Hari ini para murid dari Akademi Sihir Beauxbatons dan Institut Durmstrang akan datang. Setelah satu dekade penuh dilarang untuk diselenggarakan, akhirnya Turnamen Triwizard kembali resmi digelar.
Secara singkat, Turnamen Triwizard adalah kompetisi persahabatan antara tiga sekolah sihir terbesar di Eropa: Hogwarts, Beauxbatons, dan Durmstrang. Tiga pejuang sebagai perwakilan akan saling berkompetisi dalam tiga tugas magis. Sekolah-sekolah bergiliran menjadi tuan rumah dan secara umum disepakati sebagai cara yang paling baik untuk menjalin hubungan antara penyihir muda dan penyihir dari kebangsaan yang berbeda. Dan kali ini Hogwarts berkesempatan untuk mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah.
"Dumbledore kelihatan sangat senang," bisik Bambam pada Donghyuk. "Aku khawatir jenggotnya akan copot."
Lalisa mendelik padanya.
Berbondong-bondong kereta berlapis emas dan tembaga berterbangan rendah dari atas langit. Sayap-sayap kuda itu merentang dan meliuk indah, seperti elok balet yang menyatu dengan merdunya orkestra. Membelah awan-awan kabut turkuois dan mendarat dengan anggun di pelataran Hogwarts.
"Kudengar Kim Jisoo ikut serta," Roseanne berbisik. Tatapan bertanya serta kebingungan dari Lalisa membuatnya mendecak. "Kau tidak ingat? Itu pacarnya Prefek Jinyoung."
Lalisa baru ingin menyela saat dentum-dentum langkah khas prajurit memotongnya tegas. Dari ujung kawah, kapal-kapal besar berwarna gelap berdatangan seperti badai yang menelan musim panas. Sauh-sauh diturunkan dan layar utama berkibar angkuh melawan desir angin. Suram, mencekam, dan menyeramkan.
"Eh, mereka—" Rosenne terdiam. Tampak berusaha mencari kata-kata yang tepat, "itu bajak laut?"
Lalisa tidak dapat menyalahkannya. Sebagian besar dari para siswa tidak dapat menahan diri untuk tidak menganga. Termasuk Lalisa. Ini bahkan baru upacara kedatangan, namun sepertinya kespektakuleran Turnamen Triwizard memang bukan hanya isapan jempol semata.
"Selamat datang di Hogwarts!"
•••
Sebuah pesta penyambutan diadakan di Aula Besar, di mana Profesor Dumbledore memperkenalkan juri-juri turnamen lainnya—delegasi dari Akademi Sihir Beauxbatons dan Institut Durmstrang—kepada seluruh siswa yang berkumpul. Setelah menjelaskan tata tertib peraturan, Dumbledore meluncurkan Piala Api Triwizard. Para siswa memiliki waktu sampai keesokan harinya untuk memasukkan nama mereka.
Sesuai dengan aturan baru mengenai siswa di bawah umur, mereka menggambar "garis usia" di sekitar Piala Api. Mencegah para siswa yang tidak memenuhi syarat untuk berbuat curang dan mengajukan diri. Bambam membuat lelucon tentang itu sepanjang hari. "Menurutmu mereka juga akan mengetes dengan DNA? Aku bisa membuat Ageing Potion untuk mengelabuinya! Katanya si Kembar Weasley pernah mencoba dan mereka berhasil."
Tentu saja Bambam tidak benar-benar melakukannya. Piala Api tidak sebodoh itu dan Turnamen Triwizard bukanlah sebuah ajang kompetisi untuk bermain-main. Turnamen itu berbahaya. Banyak kompetitor yang harus meregang nyawa demi menjadi juara. Triwizard bahkan sempat dihentikan selama sepuluh tahun berturut-turut karena tingginya angka kematian.
"Pejuang dari Durmstrang adalah...."
Semua mata mengerjap tertarik.
"Kim Hanbin!"
Aula Besar menjadi sangat riuh. Lalisa bergidik ketika laki-laki berwajah sangar itu maju. Melakukan jabat tangan singkat dengan Dumbledore.
KAMU SEDANG MEMBACA
scarlet heart / yonglice
FanficKarena selalu ada yang menakjubkan tentang Hogwarts: kompartemen ekspresnya, para prefek galak, mantra-mantra magis, dan barangkali, tempat untuk kembali─pulang. Lalisa menyebutnya rumah. [ alternative universe based on Harry Potter by J.K. Rowling ]