*Note : Setiap chapter bakalan ada namanya yang berarti itu pov full di chapternya 😘
**
*Selamat Membaca*
**
"Permisi."
"Ah iya silahkan masuk, mau pesan apa?"
"Emm.. Apa boleh aku berbicara dengan manager di sini?"
"Kebetulan aku managernya ada yang bisa aku bantu?"
"Aku ingin melamar pekerjaan disini, apa anda membutuhkan karyawan nyonya?" Aku berdoa dalam hati ini tempat terakhir yang aku kunjungi semoga saja aku mendapatkan pekerjaan disini.
"Hahaha... Jangan memanggilku seperti itu panggil saja Mami. Dan kau diterima kebetulan aku membutuhkan karyawan disini."
"Sungguh? Ah terima kasih banyak."
"Aku pulang." Lalu datanglah laki-laki yang lebih muda dariku ia menatapku dari atas sampai bawah.
"Siapa dia Ma?"
"Dia karyawan baru kita bagaimana kau menyukainya?"
"Perkenalkan aku Gun Atthaphan."
"Hmm aku Bastian."
"Baiklah Gun kau besok bisa mulai berkerja ingat jangan terlambat."
"Baik Ma, terima kasih banyak." Lalu aku segera pergi meninggalkan cafe ini dan berjalan pulang. Aku tak mungkin meninggalkan Arsel terlalu lama dirumah sendirian.
***
"Daddy pulang!"
"Hai Daddy. Arsel lapar...."
"Oh Gun kau sudah pulang." Dari dapur muncullah Tay ia terlihat begitu berkeringat.
"Apa yang kau lakukan di dapur Tay?"
"Aku memasak makanan tapi Arsel tak mau makan jika tak ada kau." Aku mengacak-acak gemas rambut Arsel.
"Kalau Arsel lapar Arsel bisa makan terlebih dahulu tak perlu menunggu Daddy."
"Biarin nanti kalo Acel makan duluan Daddy kehabisan makanan. Kan Acel makanannya banyak hehehe."
"Anak Daddy. Baiklah ayo makan." Lalu kami bertiga berjalan kedapur. Tak perlu heran kenapa Tay bisa masuk ke apartemenku karena Tay punya kunci cadangan jadi jika aku terlalu lama meninggalkan Arsel sendiri aku akan meminta tolong Tay untuk menjaganya.
"Kau tidak berkerja hari ini?"
"Day Off. Bagaimana jika besok kita pergi ke taman bermain?"
"Asik! Acel mau pergi ke taman bermain."
"Tapi besok aku berkerja Tay."
"Setelah kau berkerja bagaimana?"
"Entahlah aku akan meminta izin pada Mama."
"Ayolah Daddy besok kita ke taman bermain, Acel sudah lama tak kesana."
"Nanti Daddy usahakan ya." Lalu kami lanjut makan malam.
***
"Arsel jangan lupa gosok gigi!"
"Tay kau tak pulang?"
"Aku akan menemanimu."
"Tak perlu Tay aku akan baik-baik saja." Tiba-tiba Tay memelukku dari belakang.
"Kau tahu, kan aku mencintaimu."
"Tay hentikan! Kau normal sedangkan aku tidak jadi buanglah rasamu itu Tay. Aku tak mau kau terluka karenaku." Tay melepaskan pelukannya.
"Baiklah aku akan pulang."
"Hati-hati." Lalu Tay pergi meninggalkan apartemen. Apa aku kejam? Menyuruhnya membuang jauh perasaan cintanya untukku aku tahu Tay tidak sepertiku aku tak mau jika dia harus terluka karena perasaannya.
"Dimana Papa Tay?"
"Dia sudah pulang besok harus berkerja."
"Tapi besok kita jadi ke taman bermain, kan?"
"Iya Arsel. Ayo sekarang tidur."
***
Pagi tiba setelah menyiapkan sarapan aku membangunkan Arsel yang masih terlelap tidur.
"Arsel ayo bangun sayang."
"Eumm...."
"Ayo katanya mau pergi ke taman bermain." Arsel langsung membuka matanya lalu duduk dan ekspresinya begitu lucu.
"Baiklah Acel sudah bangun." Aku menggendong Arsel menuju kamar mandi yang telah berisi air hangat. Setelah memandikan Arsel aku kembali ke dapur dan menunggu Arsel ia tak mau dipakaikan baju ia malu katanya.
Saat Arsel tiba di meja makan kami memulai sarapan.
***
"Ingat jangan nakal."
"Baik Daddy." Lalu Arsel berlari masuk setelah memastikan Arsel sudah masuk ke penitipan aku segera berlari menuju cafe tempatku berkerja.
"Apa aku terlambat Ma?"
"Tidak Gun. Bahkan kau datang lebih awal."
"Tolong bantu aku membawa ini ke belakang."
Lalu aku memulai perkerjaan baru ku. Saat jam makan siang aku meminta izin ke Mama untuk pergi ke penitipan tapi sesampainya disana aku tak menemukan Arsel.
📞 : "Halo Arsel kamu dimana?"
📞 : "Arsel ada bersamaku, kami sedang makan siang di Dep.Store"
📞 : "Menjauh dari anakku Off!!"
📞 : "Jika kau lupa dia juga anakku Gun"
Aku segera berlari masuk kedalam Dep. Stroe dan mencari tempat makan yang Off dan Arsel kunjungi dan dari jauh aku bisa melihat Arsel yang tengah dipangku Off mereka terlihat bahagia bahkan Arsel tertawa keras ketika Off mengerjainya namun tawa Arsel memudar ketika ia menyadari kehadiranku. Aku segera berjalan menghampiri mereka.
"Daddy lihat Om Off beliin Acel mainan baru." Aku menatap sendu ke arah mainan baru Arsel aku jelas tak bisa membelikan itu untuknya berbeda dengan Off ia bisa kapanpun membelikan Arsel mainan. Aku tak menoleh ke arah Off aku mengelus pucuk kepala Arsel lalu mencium pipinya.
"Daddy kerja dulu ya." Lalu aku pergi meninggalkan tempat makan ini aku tahu aku jelas kalah dengan Off ia bisa saja mengambil Arsel kapanpun.
***
"Gun kemari!" Aku tersentak kaget ketika Off menarikku keluar dan membawaku ke belakang cafe.
"Kenapa kau menyuruh Arsel menjauhiku?"
"Kau bukan ayahnya."
"Aku ayahnya!"
"Kau bukan ayahnya! Ayahnya sudah lama mati! Ayahnya sudah membuangnya!"
Plak!!
Aku tak menyesal mengatakan itu walau akhirnya Off menamparku tapi tiba-tiba ia menarikku dan membawaku dalam pelukannya aku hanya diam ini semua terjadi begitu saja.
"Kau tidak papa?"
"Menjauhlah dari hidupku maka aku akan baik-baik saja."
"Kau dan Arsel tidak bisa lepas dariku. Aku telah mengetahui semuanya kau dan Arsel tanggung jawabku."
.
.
.
.
.To be continued
.
.
.
.
.Gak jadi hiatus ah.. Banyak yang sayang sama aku😘❤. Maaf jika chapter kali ini gak amburadul bahasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Hello, Ex-Boyfriend || OffGun
Fanfiction"Off aku hamil..." ucap Gun lirih namun masih dapat didengar Off. "Aku sedang tidak dalam posisi yang baik untuk bercanda Gun!" Gun hanya terdiam membeku ia tak tahu harus berbuat apa sekarang. "Aku serius Off...." "Hentikan lelucon murahanmu itu...