Part 11

14 2 0
                                    

"Pagi, Princess!" Arka mengecup pelipis Kayra. "Pagi, Bunda!" Beralih mengecup pipi Bunda Safa.

"Pagi, sayang!" Balas Bunda Safa. "Pagi juga, Bang!"

Ayah Shabil sedang berada diluar kota sejak 2 hari lalu, sedang ada proyek yang harus dikerjakan sang Ayah. Jadilah mereka hanya bertiga di rumah.

"Kamu mau kemana, Dek? Kok udah rapi, bukannya hari ini kamu nggak ada kuliah?" Tanya Arka.

"Mau ke kampus! Iya, emang nggak ada kuliah sih. Kan hari ini mau persiapan buat seminar lusa." Jawabnya santai.

"Hari ini kan cuma susun kursi. Kamu nggak usah naik deh, itu kerjanya laki-laki. Lagian Abang nggak bisa antar kamu, Abang ada janji sama Naira."

"Janji apa?" Tanya Kayra memicingkan matanya.

"Kepo!"

"Ish, ditanyain juga! Ada janji apaa, Abang sama Naira!"

"Apaan sih, nggak usah Kepo deh! Ini urusan orang dewasa!"

"Heh, kita seumuran ya! Beda 15 menit doang!"

"Makan dulu! Kalau sudah selesai makan baru bicara." Ucap Bunda Safa.Arka menjulurkan lidahnya, sementara Kayra mendengus kesal dan menendang kaki Arka hingga Arka mengaduh kesakitan. "Akh! Apa sih, dek! Tendang-tendang!"

"Ekhem!" Ayah Shabil berdeham untuk melerai perdebatan kedua anaknya.

"Adek tuh, Yah!"

"Abang, lah pagi-pagi rese!"

"Lanjut teruuss! Tuh ambil parang sama kapak di belakang biar seru!" Ucap Bunda Safa kali ini dua anak itu benar-benar terdiam.

Sehabis makan, Kayra membereskan meja makan. Arka hendak berdiri namun bajunya ditarik oleh Kayra. "Bantuin, enak aja main kabur!" Arka menghela nafas, kemudian membantu Kayra mencuci piring.

"Naira lagi dibutuhkan di atas, dia harus mengurus beberapa administrasi buat undangan dan lain-lain. Tapi kan dia lagi nggak sehat, jadi Mamanya nggak ngebolehin dia pergi kalo bawa motor sendiri. Makanya Abang mau jemput dia. Kamu nggak usah pergi, ya?" Pinta Arka.

"Ya, nggak bisa gitu dong, Bang! Bukannya Abang yang bilang itu kegiatan bersama, jadi semua harus berpartisipasi." Telak Kayra. "Ya, bener sih, tapi kan-"

Kayra mengelap tangannya yang basah, meninggalkan Arka menuju ke kamarnya. Arka menyusul Kayra ke kamar.

"Kayra bawa motor aja, Abang nggak usah khawatirlah. Kayra nggak bakal kenapa-kenapa kok! Kayra bukan anak kecil yang kemana-mana harus diikutin. Kayra bisa jaga diri ya ampun!" Ucap Kayra kesal.

"Nggak usah. Abang telponin Hans biar kamu sama dia perginya. Atau mau sama Fadhil?" Tanya Arka lagi.

"Hans nggak bisa, dia ke luar kota Ninnya masuk rumah sakit. Kemungkinan besok baru pulang. Fadhil bantu Tantenya angkut barang mau pindahan."

"Kok kamu tahu? Mereka 'kan temen Abang! Kenapa ngomongnya malah sama kamu? Yang sahabat mereka kan Abang. Lagian Ketupatnya juga Abang harusnya ijin sama Abang dong! Kamu mau bohongin Abang?" Sungut Arka.

Kayra mendecih, "Abang aja yang ditelponin sama si Hans nggak denger. Lagian mereka nelponnya ke Abang, tapi Abang aja yang kebo kalo udah tidur! Kalo nggak percaya lihat aja Hp Abang, bom-an dari Hans sama si Fadhil."

Arka mengecek ponselnya, benar saja banyak panggilan dan juga pesan dari dua sahabatnya itu.

"Ya udah kamu nggak usah pergi, bantuin Bunda aja di toko!"

Love Story of The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang