Sisilia menghembuskan nafasnya berat. Ia menutup buku paketnya dan memasukkannya kedalam tas. Akhir-akhir ini Gema selalu saja menempelinya, Sisilia kurang suka! Cowok itu sama sekali bukan tipe idamannya.
"Lia ayok ke kantin!" Seru Gema sambil tersenyum manis. Sisilia hanya menyengir, ia berdiri dari tempatnya duduk.
"Kamu duluan aja ya?"
"Kenapa?" Ucap Gema murung. Ia meraih tangan Sisilia dan menggenggamnya erat. Sisilia hanya bisa terdiam, sejujurnya ia sedikit risih.
Hanya karena membelanya kemarin, cowok itu jadi berasa mempunyai peran penting. Sisilia menyeringai kecil, ia paling benci tipikal cowok yang agresif seperti ini.
"Lia mau ke toilet dulu.." ucapnya pelan sambil melepaskan genggaman tangan Gema. Gema hanya terdiam, ia menatap khawatir kearah Sisilia.
Dimatanya Sisilia adalah gadis baik yang butuh pertolongan. Gema berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Sisilia, ia tak ingin gadis itu di lukai lagi.
"Mau aku beliin sesuatu?" Gema tersenyum lembut. Sisilia hanya membuang muka, ia menatap luas kearah sekitar.
Gema pikir, Sisilia masih ketakutan karena tindakan kasar Andra kemarin-kemarin.
"Lia, kamu tenang aja ya? Aku gak bakal biarin orang nyakitin kamu lagi.." ucapnya tulus. Sisilia tersentak kaget saat Gema menyentuh kedua bahunya.
"I-Iya Gema.." ucapnya sambil tertunduk dalam. Gema tersenyum, meskipun Sisilia agak tertutup untuknya tapi tak apa.. Gema yakin, suatu saat nanti cewek itu pasti akan menyadari betapa perdulinya dia.
"Yaudah aku beliin jus di kantin ya? Kamu tunggu aja disini.."
Sisilia mengangguk. Membuat senyum Gema merekah perlahan, ia berjalan keluar kelas dengan langkah cepatnya, membuat Sisilia menghembuskan nafasnya lega, ia selamat!
Sisilia mendengus, cewek itu ingin sekali sendirian. Gema tidak pernah meninggalkannya sendiri, cowok itu selalu over protective.. padahal jika di pikir-pikir, dia itu siapa?
Sisilia berjalan keluar kelas. Ia tak mau bertemu Gema lagi sekarang. Sejujurnya cowok yang Sisilia sukai rata-rata berandalan, jadi dekat dengan cowok baik membuatnya sedikit muak.
Langkah kaki Sisilia terhenti. Ia menatap sesosok pemuda yang baru saja menerobos gerbang samping. Cowok tegap itu, Sisilia faham persis. Itu Gilang!
Gilang mengaduh, cowok itu terjun dengan posisi bebas menghantam tanah. Celananya kotor semua, ia cemberut.
"Lu ngapain disini?" Ucap Sisilia sambil melipat kedua tangannya di dada. Ia masih agak kesal dengan Gilang, cowok culun ini.. berani sekali dia merebut Andra nya!
"Gue bakal panggil satpam!" Langkah Sisilia hendak berlabuh lagi. Gilang melotot, ia menarik tangan Sisilia spontan dan memojokkannya ke sisi tembok.
Sisilia sedikit terkejut. Ia menatap wajah Gilang pekat, jika di perhatikan baik-baik.. Gilang juga mempunyai raut wajah yang lumayan tegas. Sisilia menunduk, pipinya sedikit bersemu malu.
Apa karena jarak wajah mereka terlalu dekat?
"A-Apa-apaan sih lu!" Teriak Sisilia sambil mendorong tubuh Gilang sekuat tenaga. Gilang sedikit melangkah mundur, ia menatap datar kearah Sisilia.
Gadis ini, benar-benar gadis yang merepotkan!
"Gak usah deket-deket gue homo sialan! Najis tau!" Teriak Sisilia keras. Sifat aslinya keluar tiba-tiba. Gilang hanya terkekeh geli, dari awal ia memang sudah tidak menyukai gadis itu.
"Najis?" Ulang Gilang lagi. Ia melangkahkan kakinya mendekati Sisilia, membuat gadis itu menatap waspada.
"Gue gak ada niatan cari ribut sama cewek.. gue kesini cuma mau ngomong.." sebelah alis Sisilia terangkat. Ia menatap sosok Gilang heran, cowok itu hari ini sama sekali tidak memasang tampang idiotnya. Sisilia penasaran, apa ini sosok Gilang yang sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD CASANOVA ✓
Ficção AdolescenteAndra yang kalem tidak pernah membayangkan hidupnya akan di obrak-abrik oleh makhluk mitologi china seperti Gilang. Gilang yang petakilan sejatinya berbanding terbalik dengan dunia Andra yang berjalan bak di sinetron-sinetron hidayah. Mungkin jika d...