Malam Menegangkan

4.5K 93 16
                                    

.

Tanganku gemetar saat pria di depanku menarik paksa dan membawaku ke atas ranjang. Wajahnya yang tadi terlihat manis, kini seperti seekor singa yang kelaparan.

"Om mau apa?" tanyaku sambil bergerak mundur.

"Kamu masih tanya aku mau apa? Sudah pasti dan sudah jelas aku mau tubuh kamu, Sayang."

Ucapannya membuatku bergidik ngeri. Aku melempar bantal dan apa saja yang ada di sekitarku. Sambil terus berontak ketika kedua tangan kekar itu mencengkeram erat.

"Diam! Kamu sudah kubayar mahal untuk satu bulan." Pria di depanku memegang daguku hingga kami saling bersitatap.

Dadaku berdebar hebat, rasanya aku ingin keluar dari kamar ini. Seandainya saja aku tahu kalau Ayah akan membawaku pada laki-laki hidung belang ini, aku tidak akan pernah mau untuk dibelikan pakaian bagus hasil dari tubuhku sendiri.

"Saya nggak mau!" teriakku berusaha untuk lepas dari genggamannya.

Kutendang dia sampai terjungkal ke bawah. Aku beringsut dari ranjang dan berlari ke arah pintu. Sayangnya, tubuhku yang lemah tak mampu menangkis tangannya saat menarikku lagi dan melemparku ke atas ranjang.

Tubuh ini rasanya sakit semua, pakaianku sudah tam keruan, rambutku pun pasti sangat berantakan saat ini.

"Arletta. Jangan melawan! Kalau kamu mau selamat keluar dari sini!" ancamnya.

"Om, saya mohon, jangan sakiti saya, Om. Saya masih ingin membahagiakan orang tua saya. Saya masih ingin meraih cita-cita saya. Saya nggak mau masa depan saya terenggut." Aku memohon dengan air mata yang sudah tak mampu kubendung lagi.

Pria di depanku malah tersenyum miring. Entah apa yang dia pikirkan saat ini. Hingga aku melihatnya melepas kancing kemeja satu persatu, lalu melempar kemeja itu ke sofa.

Danjou mendekatiku lagi, "Malam ini kamu milikku, Arletta," ucapnya lirih sambil memaksaku untuk menerima ciuman darinya.

Rasanya bibir ini sakit, dia tidak mencium melainkan menggigit dengan brutal. Aku tak berdaya, ia berhasil melucuti pakaianku.

Tiba-tiba saja suara dering ponsel terdengar begitu kencang. Dengan napas tersengal Danjou bangkit dan menerima panggilan itu. Wajahnya berubah kesal, sorot matanya berkilat seperti memendam amarah.

Mungkin ini saatnya aku kembali memakai pakaian, dan mungkin ini kesempatanku untuk pergi.

"Sial!" umpatnya sambil meremas ponsel di tangan.

"Rapikan pakaianmu, ikut aku!" ucapnya sambil kembali memakai kemeja yang tadi ia tanggalkan.

...

Aku sudah berada di dalam sebuah mobil berwarna hitam. Kalau dilihat mobil ini bukan mobil yang biasa aku tumpangi kalau ada acara di rumah. Mobil ini terlihat mewah, interior di dalamnya  berbeda, tempat duduknya juga luas.

Aku duduk di samping sopir Danjou. Sementara pria itu sejak tadi sibuk berbicara di telepon.

Sopir di sebelahku sejak tadi tampak memerhatikan pakaianku, karena risih aku menarik ujung rok hingga ke lutut. Berusaha menutupi bagian bawah yang terbuka.

"Punya mata dijaga!" kataku kesal.

Pria di sebelahku tersenyum kecil dan menggeleng. Dia bahkan sama sekali tak berbicara, kalau begini rasanya aku ingin kabur saja.

Sampai akhirnya kami tiba di depan sebuah apartemen mewah. Saat aku hendak melepas sitbelt, pria muda di sebelahku menarik tanganku. "Jangan turun!"

Entah mengapa aku menurut, mengikuti ucapannya. Lalu ia beranjak dan membukakan pintu untuk Danjou.

AKU DIJUAL AYAHKU 500JUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang