S2 : 10. Rumahmu

1.1K 116 34
                                    

Siapa yang gemes saat lihat scene diatas?! ≥﹏≤

Aaaa aku bingung mau update buku mana dulu... Jadi aku mau fokus dulu ke buku ini ya! SB dan Chaos jadi slow update...

___________________________________

"hebat banget kalian udah berani. Susul gue sama bangsen ok?" Fiki menyuapkan bakso kedalam mulutnya.

"Fik. Ini di kantin. Lu jangan ngomong begituan disini" Fajri melemparkan gulungan tisu tepat ke muka Fiki.

"aduh, gue greget sih. Mau dilanjut ngobrol dikelas tadi malah keburu bel" Fiki mengusap dahinya yang terlempar tisu.

"ya, nanti aja ngomongnya plis?" Fajri mulai lelah dengan sifat Fiki. Ceplas ceplos banget.

"yaudah dah" Fiki menyedot minumannya.

"bagus" Fajri menghela nafasnya.

"tapi kayaknya gak bagus deh ji" Zweitson yang sedari tadi diam, membisik.

"eh, nanti mau ke cafe gak? Gue mau ngapelin bangsen" Fiki mulai buka mulut kembali.

"tuhkan" Zweitson menghela nafasnya.

"lu aja sana. Malesin amat" Fajri menjawab.

"ntar gue traktir deh, temenin ya? Gue ga berani datang kesana sendirian"

"...lu pas hari itu, berani tuh kesana sendirian?" Fajri menyadari sesuatu.

"waktu itu gue excited, gue gak inget apa apa." Fiki mengangkat bahunya.

"...lu pergi sendiri bisa kan?" Fajri protes. Ngapelin pacar kok ngajak temen sih?

"gak bisa, lu dateng dong sama soni. Plis?" Fiki memohon.

"gak." jawab Fajri pendek.

"aku juga mau beli minum sih ji—" Zweitson menoleh menatap Fajri.

"yaudah gas" Fajri menjawab.

"...dih. dasar Bucin" Fiki nyinyir.

"sendirinya?" Zweitson protes juga.

"...eh ji. Ngomong ngomong.."

"apaan"

"...hmmm"

"apaan dih??"

"soni tetep uke lo kan? Kalian nggak tukeran waktu soni bilang mau tukeran?" Fiki membisik.

"...gak faedah banget pertanyaan lo" Fajri menepuk dahinya.

"eh jawab kek"

"aku tetep dibawah kok..." Zweitson menjawabnya sendiri. Wajahnya memerah. Dia menunduk. Teringat sesuatu—ehem.

"bagus! Pertahankan itu anak muda!" Fiki menepuk nepuk bahu Zweitson.

"gausah lo sentuh sentuh" Fajri menyingkirkan tangan Fiki.

"sorii"

"...kalo posisi lu sama bangsen gimana sih?" Fajri mengerutkan dahinya. Masa seorang Fiki dibawah? Kayak... Gak mungkin!

"...switch sih" Fiki menopang dagunya.

"eh?" Zweitson menatap Fiki. Switch?

"ya, tukerann" Fiki menggerakkan jarinya keatas dan kebawah.

"kok gitu?" Zweitson tertarik.

"Bangsen gak rela gue yang diatas. Secara gue lebih muda dari dia. Dan gue juga sedikit gak rela bangsen diatas, soalnya dia cantik" Fiki membetulkan posisi duduknya.

I just need U || JiSon UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang