7⏳⏭

1.1K 122 8
                                    

"Aku bingung dengan sikap kiba yang tiba-tiba berubah pada sialan itu"ucap shika setelah kejadian naruto pingsan dan dibawa kerumah sakit dengan kiba yang menjadi pahlawannya membuat shika benar-benar geram pada kiba.

"Kenapa bisa begitu?"tanya sakura perempuan iblis ini ikut duduk disamping sasuke dan mendengar ucapan shika ikut marah.

"Entahlah, aku tidak suka melihat kiba sok menjadi pahlawan bagi pembunuh itu"ucap garaa

"Ya bukankah kita sudah membuat perjanjian tidak akan menganggapnya bagian dari kita? Tapi apa sekarang? Kiba pergi untuk menjaganya menjadi pahlawan kesiangan"ucap neji.

"sudahlah nanti kita pikirkan rencana untuk membuat kiba kembali lagi pada kita dan meninggalkan si brengsek itu"ucap sasuke, dan diangguki oleh semuanya.

"huh liat saja jalang kita akan bermain-main haha"batin sakura dengan menampilkan smirknya

Setelah pulang dari sekolah mereka memutuskan untuk ke cafe biasa nongkrong seraya menyusun rencana untuk merebut kiba dari naruto tentu saja ide tersebut dari perempuan iblis yang menjelma menjadi gadis manis.

Ia tak terang-terangan membicarakan idenya pada semuanya, ia hanya membicarakan ide gila itu pada shikamaru karena terlihat dari raut wajahnya shikamaru cemburu. Tentu saja siapa yang bisa menebak hati seseorang bukan?

"Aku serahkan sisanya padamu"bisik sakura pada shika dan shika hanya mengangguk

Sasuke lagi-lagi berakhir di rumah sakit, hinata masih dalam keadaan koma, tidak ada tanda-tanda ia akan segera membuka matanya, dan semakin menambah kebencian sasuke pada pemuda manis yang masih menjadi kekasihnya itu.

Jika sasuke boleh jujur ia tak ingin membenci naruto tapi mengingat perlakuan naruto yang mencelakai sepupunya itu membuat hatinya tidak bisa melihat naruto walau hanya sedetik. Meliriknya saja ia kadang ingin membalasnya tapi sakura merecoki hidupnya dengan mengatakan "mari kita buat dia menderita pelan-pelan"

Diruang inap naruto kiba masih ada dan tak berniat untuk pulang walau hanya sekedar menganti baju. Kushina sudah menyuruhnya pulang kerumah, tapi ia menolak lantaran ia masih ingin menemani naruto yang kini tengah istirahat.

"Kau yakin tidak pulang?"tanya kushina pada kiba yang masih duduk disofa seraya sesekali melirik naruto dibrankar.

"Tidak oka-san tolong ijinkan aku disini menjaga naru"ucapnya dengan tatapan sendu membuat kushina tidak tega.

"Baiklah jika begitu oka-san titip naru sebentar ne"ucap kushina dan diangguki oleh kiba dengan senang seraya mengacungi kedua jempolnya.

Kushina keluar untuk menelpon minato untuk memberitahukan kabar tentang anaknya yang sudah agak membaik. Ia juga memesan baju ganti untuk kiba, kasian kiba belum mandi dan berganti baju.

Selang beberapa menit akhirnya pesanannya tiba dan ia segera masuk kedalam mendapati kiba yang memegang tangan anaknya dengan tatapan sendu.

"Kiba.. Sebaiknya mandi dulu ya ini oka-san bawa baju ganti"ucap kushina lembut seraya mengelus surai kiba yang juga lepek.

"Nee oka-san"ucapnya setelah menerima baju, handuk dan juga peralatan Mandi ia pun berjalan menuju kamar mandi yang memang disediakan disamping toilet.

Shower mulai menguyur tubuhnya ia terduduk seraya menikmati air yang membasahi tubuh polosnya itu dengan air mata yang juga mengalir dari kedua kelopak matanya.

"Hiks.. Hiks... Aku jahat.. Hiks hiks.. Naru maafkan aku... Hiks hiks... "lirihnya ia benar-benar menyesal amat sangat menyesal.

Tidak, kiba tidak bisa melihat temannya seperti ini, ia harus mencari bukti mengenai kejadian malam itu, benar! mereka hanya melihat dan menuduh saja malam itu tanpa mencari bukti yang kuat bahwa naruto yang melakukan itu. Jika memang naruto yang melakukannya itu untuk apa? Dan jika bukan naruto yang melakukan itu lalu siapa?

 00 : 00 (Zero 0'Clock) Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang