Aku memberi kode jika sudah hampir sampai, di pertigaan ujung kiri jalan nomor 107 pagar berwarna Abu adalah Rumahku.
Tepat di depan gerbang, ia mematikan mesin motor.
"Lain kali jangan duduk sendirian di Jembatan Kartini, bahaya"
"Kenapa kamu menemani?"
"Saya ingat kakak saya"Tapi Bagas kan engga punya kakak, siapa dia? Wajahnya sangat mirip dengan Bagas. Bagas, kamu dimana? Aku Rindu!!
"Saya sampai lupa, nama Kakak siapa?"
"Oh iya, saya Mentari"
"Cantik, seperti wajahnya"Kalimat itu! Membuatku semakin yakin kalau dia Bagas!
"Saya Baskara, bukan Gas tapi Bas. Gapapa deh mirip."
"Oh Baskara. Maaf saya sok tau"
"Iya tidak apa-apa, saya pamit pulang"Punggungnya semakin jauh meninggalkanku. Bagas, kamu dimana?
3 tahun sejak saat itu, aku benar-benar kehilangan jejakmu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati
Novela JuvenilBanyak kumpulan roman picisan dari secuil cerita manis, pahit, melebur menjadi rangkain kisah penuh ekspektasi dan kebahagian yang tak dapat diungkapan.