Andra menghembuskan nafasnya berat saat keluar dari ruang BK. Ia duduk di sisi koridor sambil menatap kesal ke arah sekitar. Banyak siswi yang hilir mudik menyapanya, tapi tak satupun yang Andra gubris. Mood nya sedang tidak baik.
Sebuah kerutan tercetak jelas di keningnya, saat matanya menangkap sosok Gilang yang berlari riang ke arah Kevan. Pemuda itu merebut pisang di genggaman tangan Kevan dan memakannya lahap, membuat seringaian kecil tercetak jelas di wajah Andra.
"Mirip hewan peliharaan.." ucapnya merendahkan.
Sebenarnya dari dulu, Andra penasaran dengan sosok Gilang. Tingkah bodoh Gilang, Andra ingin tau itu asli atau hanya sekedar gurauan?
Berbanding terbalik dengan dirinya yang mempunyai image kalem. Gilang justru famous dengan tingkah bobroknya. Dan hal itu, malah semakin membuat Andra penasaran.
Hingga tanpa sadar, mengikuti langkah Gilang.
"Lang, gimana lu ada niatan adopsi cicak lain belum?" Tanya Kevan. Andra yang mengikuti diam-diam pun sembunyi spontan saat langkah Gilang berhenti sesaat.
"Gue masih galmov sama Stephen Van.."
"Cicak banyak dosa kayak gitu, kenapa lu gak ikhlas in biar tenang di neraka?" Itu Randy yang bertanya. Gilang hanya mendengus, ia memainkan pisang kecil di genggaman nya.
"Kalian pulang duluan aja deh!" Ucap Gilang pada akhirnya, Kevan dan Randy kompak kaget. Mereka bertanya, apakah Gilang pundung?
Tapi ternyata..
"Gue mau nyari hewan peliharaan lain.." ucap Gilang sambil menoleh ke arah sekitar. Kevan dan Randy hanya mengangguk, yah.. rumah mereka juga gak searah sih. Kalo balik ke sekolah juga percuma, ini udah waktunya pulang.
"Yaudah hati-hati, kabarin ya kalo ada apa-apa!" Ucap Kevan mewanti-wanti. Randy hanya terdiam, ia menepuk-nepuk kepala Gilang pelan.
"Dadah Gilang~"
"Dadah~"
Gilang tersenyum hambar, ia menoleh kearah Andra, membuat Andra yang tak sengaja bertemu tatap dengan Gilang spontan ngumpet di semak-semak.
"Gue tau lu ngumpet, keluar atau gue gorok!"
Andra mengumpat kasar, ia keluar dari tempat persembunyiannya dengan ekspresi wajah datar tak berdosa. Sementara Gilang hanya mampu menatap sinis sosok Andra, ia menghembuskan nafasnya kesal.
"Ngapain lu ngikutin gue?"
"Gue gak ngikutin lu!" Bela Andra, ia menatap sekitar.. mencoba mencari bahan untuk alasannya, tapi sial otak Andra terlalu normal ia tidak bisa menemukan alasan yang logis.
"Ngaku aja deh lu!" Ucap Gilang kesal. Andra hanya mendengus, ya apa boleh buat memang dari awal ia membuntuti Gilang kok.
"Hm, gue cuma males sekolah.." Andra masih saja beralasan, membuat Gilang tak kuasa untuk tidak berucap :
"Hilih!"
"Yaudah, mumpung lu disini.. cariin gue hewan peliharaan baru!"
Andra mengerutkan keningnya heran, ia hendak membantah ucapan Gilang jika saja Gilang tidak cepat memotong kalimatnya.
"Kenapa harus gue-"
"Lu lupa janji lu?"
Gilang tersenyum saat Andra mengerucutkan bibirnya kesal. Seakan menang lotre, ia menarik tangan Andra sembari menyengir lebar. Andra yang di tarik pun hanya bisa pasrah, ia mengikuti kemanapun cowok itu menariknya pergi.
---//---
"Gak ada gitu yang lu suka?"
Gilang menggelengkan kepalanya, ia menatap ngeri hewan-hewan di sekitarnya. Nampak menakutkan, tidak seperti cicaknya Stephen.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD CASANOVA ✓
Ficção AdolescenteAndra yang kalem tidak pernah membayangkan hidupnya akan di obrak-abrik oleh makhluk mitologi china seperti Gilang. Gilang yang petakilan sejatinya berbanding terbalik dengan dunia Andra yang berjalan bak di sinetron-sinetron hidayah. Mungkin jika d...