Gilang tersenyum lebar kala melihat Andra yang bersandar di sisi gerbang sekolahnya. Langkahnya berlabuh cepat, menghampiri Andra yang juga menoleh kearahnya.
"Andraaaa!" Sahut Gilang sambil merentangkan kedua tangannya. Andra hanya menyeringai lebar, ia mengacungkan sebuah kepalan. Membuat Gilang menurunkan tangannya spontan.
"Gak asik!" Ketusnya.
Andra hanya terkekeh. Ia berjalan angkuh melewati Gilang. Lihat itu? Baru segitu saja Gilang sudah cemberut kesal, Andra terkikik puas melihatnya.
"Ayok cari onyet!" Sahut Andra yang langsung di sambut cengiran lebar Gilang. Pemuda itu menari-nari riang di samping Andra.
Andra membuka pintu mobil nya dan masuk, langkahnya di susul Gilang. Mereka melaju cepat entah kemana, hanya Andra lah yang mengetahuinya.
***
"Lu pilih mau monyet yang mana?" Ucap Andra seraya mengelilingi pasar hewan. Gilang hanya celingukan, ia terlihat sangat antusias membuat Andra terkekeh geli.
Memang tak salah pemuda ini di juluki kera sakti!
"Gilang liat!" Andra menunjuk kearah kawanan monyet yang terkurung di dalam jeruji besi. "Mukanya mirip lu semua kan?"
Gilang cemberut, meskipun begitu langkahnya tetap berlabuh semangat kearah kawanan monyet. Monyet-monyet yang di hampiri oleh Gilang berteriak heboh. Bak prajurit yang melihat komandannya kembali setelah berperang, mereka melompat-lompat sambil bertepuk tangan riang.
Gilang tak kalah heboh. Ia menarik-narik baju Andra beberapa kali, menunjuk monyet-monyet di sekitarnya. Membuat Andra sedikit mengerutkan keningnya kesal.
"Cepet goblok! Pilih yang mana!"
Gilang terdiam, ia menatap kawanan monyet itu teliti. Meskipun mereka lucu-lucu, tapi tidak ada satupun yang menarik minat Gilang. Entah kenapa, Gilang pun tak tau.
Tiba-tiba mata Gilang menyipit tajam, ia menatap kearah seekor monyet kerdil yang duduk menyendiri di sudut jeruji. Gilang penasaran, apa yang terjadi dengan monyet itu? Kenapa ia sendiri?
"Pak monyet yang di sebelah sana kenapa?" Tanya Gilang spontan. Bapak pejual hewan itu mengerutkan keningnya dan menatap seekor monyet yang di tunjuk Gilang.
"Oh yang itu mas?" Ucap si bapak sambil manggut-manggut. "Dia lagi depresi mas.."
"Depresi kenapa pak?"
"Gagal kawin mas.."
Gilang melototkan matanya kaget. Ia menatap kearah monyet itu dengan perasaan iba. Monyet itu sepertinya masih sangat muda, Gilang juga tidak setuju kalo dia kawin secepat itu.
"Masih muda pak monyetnya.."
"Iya mas, makannya dia pas mau kawin saya gagalin.." ucap bapak itu kali ini sambil geleng-geleng kepala. "Soalnya dia kepengen kawinnya sama monyet yang lebih tua.."
Gilang terkejut untuk yang kedua kalinya. Monyet yang ia anggap polos ternyata lebih dewasa dari perkiraannya. Gilang jadi tambah iba, jangan-jangan ini faktor lingkungan yang tidak bisa menjaga kesuciannya. Sungguh malang monyet ini, Gilang tak tega.
"Saya mau monyet itu pak.."
Si bapak hanya tersenyum tipis. Ia menggendong monyet kerdil itu dan menyerahkannya ke pangkuan Gilang. Sang monyet hanya bisa pasrah, membuat Gilang terpesona seketika.
"Onyet.." ucap Gilang lembut. Si monyet hanya terdiam, ia menyembunyikan wajahnya di belahan ketek Gilang.
"Aduh uculnya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD CASANOVA ✓
أدب المراهقينAndra yang kalem tidak pernah membayangkan hidupnya akan di obrak-abrik oleh makhluk mitologi china seperti Gilang. Gilang yang petakilan sejatinya berbanding terbalik dengan dunia Andra yang berjalan bak di sinetron-sinetron hidayah. Mungkin jika d...