1⏳⏭

2.1K 158 17
                                    

"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN SIALAN!!" teriak seorang pemuda dengan raut wajah penuh kebencian tercetak jelas diwajah tampan itu.

Pemandangan didepannya sungguh menyakitkan, seorang perempuan terbaring lemah dengan darah mengalir dari perutnya. Seorang laki-laki yang berjongkok disana terkejut ketika diteriaki oleh laki-laki itu. Ia melihat tangannya pisau dengan darah segar disana.

"Ak.. aku-

"DASAR PEMBUNUH, ENYAHLAH DARI DUNIA INI BIADAB!"teriakan itu kembali dilayangkan padanya, pemuda surai navy itu seketika langsung mendorong pemuda yang merupakan kekasihnya itu kini terduduk dilantai kotor gudang itu dengan sesak didada yang menyakitkan.

"Bukan... Bukan aku yang melakukannya hiks hiks... "ucapnya kembali lagi melihat darah ditangannya yang masih memegang erat pisau tersebut.

"JANGAN DEKAT-DEKAT DENGANKU! "Bentak pemuda itu ketika kekasihnya itu mendekat

"AKU TIDAK AKAN MAU BERSANDING DENGAN PEMBUNUH SEPERTIMU! "Ucapnya lagi membuat tubuh itu membeku ditempatnya.

"Sasuke kumohon dengarkan aku... Bukan aku yang melakukannya"ucap naruto susah payah karena jujur dadanya sangatlah sakit sekarang menahan semua perlakuan pemuda didepannya.

"Kau bilang bukan kau pelakunya? Jelas-jelas kau yang berada disitu dan benda sialan itu, jangan pernah kau dekat-dekat padaku, jika terjadi sesuatu pada sepupuku awas saja aku tidak akan tinggal diam, NAMIKAZE NARUTO!"ucapnya dengan penuh penekanan pada Nama lengkap naruto yang hanya bisa menanggis merutuki semua nasib yang tengah menimpanya.

Didepan sana ambulan sudah membawa tubuh lemah sepupu satu-satunya sasuke, Hyuuga Hinata. Perempuan dengan paras yang begitu cantik dan hati yang lemah lembut seperti malaikat.

"Hiks... Bukan aku... Hiks hiks"ucapnya terduduk di tanah becek didepan gudang itu tak ia sadar bahwa masih ada shika, kiba, neji, garaa  yang menatapnya tak percaya.

"Sungguh aku tak menyangka kau sampai setega ini naruto"ucap kiba, ia adalah teman dekat dari naruto sedari kecil tapi entahlah semua kepercayaannya pada pemuda yang lebih muda darinya itu hilang tanpa sisa.

"Aku tak mau berteman dengan pembunuh sepertimu"ucap shika tak memperdulikan mata sembab naruto yang semakin bengkak

"Dengar mulai saat ini, kita bukanlah teman lagi"ucap garaa hatinya sakit melihat temannya seperti ini, ia juga teman baik naruto sedari kecil tapi semuanya yang dilakukan oleh naruto membuat mereka sangat kecewa.

"Kau tak perlu menampaki batang hidungmu lagi, karna kau bukan lagi bagian dari kami camkan itu"ucap neji, setelah mengatakan itu tinggalah seorang naruto yang menangis dalam keheningan malam ditemani oleh suara jangkrik yang kian bersahutan.

"Hiks kenapa...Hiks... Kenapa jadi begini? Hiks "ucapnya lirih air matanya sudah mengering tapi isaknya masih ada. Ia berjalan melangkah menuju mansionnya yang lumayan jauh.

Keesokan harinya, suasana di sekolah sungguh amat mengerikan,  semua orang memandang naruto seolah-olah naruto itu adalah pembawa penyakit, mereka tak ingin dekat-dekat dengannya, bahkan teman-temannya pun tak ada yang mau mendekati bahkan membelanya.

Masih terlalu pagi untuknya mendapatkan kejutan yang begitu memuakkan ini, rasanya ia ingin mati saja sekarang, semua orang memandangnya jijik. Entah dari kelas lain maupun kelasnya sendiri.

Sesampainya dikelas semua orang menjauh, meja yang ia gunakan awalnya berada di depan urut 2 kini berada jauh di belakang seperti mengasingkan diri, serta jangan lupakan sampah serta minuman yang sengaja mereka tumpahkan pada meja itu, naruto menahan geram. Semua ini benar-benar keterlaluan ia diperlakukan layaknya seekor binatang sekarang.

 00 : 00 (Zero 0'Clock) Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang