"Kamu suka dengerin lagu j-rocks juga?" aku bertanya kepada cewek disamping tempat dudukku.
"Iyah, kenapa?" Tanya dia
"Enggak apa-apa, kamu tau JKT 48 gak?" aku bertanya
"Idol yang nyanyi lagu jepang-jepang itu kan?"
"Iyah itu dia bener"
"Kenapa emang?"
"Kalau aku liat-liat, kamu mirip member JKT 48 tau"
"Hah, masa sih? Siapa?"
"Mirip sama yang namanya Rena Nozawa, liat deh" aku menyodorkan poto di gawaiku kepadanya.
"Ah enggak ah,gak mirip"
"Yah , pokoknya mirip hahaha"
"Eh dasar aneh"
Sudah enam bulan aku sekelas dengan Ai. Tapi baru kemarin saku bisa berkomunikasi dengan dia. Wajahnya sangat mirip dengan Idol JKT 48. Meskipun orang-orang tidak banyak yang tau sh. Semenjak kejadian itu, entah kenapa aku jadi sering teringat dia.
Keesokan harinya aku memberanikan diri untuk meminta nomor teleponnya. Berharap bisa saling berkomunasi setelah sepulang sekolah.
"Ai, minta nomor telepon boleh? Tanya Aku
"Boleh, asal jangan sama hapenya aja"
Dalam hati, aku merasa senang. Pertanda baik pikirku. Berminggu-minggu aku sering berkirim pesan dengannya. Mulai dari membicarakan hobi, pelajaran, bahkan omongan basa-basi. Aku semakin dekat dengannya. Lebih dekat daripada sekedar teman kelas biasa.
Aku terpesona olehnya.
Bolehkah aku lebih dekat denganmu?
Bolehkah aku mengganti status hubungan di Facebook?
"Kalau status di Facebook diganti jadi berpacaran gimana? Masalah gak?" aku bertanya
"Hah, kok di Facebook? Kalau aslinya enggak gitu?" Tanya dia.
"Jadi maksudnya?"
Jadi inikah yang dinamakan jatuh cinta. Seketika aliran darahku memuncak di kepala, rasa senang yang tak terbendung, tubuhku lemas tapi sangat gembira.
"Eh obrolan apa nih?" ternyata Agus menguping di belakang tempat dudukku.
"Agus?!!"
"Hahaahahaha ketauan yah kalian" kata Agus dengan berisik
Sontak seisi kelas terpaku pada kami bertiga. Aku, Ai, dan Agus. Mereka seolah bertanya-tanya apa yang terjadi. Agus pun bertertiak di dalam kelas bahwa aku dan ai sudah berpacaran. Bahkan itu belum pasti menurutku. Karena obrolanku kepotong oleh Agus.
Tapi aku anggap itu jawaban "ya".
Motivasiku untuk sekolah semakin besar sekarang. Selain untuk mencari ilmu, juga bisa melihat orang yang kusuka. Setiap hari aku selalu berbincang dengannya, bersenda gurau, belajar bersama, mengerjakan PR bersama, dan kumpul dirumah teman-teman bersama juga. The best day ever setiap harinya. Pikirku.
"Oy pasangan bucin di kelas, mau ikut masak-masak gak di rumah aku?"
Aku menengok kearah Susan yang mengajakku barusan. Tak hanya aku yang menengok. Agung, Niki, Maya, dan Zaki pun menengok.
Ya. Mereka juga pasangan bucin di kelas XI-IPA 1 saat itu.
"Oke ayo !" seru Zaki
"Jangan ayo doing, beli bahan makanannya juga" kata Susan
"Yang cowok beli bahan makanan, anak ceweknya nanti yang masak" kata Ina
Keseharian kami pun terus berlanjut. Sering sekali agenda berkumpul di rumah teman seperti itu terjadi. Aku bahkan tak bisa menghitung berapa kali kami berkumpul. Keluarga. Aku menyebutnya seperti itu.
Bahkan saat beranjak naik kelas pun, kami masih selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul. Padahal saat itu, kami semua tidak sekelas lagi. Aku dan Ai pun berbeda kelas. Tapi itu tidak berpengaruh sama sekali. Kedekatan aku, Ai, dan teman-teman yang lainnya tidak terbatas oleh sebuah kelas.
"Kenapa kita sekelas terus yah dari kelas X?" Tanya Aku
"Gak mau bukan?" ucap Zaki
"Udah jangan ditemenin Zak si Irsan, mau cari temen baru kali" ucap Aldi
"Buruan cari bangku paling depan San, biar gak ada yang disuruh duduk di depan" ucap Ari.
Aku memang sangat senang duduk di depan . Dan mereka pun sekelas lagi denganku.
"Ai, kamu duduk sama siapa sekarang? si Maya beda kelas kan?" Tanya Aku
"Sama si Susan atau Icus aja, sama siapapun juga gak masalah sih" ucap Dia.
"Oh oke deh, kelas kita tetep bersampingan kok, kalau ada pelajaran yang mau ditanyain, jangan sungkan yah"
"Iyah, terima kasih yah"
###
![](https://img.wattpad.com/cover/255921180-288-k282745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Go
Historia CortaMelepaskan bukanlah hal yang mudah. Level tertinggi mencintai adalah merelakan.