1. Kedatangannya

2.3K 200 24
                                    

Pagi hari. Masih jam bebas di sekolah.

Fajri, dia datang kesekolah bersama bola basketnya yang selalu dia bawa.

"Hei aji!"

Fajri menoleh ke asal suara. Dia menemukan temannya, Fikih Aulia atau biasa disebut Fiki olehnya. "Hei Fik." jawabnya singkat.

"tumben dateng pagi lu?" Fiki berdiri sejajar dengan temannya itu. Mereka berjalan bersama di jalan menuju sekolah.

"biasanya jam segini kok" Fajri menjawab singkat. Fajri menatap jam tangannya. Iya, masih jam 06:34 masih jam yang sama seperti kemarin.

"hmm, lu pr udah belum?" Fiki mencari cari topik lain. Fajri hanya mengangguk.

"gue liat boleh ga? Kemaren gue kesibukan main game, lupa nengok pr" Fiki menghela nafasnya. Fajri mengangguk saja.

"ah gaseru lu ji, apa apa iya apa apa ngangguk" Fiki pundung.

"ya kan lu tau gue orangnya gimana" Fajri menjawab pendek.

Benar juga, Fajri tipe orang yang tak suka berbicara panjang lebar. Salah besar bagi Fiki karena dia sudah mengajak Fajri mengobrol.

"udah lah, mendingan jalan aja"

***

"AJII!!!"

"OMGG GANTENG BANGET AJI MAKE BANDANAA"

Ya, teriakan itu dimulai. Seperti hari hari biasanya. Tak ada satu hari tanpa teriakan FanGirl Aji. Bahkan ada yang bilang aji punya Fanbase sendiri. Namanya Jination, dan isinya siswi siswi sekolah. Bahkan siswi sekolah lain juga termasuk fandom itu.

Padahal menurut Fajri sendiri, dia hanya orang biasa! Hanya laki laki normal yang suka bermain basket di tengah lapangan olahraga. Hanya karena tampangnya yang lumayan tampan, dia jadi diburu para siswi.

"enak banget lu ji" Fiki nyinyir. Padahal Fiki sendiri juga punya Fanbase sendiri. Namanya FikiHits. Dan kurang-lebih sama seperti fanbase Fajri.

"lu juga sama aja" Fajri menjawab pendek.

Fajri membuka lokernya. Menarik nafasnya perlahan. Siap siap...

Bruk!!

Banyak sekali coklat, permen, dan cemilan lainnya di dalam lokernya. Sudah seperti biasa. Dari fans fans nya.

Fajri mengerutkan keningnya. Pusing dengan semua hadiah ini. Teriakan dibelakang. Segalanya. Kapan dia bisa bebas?!

Fajri menutup lokernya kembali. Tadinya dia mau membawa buku catatannya, tapi dia mengurungkan niatnya. Buku catatannya tertumpuk dengan hadiah hadiah. Dia malas.

"lho ji? Mau kemana lu?" Fiki yang sedang mengambil beberapa permen-hadiah juga-yang masih tersimpan di lokernya.

"refreshing! Gue capek!"

Padahal masih pagi... Fiki membatin.

***

Fajri sampai di rooftop sekolah. Untunglah tempat ini tidak mudah dijangkau murid murid. Tapi Fajri bisa kesinin karena dia punya kunci cadangannya. Dari guru. Dia murid yang selalu terkena masalah-ironis nya masalahnya dia dapat dari fansnya sendiri.

Ada fans nya yang dari sekolah lain, memaksa ingin bertemu dirinya. Bahkan mengancam akan menyakiti beberapa siswa yang menghalangi jalannya menuju kelas Fajri.

Mendengar itu, Guru guru memberi tempat Refreshing untuk Fajri. Kunci untuk tempat Rooftop sekolah.

Fajri tertawa miris dengan itu. Kenapa kehidupan SMA nya begini amat? Padahal dia ingin kehidupan SMA yang biasa biasa saja. Bukan dipenuhi dengan siswi fans, bahkan siswi yang stalker.

Itu membuatnya muak dengan perempuan.

Mendadak bunyi lonceng berbunyi keras. Pertanda masuk kelas.

_________________________________

"anak anak, kita kedatangan murid baru"

Fajri yang sedang menatap lapangan basket dari jendela menoleh. Murid baru? Dipertengahan semester begini?

Murid yang lain juga sama dengannya, saling bertanya tanya.

"silahkan masuk" Guru Sejarah menoleh ke arah pintu.

Anak laki laki berkacamata bulat, membawa tas sekolah berwarna hitam dan seragam yang lengkap. Juga jam tangan. Muncul dari balik pintu.

"perkenalkan nama kamu" Guru sejarah tersenyum.

Anak laki laki itu terlihat gugup. "n-namaku Zweit..." Ucapannya terpotong. Lalu menunduk kembali.

Murid sekelas bingung. Anak itu terlihat gugup sekali.

"namaku Zweitson... Pindahan dari Salatiga...!" ucap Zweitson dengan nada terburu buru.

Bip bip bip!!!

"nak, alarm smartwatch nya dimatikan dulu...?" Guru sejarah menatap jam tangan Zweitson yang berbunyi keras, dan semakin keras.

"ini bukan alarm bu... Ini detak jantung saya... Saya gugup" Zweitson tersenyum kecil.

"oh... Kalau begitu silahkan duduk saja. Perkenalan bisa diulang nanti" Guru sejarah segera memahami.

Fajri yang duduk di barisan ketiga dipojok juga paham.

Zweitson memakai jam tangan yang bisa memindai detak jantung. Itu berarti anak ini... Punya penyakit jantung.

"saya duduk dimana bu?" Zweitson menatap guru sejarah. Suara bip bip bip dari jam nya mulai mengecil.

"disebelah Fajri ya"

"iya bu"

Fajri menghela nafasnya. Kenapa harus disebelahnya. Padahal dia sudah nyaman duduk sendirian.

"halo.. Gue Zweitson!" Zweitson tersenyum lebar. menyerahkan tangannya. Mengajak Bersalaman.

"Gue Fajri, panggil aja Aji" Fajri tidak menyambut tangan Zweitson, dia malah segera mengambil buku catatannya di tas.

"oke Aji!" Zweitson mengangguk.

____________________________________

Segitu aja dulu ya chap 1 nya!

Jangan lupa vote dan komen (*>∀<)b

I just need U || JiSon UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang