Part 1 [New Version]

21.3K 1.3K 40
                                    

"Kalau semua orang tahu kita saudara, otomatis gue terseret ke gosip anak Grachiouz karena lo bagian dari mereka. Lo pikir gue mau berurusan sama geng lo?"

━━══SEARA══━━

Perpisahan dramatis antara seorang murid yang akan pindah sekolah dengan teman sebayanya. Di sinilah mereka berkumpul menciptakan suasana haru yang tak akan bisa terulang lagi. Sebuah taman dengan pohon rindang yang menjadi saksi acara. Menghiraukan banyaknya pengunjung lain yang menatap seolah peristiwa aneh. Menangis dan tertawa bersama menjadi perpaduan yang sulit untuk dijelaskan.

"Baby! I love you so much! Gue bakal kangen lo nanti!" seru seorang gadis berbando ungu seraya memeluk temannya yang akan pindah sekolah.

Gadis yang dipeluk mengerutkan kening merasakan sesak karena terlalu erat.

"Fei, udah, Fei. Gue kegencet nggak bisa nafas!" erang gadis itu.

Seorang gadis berperawakan tinggi dengan sigap membantu melepaskan dari pelukan kematian itu. Tak membutuhkan waktu lama, pelukan itu terurai seiring lelehan air mata yang keluar dari gadis berbando ungu.

"Lo nggak papa, Ra?" tanya seorang laki-laki berlesung pipi yang entah kapan sudah berdiri disamping gadis yang dipanggil 'Ra'.

"Eh, sans. Gue oke, cuma sesek dikit karena si Fei meluknya udah kaya ngajak gue pindah alam," balas gadis itu seraya tertawa. Kepalanya menggeleng kecil melihat temannya tak kunjung berhenti menangis.

"Ara, ini hadiah kecil dari kita semua. Terima, ya, Ra. Jaga diri baik-baik di sekolah baru nanti, jangan lupain kita semua." Gadis berperawakan tinggi tadi menyerahkan sebuah bingkisan sederhana kepada Ara.

Archella Keyra Gabriella Aleora— Ara menerima bingkisan itu dengan senyuman tulus. Dia tak mengira kepindahannya yang mendadak dirayakan oleh teman sekelasnya. Bisa dibilang ia beruntung pernah memiliki teman sebaik dan setulus mereka. Tak ada kata-kata lagi selain ucapan terima kasih atas apa yang sudah disiapkan oleh mereka. Ara berharap mereka selalu mendapatkan kebahagiaan dan dikelilingi oleh orang-orang yang baik pula.

Tak terasa tiga jam telah berlalu. Berbagai obrolan ringan terlewati begitu saja tanpa hambatan apapun. Merasa sudah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya mereka menyudahi acara yang diselenggarakan. Ara berpamitan kepada teman-temannya dengan diiringi isak tangis dari beberapa teman perempuannya.

"Ah, cengeng lo! Gue cuma pindah sekolah, kalau lo mau berkunjung ke rumah gue ya silahkan. Nanti gue share location, nggak usah nangis mulu dah." Ara tertawa dibalik pelukan yang kian mengencang.

"Fei mah apa-apa nangis, lihat ikan dipotong-potong buat lauk juga nangis. Heran ada manusia modelan gitu bisa hidup di bumi," celetuk salah satu laki-laki.

Tangisan Fei semakin kencang membuat laki-laki tadi mendapatkan tatapan tajam dari berbagai arah. Laki-laki itu hanya cengengesan seraya menggaruk-garuk kepalanya.

Ara menguraikan pelukannya, kemudian berjalan mundur untuk menjaga jarak.

"Udah ya guys, gue pergi dulu. Thanks buat semuanya, jaga diri baik-baik di SMA Ganesha!"

Seruan Ara mendapatkan respon positif dari teman-temannya. Tak lupa tangan yang melambai-lambai menandakan salam perpisahan.

"See you, Ra!"

"Jaga hati buat gue, ya, Ra!"

"Gue bakal kangen lo, sering-sering main ke Jakpus, ya!"

━━══SEARA══━━

Sore hari, Keano baru saja pulang dari kafe tempat ia nongkrong bersama sahabatnya. Saat memasuki rumah, suasana senyap menyambut dirinya. Tak lama dahinya mengernyit kala melihat televisi di ruang keluarga menyala.

"Siapa sih yang nonton? Kalau nggak dilihat kenapa nggak dimatiin? Boros listrik!" dumel Keano mendadak menjadi bijak, padahal dirinya pernah menyalakan kran air di wastafel dapur sampai airnya banyak yang tumpah.

Setelah mematikan televisi, Keano langsung beranjak menuju kamarnya. Dia berjalan menaiki tangga dengan menunduk sambil mengacak-acak rambutnya yang masih basah keringat.

"Baru pulang lo?" Suara gadis yang sangat tidak asing di telinga Keano membuat lelaki itu mendongak.

Keano mengucek-ucek matanya untuk memastikan apakah yang di hadapannya ini benar adiknya.

"Tutup mulut lo! Gue nggak mau tanggung jawab kalau ada lalat masuk!" ketus gadis yang berbicara tadi yang tak lain adalah Ara.

Wajah Keano sumringah saat mengetahui bahwa itu benar-benar adiknya. Saat ingin memeluk Ara untuk melepas rindu, gadis itu dengan cepat menahannya.

"Lo bau, Bang. Mandi dulu sana!"

Keano mendengus. Sudah hilang moodnya untuk memeluk gadis mungil di depannya karena dibilang bau. Baru tiga langkah Keano menaiki tangga, suara Ara kembali membuat dirinya berhenti berjalan.

"Gue mau ngomong serius," kata Ara dengan sungguh-sungguh.

"Apa?" tanya Keano dengan kepala menoleh sedikit.

"Gue bakal sekolah di SMA Angkasa Terpadu. Di sana lo jangan pernah bilang kalau kita saudara," jelas Ara sambil menatap lurus punggung Keano.

Keano membalikkan badannya, tatapannya sangat datar mengarah ke netra hazel milik Ara, "Kenapa? Lo malu punya abang kaya gue?"

Jelas Keano tersinggung dengan perkataan Ara yang seolah tak mau mengakui dirinya sebagai saudara.

Ara memutar bola matanya malas sambil bersidekap dada, "Gue tau lo bagian dari Grachiouz, bahkan sebagai anggota inti."

Keano tertegun sejenak, "Tau darimana lo?"

Ara menghiraukan pertanyaan Keano, "Kalau semua orang tahu kita saudara, otomatis gue terseret ke gosip anak Grachiouz karena lo bagian dari mereka. Lo pikir gue mau berurusan sama geng lo?"

Tanpa memperdulikan tatapan bertanya dari Keano, Ara langsung beranjak meninggalkan kembarannya yang masih bergelut dengan segala pertanyaan yang memasuki pikirannya.

"Dek! Dek! Tau darimana lo kalau gue gabung Grachiouz?!"

Nihil, tak ada jawaban apapun dari Ara. Keano menggeram kesal sambil mengacak-acak rambutnya.

━━══SEARA══━━

SEARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang