Pemuda berparas oriental itu memejamkan matanya sebentar. Mencoba menghirup udara segar sebanyak mungkin untuk menenangkan pikirannya saat ini. Keputusan tentang perbuatannya akan segera ia jalani sekarang. Gilang resah, ia bingung apa yang akan ia ucapkan nanti.
Sejujurnya, Gilang sudah pasrah dengan keadaan. Apapun yang ia ucapkan pasti Abi bisa menampiknya dengan mudah. Ia pelakunya di cerita ini, dan mereka.. berperan sebagai korban yang melapor.
Kemarin, Andra sudah memberitahunya bahwa kepala sekolah memanggil Gilang untuk berbicara di ruangannya. Andra yang khawatir terus menanyakan apa yang terjadi, tapi Gilang.. dia hanya bisa terdiam.
Gilang tak mau Andra terlibat, jika Andra ikutan semuanya akan menjadi sia-sia, yang Gilang lakukan akan ia tanggung sendiri. Tak perduli seberapa pengecutnya dia sekarang, kesalahannya tetap akan menjadi kesalahan yang akan ia pertanggung jawabkan.
"Lang?" Panggil seseorang yang membuat Gilang membuka matanya perlahan. Andra yang berdiri di ambang pintu cemberut kesal, ia menatap sosok Gilang dengan pandangan tak karuan.
"Gak mau cerita?!" Ucapnya menggemaskan. Gilang terkekeh pelan, ia menutup matanya dengan sebelah lengan.
"Lang!" Gilang menyengir, Andra sudah tak bisa diam di seberang sana. Sejak kemarin cowok itu menahannya pulang terus-terusan. Ia melarang Gilang pergi sebelum bercerita padanya, dan hasilnya? Gilang terjebak di apartemennya sekarang.
Bersama uke manisnya yang sedang kepo tentang permasalahannya saat ini.
"Lang, gak mau cerita?" Andra bertanya lagi. Cowok itu tak berani mendekati Gilang sekarang karena Gilang terus diam. Gilang yang memperhatikan kekakuan Andra pun hanya bisa menikmatinya dengan santai, kapan lagi Andra nya bertingkah seperti ini, ya kan?
"Heh, monyet!" Gilang cemberut. Ia menoleh kesal menatap Andra, Andra yang di tatap dengan pandangan marah pun spontan bersembunyi di belakang pintu, membuat Gilang tak kuasa menahan tawanya lagi.
"Ah lu nyebelin!"
"Lu kenapa ndra?"
Andra cemberut. Ia melotot kesal menatap Gilang. "Kan gue pengen tau, cerita!"
"Gak mau.."
Lagi-lagi muka Andra tertekuk kesal. Ia menendang pintu kamarnya keras-keras dan menatap sosok Gilang geram. Sesekali cowok itu menghampiri Gilang. Memukulnya sekuat tenaga lalu menjaga jaraknya lagi. Gilang heran, Andra tiba-tiba berubah aneh seperti ini.
Ada apa?
"Kalo kesel gak terima sini pukulin sekalian! Jangan nanggung gitu.." Ucap Gilang sambil meringis pelan. Pundaknya kena tabok Andra tadi, meskipun tidak terlalu sakit, tapi rasanya cukup ngilu.
"Gak mau.."
"Kenapa?"
Andra terdiam, ia nampak berpikir sesaat sebelum membalas pertanyaan Gilang. "Tar lu ilfeel punya pacar kasar.."
Gilang meledakkan tawanya keras. Ia menatap wajah Andra yang mulai merona merah. Jadi ini alasan Andra jadi agak jinak dari kemarin? Karena takut Gilang ilfeel?
"Lu kan emang kasar.."
"Udah nggak.."
"Tadi masih mukul.."
"Itu pukulan cinta.."
Gilang tertawa lagi, baginya Andra yang seperti ini masih terasa asing. Tapi entah kenapa Gilang juga menyukainya, mungkin karena ia terlihat sedikit menggemaskan.
"Lu masih ngumpat kasar ke gue.."
"Ngumpat apaan?"
"Tadi lu ngatain gue monyet.."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD CASANOVA ✓
Ficção AdolescenteAndra yang kalem tidak pernah membayangkan hidupnya akan di obrak-abrik oleh makhluk mitologi china seperti Gilang. Gilang yang petakilan sejatinya berbanding terbalik dengan dunia Andra yang berjalan bak di sinetron-sinetron hidayah. Mungkin jika d...