"Kenapa wajahmu begitu? Senior Lee tidak mengajakmu ke Yule Ball?"
Wajah Lisa semakin tertekuk. Dia melayangkan pandangan membunuh ke arah Bambam, mengisyaratkan agar laki-laki itu segera tutup mulut atau dia akan mengubahnya jadi katak.
"Apa yang terjadi?" tanya Donghyuk. Ia sudah berpakaian sangat rapi. Lalisa sampai ingin merobek tuksedo Donghyuk setelah melihat bagaimana setelan tersebut sangat keren dikenakannya. "Bukannya kau bersama si Slytherin?"
Bambam berseru heboh. "Senior Kim? Jennie Kim?"
Donghyuk menatap malas ke arah Bambam.
Wajah Bambam berubah, masam. "Tsk. Si Younghoon itu?"
Lalisa mengangguk. "Kenapa? Wajahmu seperti ingin menonjoknya."
"Yang mana akan kulakukan dengan senang hati jika kau berjanji tidak memukuliku balik." Bambam menghela napas. Sungguh, ia senang saat sahabat-sahabatnya dihujani oleh banyak undangan berdansa. Sama seperti ketika mereka ikut senang ketika Bambam—entah mengapa—diperebutkan oleh banyak gadis dari Ravenclaw.
Yang menjadi masalah adalah, siapa pasangan yang Lalisa pilih saat ini.
Mengapa harus si Tukang Marah dari Slytherin itu?
Bloody hell. Bambam tahu sikap penuh sarkasme dan sinis Lee Taeyong tidak jauh berbeda dari pribadi sampah Younghoon. Tapi tetap saja, ia akan lebih setuju jika Senior Lee-lah yang menjadi partner sahabatnya! Bambam dan Lalisa sudah saling mengenal selama nyaris sepanjang hidup mereka. Tentu saja Bambam ingin yang terbaik untuk dirinya.
"Hoi."
Donghyuk menjentikkan tangan di depan Lalisa dan Bambam membuat keduanya seketika tersadar dari lamunan mereka. Donghyuk menaikkan alis. "Kalian memikirkan apa, sih? Serius sekali." Ia menoleh pada Bambam. "Dan, kau? Ternyata punya otak juga, ya?"
Bambam mendelik. Lalisa tertawa saat kedua sahabatnya mulai beradu mulut seperti biasanya. Ia tidak tahu alasan Bambam ikut melamun cukup serius sepertinya tadi. Tapi yang pasti, ia tidak akan memberitahukan alasan mengapa ia terlihat agak pendiam hari ini.
"Kita akan melarikan diri."
Kalimat Kim Jisoo berputar-putar di kepalanya.
"Malam ini. Kau mengerti, Gryffindor?"
Tidak. Lalisa tidak mengerti satu hal pun. Turnamen Triwizard benar-benar hanyalah jebakan untuk memburunya? Ada pengkhianat di antara mereka? Voldemort sedang mencarinya? Semua hal terjadi begitu cepat. Jisoo dan Hanbin telah bekerja sama untuk mengatur rute 'pelarian' mereka. Dan Lee Taeyong? Entahlah, mereka bilang ia melakukan tugas yang lain.
Yang terpenting, mereka harus kabur.
Sekarang.
Bambam merangkulnya dari arah kanan, dan Donghyuk berdiri di sisinya sebelah kiri. Mereka saling tertawa dan menarik Lalisa turun menuju ruang aula tempat Yule Ball diadakan. "Kau sangat gugup untuk hari keduamu besok, ya? Tenang saja. Kita akan bersenang-senang malam ini."
Lalisa tersenyum.
Mungkin ini adalah kali terakhir ia dapat tertawa lepas dengan para sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
scarlet heart / yonglice
FanfictionKarena selalu ada yang menakjubkan tentang Hogwarts: kompartemen ekspresnya, para prefek galak, mantra-mantra magis, dan barangkali, tempat untuk kembali─pulang. Lalisa menyebutnya rumah. [ alternative universe based on Harry Potter by J.K. Rowling ]