Titip Ara ya. Jika dia memerlukan bantuan, tolong kau bantu dia ya. Jika kalian pergi berdua, hormati dia dan haknya sebagai seorang perempuan.
***
"Si Bos bilang apa, Noona?"
Satu lagi sifat Jae Won yang tertangkap oleh Ara dan membuatnya tersenyum. Kepo.
"Dia memintaku menunjukkan pada Ara beberapa hal, sebelum aku pulang untuk chuseok pekan depan," jawab Chun Ae.
"Apa itu?"
"Bukan urusanmu."
"Ayolah, Noona. Kamu kan orang baik."
"Tentu saja."
"So ...."
"So what?"
"Please, give me know, Noona."
"Huh." Chun Ae kesal, tapi tetap saja ia buka mulut.
"Bagaimana keluar masuk apartemenku, beberapa tempat untuk membeli makanan atau bahan makanan, naik bus dan kereta. Yaa, semacam itulah."
"Oh, kalau begitu, serahkan saja padaku. Biar aku saja yang menemani Ara, termasuk saat kau pulang. Kebetulan pekan depan aku nggak pulang."
"No no. Aku nggak mau si bos marah padaku. Biar aku saja yang menemani Ara."
"Tapi kan kamu nggak tahu di mana letak toko-toko yang menjual makanan atau bahan makanan halal."
"Yeo Joon bahkan sudah memberiku daftar tempat-tempat yang kau maksud, Sung Jae Won."
"Emm, baiklah. Kalau begitu izinkan aku menemani kalian berdua."
"Huh, dasar bandel. Terserah kau sajalah!"
"Thank you, Noona."
"Dasar pria kesepian!"
Tawa Ara pecah seketika, setelah beberapa menit hanya diam menyimak dua rekannya berdebat tak jelas.
------
Sabtu pagi. Pukul sepuluh masih kurang dua belas menit lagi, tapi sudah terdengar ketukan di pintu apartemen Chun Ae. Si empunya rumah belum keluar dari kamarnya sejak usai mandi. Ara menuju ke pintu, mengintip dari balik lubang kecil, dan menemukan bayangan Jae Won di hadapannya.
"Assalamualaikum, Oppa," sambut Ara begitu pintu terbuka.
"Waalaikumussalam, Ara. Kamu kelihatan segar dan ... cantik." Ara tersenyum, ada malu-malu menyelinap di pipinya.
Jae Won dengan santainya masuk dan terus berjalan menuju kitchen set. Membuka kulkas dan mengambil sebutir apel, lalu membawanya naik ke mezzanine.
Mungkin Jae Won dan Chun Ae memang akrab banget, makanya dia santai aja melakukan itu semua.
Hati Ara berbicara usai mengamati apa yang dilakukan Jae Won.
"Ara, kemarilah. Kita main jenga, sambil menunggu tuan putri siap untuk pergi," teriak Jae Won dari atas.
Ara tak menjawab, tapi ia menuju tempat di mana Jae Won berada sekarang.
"Kalian sedang apa berdua di atas? Mau aku laporkan bos besar?"
Satu teriakan mengagetkan Ara dan Jae Won. Mereka tidak sedang berbuat macam-macam, hanya ngobrol saja. Bahkan bermain jenga pun belum jadi terlaksana.
"Apa hubungannya kami berduaan dengan Yeo Joon?"
"Sudah, jangan banyak omong. Kita pergi sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNG
General FictionSUNG Sung Jembar Segara. Ara, begitu ia biasa dipanggil. Pekerjaannya di perusahaan suplier alat berat mengantarnya ke Korea Selatan, negara yang menjadi impian untuk ia kunjungi sejak mengenal Dae Jang Geum di masa kecilnya. Di samping urusan peker...