Begitulah, kita bisa belajar apa saja, dari siapa saja, selama itu adalah sesuatu yang baik.
***
Hari masih pagi, suhu udara pun masih menetap di angka belasan pada derajat celcius. Yeo Joon beserta seluruh kru SungHo International Inc. terlihat berkumpul di salah satu sudut Gimpo International Airport. Pulau Jeju menjadi destinasi mereka.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ywo Joon yang sangat menyukai musim gugur mengajak para pegawainya untuk mengawali musim gugur dengan liburan singkat. Tentu saja semua ditanggung oleh kantor. Mereka hanya tinggal berangkat dan menikmati setiap acara, yang itupun kebanyakan bebas saja.
Di salah satu pojok kursi tempat gate mereka berada, wajah Jae Won terlihat tak bersemangat. Ara menangkap itu dan bertanya, "Kau kenapa, Oppa? Kelihatannya kau tak suka."
"Aku bosan ke Jeju. Dia sering sekali mengajak liburan ke sana," jawab Jae Won.
"Dia? Dia siapa maksudnya?"
"Si bos besar lah, siapa lagi memangnya?"
"Jangan begitu, harusnya kita bersyukur karena bisa berlibur. Free." Ara mencoba menghibur.
"Iya sih. Tapi..., ah sudahlah, kau tak tahu apa yang kurasakan sekarang ini."
"Baiklah kalau begitu. Aku permisi dulu."
"Eh, tunggu! Kau mau ke mana?" Jae Won menarik tangan Ara. Lalu buru-buru melepasnya begitu sadar itu tak seharusnya ia lakukan.
"Aku tak ingin mengganggu kekesalanmu. Takut menular padaku." Tawa kecil meluncur dari bibir Ara.
Ia lantas berlalu, menjauh dari Jae Won yang kemudian bergegas menyusulnya.
"Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengganggu kesenanganmu. Juga kesenangan yang lain. Baiklah, aku akan bersyukur dan bersemangat. Seperti katamu."
Wajah Jae Won berubah cerah. Mood-nya memang mudah sekali berubah-ubah.
Maskapai berlogo warna-warni cerah di bagian ekornya membawa mereka menuju Jeju. Pulau terbesar sekaligus tercantik yang terletak di selat Korea, di sebelah barat daya provinsi Jeolla Selatan.
Menjelang pukul sepuluh rombongan Yeo Joon mendarat di Jeju International Airport. Tak banyak acara, mereka segera menuju ke penginapan di sebuah villa dekat Sangumburi.
"Alhamdulillah. Kalian silakan beristirahat dulu. Room sudah dibagi oleh Chun Ae, kan?" kata Yeo Joon pada anak buahnya. Semua mengiyakan.
"Baiklah. Seperti biasa, acara dari sekarang sampai sore nanti bebas. Malamnyakita berkumpul di kebun belakang villa ini." Lanjut Yeo Joon.
Setelahnya semua bubar. Masing-masing menuju ke kamarnya. Ara mengikuti Chun Ae, ia sekamar lagi dengan satu-satunya perempuan --selain dirinya-- di kantor mereka.
Selepas zuhur dan makan siang, Ara meminta izin untuk berjalan-jalan di sekitar villa. Sebenarnya ia ingin pergi ke Sangumburi Crater. Melihat hamparan silvergrass yang selalu mengingatkannya pada episode di mana Jang Geum diasingkan ke Pulau Jeju. Juga episode sedih saat Dayang Han meninggal dalam gendongannya.
Ia berjalan sendiri. Kemampuan berbicara bahasa Korea dan baca tulis hangeul membuatnya cukup percaya diri untuk bepegian tanpa teman. Lagipula tempatnya tak jauh, begitu yang ada di pikirannya.
Keyakinannya tak meleset. Ara sampai juga pada tempat yang ingin dia tuju. Ia duduk di sebuah bangku, lalu mengeluarkan sebuah buku berwarna biru. Di situlah ia menuliskan banyak hal tentang drama Korea yang membuatnya terinspirasi si tokoh utama, membuatnya jatuh cinta pada budaya Korea, juga menumbuhkan rasa bangga atas darah Korea yang mengalir dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNG
General FictionSUNG Sung Jembar Segara. Ara, begitu ia biasa dipanggil. Pekerjaannya di perusahaan suplier alat berat mengantarnya ke Korea Selatan, negara yang menjadi impian untuk ia kunjungi sejak mengenal Dae Jang Geum di masa kecilnya. Di samping urusan peker...