*Note : Setiap chapter bakalan ada namanya yang berarti itu pov full di chapternya 😘
**
*Selamat Membaca*
**
Sudah seminggu Gun koma dan ia masih belum juga sadarkan diri dan beberapa kali juga Arsel terus menanyakan kabar dari Gun. Aku hanya menghela nafas panjang ketika semua menjadi rumit aku hanya ingin berdamai dengan masa laluku. Kini aku sedang berada di kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaanku yang terabaikan, setelah menyelesaikan ini aku akan langsung menjemput Arsel di penitipan dan kembali menuju rumah sakit untuk menjenguk Gun.
***
Baru setengah aku berkutat dengan laptopku tiba-tiba ponselku berdering dan itu panggilan dari rumah sakit dengan cepat aku meraihnya dan mengangkat telponnya.
"Halo tuan Adulkittiporn, pasien Gun Atthaphan telah sadar dari komanya." Dengan cepat aku meraih kunci mobilku dan bergegas turun.
"Baiklah aku akan segera ke sana."
***
Sesampainya di rumah sakit aku menggendong Arsel dan sedikit berlari menuju ruang VIP tempat Gun di rawat.
Pintu terbuka disana aku dapat melihat Gun yang sedang terduduk Arsel berteriak memanggilnya dia turun dari gendonganku dan berlari menuju ke arah Gun, Gun tersenyum ia akan turun dari ranjangnya dengan cepat aku mencegahnya.
"Gun! Kau belum sepenuhnya pulih, Arsel kemari." Aku menggendong Arsel dan mendudukkan-nya di samping Gun dan Arsel langsung memeluk Gun. Begitu pula Gun ia juga memeluk Arsel dengan erat menyalurkan kerinduan diantara mereka. Melihat itu hatiku menghangat aku memberikan waktu untuk mereka.
Saat diluar aku bertemu dengan Michael ayahku. "Apa yang kau lakukan disini?" Aku menatapnya dengan raut wajah yang datar.
"Bukan urusanmu." Smirk Michael begitu menjijikkan di mataku.
"Sepertinya mantan pacarmu itu cukup manis ya. Sayang dia terlalu keras kepala."
"Jangan pernah menyentuhnya atau—"
"Atau apa? Bahkan aku bisa membunuhnya di hadapanmu Off." Setelah mengatakan itu Michael pergi aku mengepalkan kedua telapak tanganku Michael tidak pernah bermain-main dengan ancamannya. Aku mengambil ponselku dari saku celana.
"Tay kemarilah sebentar aku butuh bantuanmu."
***
Kini aku berada di ruang Gun berdua dengannya Arsel aku titipkan pada Tay.
"Gun apa kau bertemu dengan Michael?" Gun menatapku lalu menggelengkan kepalanya.
"Gun jangan berbohong padaku aku tahu kau menemuinya aku—"
"Menjauhlah dari hidupku." Gun memotong pembicaraanku.
"Apa yang kau maksud?" Aku menahan amarahku mengingat Gun baru sadar dari komanya.
"Menjauhlah dari hidupku, kalimat mana yang tak kau pahami Off? Untuk kali ini saja aku mohon padamu menjauhlah dari hidupku cukup sampai disini saja biarkan aku dan Arsel hidup bahagia."
Aku berjalan mendekat kearah Gun menarik lehernya dan mendaratkan biburku pada bibirnya dengan tergesa-gesa aku mencium bibir.
"Sshh... Off!" Aku melepaskan tautan bibirku dan menatap tepat dimatanya.
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu meski aku harus menyerahkan nyawaku! Kau dan Arsel adalah milikku dan tidak ada yang akan menyakiti kalian." Dapatku Gun tertegun aku membelai rambut Gun lalu turun ke pipinya lalu mencium kedua pipi Gun.
"Beristirahatlah, Arsel begitu merindukanmu."
**
"Kau jauhkan Off dari orang yang bernama Gun. Dan kau akan mendapatkan imbalannya."
"Baik tuan."
***
.
.
.
.
.To be continued
.
.
.
.
.Yuhhuu update!!! Gimana greget? Dan menurut kalian apa omongan Off dapat di percaya?.
Dan mungkin alurnya bakalan berubah dari awalnya yang seharusnya endingnya A malah berubah ke B. Seperti itulah dan demi kenyamanan bersama. Dan untuk para 'pengadu domba' jangan langsung menyimpulkan cerita dari beberapa chapter aja baca terus sampe kebawah jangan langsung menyimpulkan dari awalnya saja.
Dan buat kalian semua kesayanganku jangan pada War ya demi kenyamanan kita bersama ❤✨.
✨Vote dan comments jangan lupa✨
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Hello, Ex-Boyfriend || OffGun
Fanfiction"Off aku hamil..." ucap Gun lirih namun masih dapat didengar Off. "Aku sedang tidak dalam posisi yang baik untuk bercanda Gun!" Gun hanya terdiam membeku ia tak tahu harus berbuat apa sekarang. "Aku serius Off...." "Hentikan lelucon murahanmu itu...