Part 14

15 0 0
                                    

Pagi yang terasa sejuk, karena semalaman kota diguyurhujan. Membasahi halaman beserta daun-daun pohon yang tumbuh di pelataran rumah Arka dan Kayra. Kayra keluar rumah dengan menghirup udara dalam-dalam,menikmati udara yang segar. Berdiri di teras rumahnya menggunakan kemejadengan model two tone bermotif polkadot dan celana hitam polos yangdipadukan dengan belt dan boots senada.

Arka keluar dengan jeans hitam dengan kemeja flanel dengan kancing terbuka, terlihat tampan di mata Kayra. Rambutnya tertata rapih ke samping. Arka baru memotong rambutnya agar terlihat rapih saja. Menyugar rambutnya ke belakang, kemudian memakai helmnya. Begitu pun dengan Kayra yang terlihat lebih fresh setelah 3 hari perutnya kram akibat on period.

Arka melajukan motornya pelan, membiarkan Kayra menikmati paginya. Kayra merentangkan tangannya bahagia. Kayra sering merentangkan sebelah tangannya menggerakkan jari-jari tangannya seolah menangkap sesuatu, baginya itulah caranya agar bisa merasakan atau menyentuh angin.

Motor Arka memasuki parkiran fakultasnya., memarkirkannya dengan rapi. Kayra turun dari motor. Beriringan dengan Arka. Berpisah ketika Arka sudah sampai di kelasnya, sementara Kayra harus berjalan ke lantai dua untuk menuju kelasnya.

Kayra sampai dikelasnya. Berlari ketika menemukan sahabatnya, Naira. Kayra menyapa Naira, tetapi Naira hanya tersenyum tipis. Sepertinya sahabatnya itu sedang dalam mood yang buruk. Melihat dari sikapnya yang biasa akan bercerita dengan teman sekelas lainnya, berbeda dengan Kayra yang ketika dikelas hanya akan sibuk sendiri dengan ponselnya. Tanpa berniat bergabung dengan teman-temannya yang lain, ia sering merasa canggung walaupun mereka sudah sekelas hampir 3 tahun.

Kayra hanya mampu memahami teman-temannya, tapi tidak dalam hal komunikasi. Ia merasa sering kehabisan kata-kata, dan hanya tertawa atau menanggapi sikap teman sekelasnya seadanya. Atau bercanda dengan Hans sahabat Arka sekaligus sahabatnya karena Arka sering membawanya ke rumah. Kayra bukan tipe perempuan yang asik, dia hanya perempuan kaku yang berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dia juga hanya akan berbicara jika orang lain yang memulainya lebih dulu.

Pembelajaran pada mata kuliah hari ini telah selesai. Kayra dan Naira berjalan keluar kelas. Naira menggandeng lengan Kayra, bersender di bahunya.

"Kamu kenapa sih, Nai?" Tanya Kayra akhirnya.

Naira menghembuskan napas kasar, "Do you know what? Aku tuh lagi keseeeell banget sama abangmu!" Ucap Naira menggebu-gebu karena marah.

Kayra mengernyitkan dahinya, "Abangku? Arka?"

"Ya, iyalah emangnya kamu punya Abang berapa?" Jawab Naira kesal, Kayra terkekeh. "Eh, Ra. Kamu pulang bareng aku aja ya? Aku mau cerita sama kamu!" Imbuh Naira.

"Okey, nanti aku ijin sama Bang Arka."

"Kamu..." Baru Naira akan berbicara tapi tubuhnya sudah terdorong ke depan menubruk Kayra yang tengah memegang minuman menjadi tumpah mengenai baju Naira. Naira mendesis kesal.

"Siapa sih jalan nggak hati-hati!" Naira menggeram kesal.

"Eh, sorry! Nggak sengaja!" Ucap Zoya sambil tersenyum tipis. Kemudian dengan cepat ia merubah ekspresinya menjadi merasa bersalah.

"It's okey!" Ucap Naira berusaha sabar. "Nai, duh maaf ya. Ke kamar mandi aja Nai, bersihin baju kamu." Ucap Kayra kemudian.

Naira pun berlalu meninggalkan Zoya, Aretha dan Kayra.

"Kay, sorry banget ya! Aku tadi ke asikan cerita sama Aretha." Ucap Zoya penuh penyesalan.

Namun, Kayra tidak melihat ketulusan di mata Zoya. Seperti sedang berusaha menarik simpati Kayra agar dirinya percaya pada Zoya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Story of The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang