"Morning." Satu sapaan yang didapatkan oleh Kinanthi ketika membuka mata.Kedua mata Kinanthi mengerjap sambil menunggu beberapa saat untuk menangkap fokus dengan jelas. Pemandangan pertama yang ditangkap oleh netra Kinanthi adalah seorang pria dengan kaus hitam dan celana ripped jeans membungkus tubuh sedang berdiri dengan satu nampan berisi sarapan. Ia mengernyitkan dahi dan terbelalak ketika melihat wajah Aslan sedang menyunggingkan senyuman kepadanya.
Kinanthi mengucek matanya pelan untuk memastikan jika tidak salah lihat. Ia mengamati keadaan sekeliling yang tampak asing. Interior di kamar itu sangat berbeda dengan kamar Kinanthi yang memiliki sentuhan mauve–warna favoritnya.
Ia mengubah posisi menjadi telentang dan menatap langit-langit kamar. Bagaimana bisa wajah Aslan mampir menyambutnya di pagi hari? Kinanthi mengakui jika paras pria itu boleh juga. Tapi mengapa harus terbayang wajah Aslan di pagi hari?
"Ash, sepertinya aku kecapekan," gumam Kinanthi lirih. Ia sesekali memijat kepalanya karena rasa berat yang masih terasa. Kinanthi masih ingat jika semalam meneguk beberapa sloki minuman keras sebab melihat percumbuan Daniel dan Sheilla.
"Aku udah siapin sarapan buat kamu. Aku nggak tahu kamu suka sarapan apa, jadi aku bawa beberapa pilihan. Ada roti bakar, nasi goreng, jus, dan sereal. Kamu bisa pilih."
Mendengar suara asing itu, Kinanthi lantas mengangkat kepala dan mengedarkan pandangan ke. sekitar. Punggung kukuh dengan balutan kemeja warna putih sedang meletakkan beberapa piring makanan di meja panjang yang terpasang di sisi kanan kamar. Sontak jantung Kinanthi berdetak dengan sangat kencang. Rupa Aslan di pagi hari ternyata bukan sekedar halusinasi belaka. Pria itu terlihat nyata.
Mengedarkan pandangan ke sekeliling dan mengamati kondisi kamar yang tampak rapi. Ia meraba tubuh dan masih mengenakan pakaian lengkap. Tas tangan Kinanthi juga diletakkan tapi di atas nakas. Seperti tidak ada hal buruk yang terjadi. Melihat buku menu dengan cetakan nama hotel di sudut kanan atas membuat pikiran Kinanthi mendadak berselancar kemana-mana.
Apa yang ia lakukan di dalam kamar hotel bersama Aslan? Semalam apa yang membawa mereka berada dalam satu kamar?
Berkali-kali Kinanthi memukul kepalanya pelan untuk mengembalikan potongan memori semalam. Tetapi ia sama sekali tidak bisa mengingatnya.
Shit! Jangan bilang ia sudah melakukan hal di luar nalar bersama Aslan. Tidak! Ini tidak masuk akal! Sudah gila jika Kinanthi bertindak terlalu jauh ketika mabuk.
"Kamu mau makan apa?" Aslan membalikkan tubuh dan memberikan senyuman lebar. Seakan tidak ada hal buruk yang terjadi. Kaus hitam yang melekat pas di tubuh Aslan dengan tambahan kemeja putih yang semua kancingnya dibiarkan terbuka, memperlihatkan jika pria itu memiliki umur di bawah Kinanthi.
Dan tunggu! Pria itu sudah bisa berbicara santai kepada Kinanthi. Tanpa basa-basi dan rasa sungkan?
Tanpa pikir panjang, Kinanthi mengayunkan kaki turun dari ranjang dan menghampiri Aslan dengan perasaan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sexy Mama, I Want You!
Storie d'amoreADULT ROMANCE, HARAP BIJAK MENCARI BACAAN ❤ Kinanthi terpaksa harus kembali ke kota kelahirannya, karena dipindahkan ke hotel D'Amore cabang Semarang sebagai marketing director. Selama 3 tahun ia melarikan diri ke Yogyakarta untuk melupakan perihny...