Part 6 [New Version]

14.9K 1K 10
                                    

"Lo temennya Ara, ya? Kenalin gue Keano, kakak kembarnya Ara."

━━══SEARA══━━

Ara tertawa pelan menanggapi perkataan adik kelasnya. Bunga yang ada digenggamannya ia hirup dengan pelan, kemudian tersenyum manis untuk menghargai si pemberi.

"Boleh minta nomor hp kakak nggak?" Adik kelas laki-laki di depan Ara bertanya dengan malu-malu.

Ara mengulum senyumnya merasa sedikit gemas. "Mau dibuat apa emang?"

"Mau nambah kontak aja, Kak. Sekalian pdkt haha." Adik kelas itu tersenyum setelah mengucapkan kalimat terakhir di dalam hati.

Ara tampak berpikir sejenak. "Boleh, deh."

"Wahh serius, Kak?!" Adik kelas itu berseru dengan perasaan senang.

"Serius, dong. Tapi jangan disebar ya, kalau ada yang minta jangan dikasih." Kemudian Ara memberikan QR-Code dari WhatsApp untuk mempermudah adik kelas itu menyimpan nomornya.

"Makasih, ya, Kak Ara!"

"Sama-sama, ganteng."

Lantas adik kelas itu berlari menjauhi Ara dengan perasaan berbunga-bunga. Terlebih lagi Ara juga memberikan pujian ganteng kepadanya.

"Udah, nih?"

Ara membalikkan badannya. Ia meringis pelan ketika melihat raut wajah kedua temannya yang ingin melahapnya. Sepertinya mereka telah menunggu dengan waktu yang cukup lama.

Ara menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Sorry, ya, gue keasikan sama adik kelas tadi."

"Lo tau nggak sih, Ra? Perut gue teriak-teriak minta asupan, gue belum makan satu jam yang lalu." Zia menyeret tangan Ara untuk dibawa menuju kantin diikuti oleh Zahra di belakangnya.

Ara yang diseret oleh temannya hanya pasrah mengikuti. Sesekali melempar senyuman ke arah murid-murid yang menyapa dirinya. Koridor kelas sebelas sangat ramai karena berada di lantai dua, lantai yang posisinya di tengah-tengah sehingga banyak dari angkatan lain melewati koridor itu.

"Kak Ara, salam kenal!"

"Murid barunya cantik, ya."

"Ara! Kapan-kapan jalan bareng, yuk."

Berbagai sapaan dan teriakan dari murid-murid SMA Angkasa Terpadu membuat Ara membalasnya dengan respon positif. Lain dengan Zia dan Zahra yang telinganya mulai merasa berdengung karena teriakan-teriakan yang saling bersahutan.

Zahra memegang kedua telinganya seraya berhenti berjalan. "Berisik lo semua! Kayak nggak pernah lihat cewek cantik aja, dasar norak!"

Seketika koridor menjadi hening karena teriakan Zahra yang membahana. Beberapa dari mereka berbisik-bisik membicarakan Zahra yang kerap bersikap seenaknya, apalagi jika bukan nyinyir dan sarkas.

"Kalau berisik lagi, gue tendang kepala lo pada satu-persatu," ancam Zahra sebelum pergi meninggalkan tempat itu.

Zia hanya tertawa pelan melihat Ara yang menatap terkejut aksi Zahra. Tangannya terulur untuk merangkul bahu gadis itu agar lebih rileks.

SEARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang