3. Overthinking

314 18 10
                                    

Eira pov

sudah seminggu berlalu tapi aku ga liat om aidan padahal hampir setiap hari aku mengunjungi caffe jefy

"Eira? kamu kesini lagi?"

"iya jef maap ya aku numpang ngerjain tugas wifi di kost lg rusak"

setelah memberitahu itu tba² jefy duduk di depanku

"jangan alibi deh ra! nunggu aidan kan?" tanyanya menyelidik

aku hanya mengangguk lalu menyeruput kopiku kembali

"gada kabar jef? aku mau ketemu om aidan" lirihku

"nanti aku bantu ya! aku liat muka kamu pucet bgt ra? kamu kenapa?"

aku hanya tersenyum menjawab pertanyaanya lalu buru² membereskan laptopku

memang dari pagi aku ngerasa pusing apalagi aku punya asam lambung yg seharusnya gabisa konsumsi kopi terlalu banyak

"aku pulang ya jef? besok aku ga kesini lgi kayanya deh"

"kenapa ra? aku ga ngusir kamu ko!"

"aku ada ujian jef, pulang kampus jg lgsg balik"

aku beranjak dari dudukku mengambil totebag lalu pamit

"aku anter ya ra?" tawarnya

aku menggeleng cepat lalu saat aku melangkahkan kaki, perutku sakit dan kepalaku tiba² pusing kembali kemudian aku terjatuh dan gelap

Author pov

jefy terlihat panik karna eira yg tba² pingsan saat ingin pulang

"ra?? eira?" panggil jefy sambil menepuk pipi eira

"Teza tolong ambil kunci mobil dan hp di meja ruangan saya cepet!!" perintah jefy pada karyawannya

jefy lgsg mengangkat eira ala bridal style menuju mobilnya

"cepet za buka pintunya!!" tuturnya panik

"saya titip cafe za! klo ada apa² lgsg hubungi saya!"

"baik pa, hati²"

setelah menempuh perjalanan lebih dr 10 menit, tibalah di rumah sakit dan jefy lgsg mengangkat eira

"tunggu di luar ya pa!" tutur salah satu susternya

yg terlintas di pikiran jefy saat ini memberitahu aidan tentang kondisi eira

"Eira di rmh sakit! gua harap lu msh punya hati dan" ucap jefy lirih

"gua shareloc lgsg" lalu menutup panggilan tersebut

Aidan pov

seminggu ini aku hanya fokus dengan kerjaanku saja bahkan aku tidak pulang kerumah mom tkt mom menagih janjinya itu

selama ini aku hanya tdr 3 jam sehari dan pulang ke apartemen itu jga cma untuk mandi lalu berangkat kembali

tokk... tok...

"masuk!" ucapku

"permisi pak hari ini ada met-" ucapan sekertarisku terpotong karna ponselku berdering

"sebentar"

"Eira di rmh sakit! gua harap lu msh punya hati dan"

deg...

jantungku terasa seperti berhenti saat mendengar kabar itu dari jefy

"gua shareloc lgsg"

"kamu boleh kembali! dan semua jadwal metting 3 hari kedepan batalkan!! saya mau istirahat!!" perintahku

"tapi pa-"

"saya percaya dengan kinerja kamu!! saya harap kamu ksh berita baik untuk saya" ucapku lalu pergi dari ruangannya

aku hanya butuh 15 menit perjalanan menuju rumah sakit, seperti org kesetanan aku berlari sekencang mungkin menuju IGD

hoshh.. hoshhh...

"dan? lu lari??" tanya jefy

"hufttt... kelliatannya gmna?"

"keluarga dari eira?" tanya dokter yg tba² keluar ruangan

"saya calon suaminya" ucapku

jefy yg mendengar itu hanya menganga tidak percaya dengan ucapan aidan

"yg bener aja lu dan?!!" ucap jefy berbisik

"gausa bacot deh!"

"Eira sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap! dia kena asam lambung gabisa minum terlalu banyak yg mengandung kafein!" ucap dokter tersebut

"baik dok makasih, jef tolomg urus adminnya ya! gua mau liat eira!" ucapku lalu memberikan balck card kepadanya

aku masuk menemui Eira, melihat wajahnya yg pucat dan tubuhnya tidak berdaya membuatku ga tega meninggalkannya

"seharusnya kamu ga kaya gini ra!" tuturku

eira mengerjapkan matanya melihat sekelilingnya

"om? ko disini? saya dmna? apa saya di surga?" tanya Eira

"sembarangan kamu!! kamu pikir saya udh mati hah?!"

dia hanya tersenyum, senyumnya begitu indah

"om ganteng banget kaya malaikat!"

aku menghela nafas panjang dan berlaluelangkah keluar ruangan

"om mau kemana?? saya gamau sendirian!" ucapnya lemah

"mau ngangkat telpon dari raisa" tuturku lalu keluar ruangan

di luar aku bertemu dengan jefy lalu dia memberikan black cardku

"mau kemana?" tanya jefy

"ngangkat telpon dari raisa" ucapku lalu meninggalkannya

"siang pa maaf mengganggu, direktur dari PT. Angkasa Jaya menyetujui kerjasama dengan kita"

aku menghela nafas lega lalu berjalan menuju kantin sekalian membeli makan untuk jefy

"jika ada perusahaan yg membatalkan kerja sama bisa langsung hubungi saya ya ca"

aku mengambil makanan yg tadi kupesan untuk jefy dan msh sambil menelpon raisa

"maaf pa, eira sudah dipindahkan ke ruang rawat inap"

"lantai brp sus?" tanyaku

"lantai 3 VVIP 209"

"makasih sus"

aku lgsg bergegas menuju ruangan eira

"baik pa biar saya atur jadwal untuk pertemuan minggu depan"

"kosongkan! karna saya akan mempersiapkan pernikahan!"

"ehh... iy.. iya pa baik" ucap raisa terbata²

aku memasuki kamar inap eira terlihat disana ada jef yg sedang memainkan ponselnya

"nanti saya hubungi lagi ca" ucapku lgsg menutup panggilan

kulihat eira tdk menyadari kehadiranku disini lalu aku memberi makanan ke jef

"Eira kenapa? ko ga nyadar gua masuk?" tanyaku

jef hanya mengedikan bahunya lalu makan

aku duduk di samping tempat tidur eira namu n dia masih ga menoleh ke arahku

"kamu udh gpp ra? ko diem aja?" tanyaku

masih tdk ada jawaban dari dia

"ra kamu kenap-" ucapanku terpotong

Eira menghela nafas panjang lalu menatapku dalam

"jangan kasih saya harapan palsu om! kalo udh punya pacar bilang!! jgn buat saya berharap" ucapnya dingin

fri,05/02/21
23:50

Hi! Mr.ThirtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang