbagi keluh kesah.

Dan yang terakhir… dilarang jatuh cinta. Aku tau jika kita sesama lelaki, jadi… tidak sulitkan untuk syarat yang terakhir? Oke baiklah, kau boleh tidur sekarang” saat itu…. Setelah mengatakan peraturan itu, Jimin menutup pintu kamar Yeonguk dan pergi kekamarnya untuk tidur

Jika mengingat kejadian itu, Yeonguk tertawa pelan “tidak boleh jatuh cinta, ya?” gumamnya sembari menghempaskan tubuhnya keatas kasur

“itu mungkin mudah untukmu… tapi bagaimana dengan diriku?” Tanya nya entah dengan siapa

Yeonguk memperhatikan langit-langit kamarnya dengan seksama “bahkan ketika aku sudah jatuh cinta kepadamu disaat pertama kali kau menatapku, bagaimana bisa ada larangan untuk jatuh cinta disini?” Tanya nya lagi

“mudah bagimu Han Jimin. Tapi sulit bagiku…”
Setelah bermonolog sendiri, Yeonguk menggeleng pelan lalu memilih untuk menyusul Jimin kealam mimpinya.

Selamat malam.

________

Oke... Ini adalah penghujung cerita, mungkin bakal lama setelah ini baru aku update lagi, selain dikarenakan kehidupanku yang sekolah di asrama, jadi agak susah buat update. Dan juga karena laptop yang lagi rusak, emang kayaknya semesta lagi gak dukung aku buat lanjut nulis :')  mungkin emang disuruh fokus belajar dulu. Thanks for you all!  Have a nice day!!

G

ood night!!

THE COLD KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang