7

39 6 1
                                    

Ngomong? Kalau aku mulai menyukai Jongin? Once you love someone, you can never take it back! Nggak mungkinlah. Aku nggak punya keberanian untuk itu.

Dan lagi.. cinta? Pertama, aku harus meyakinkan diriku sendiri apa aku cinta Jongin; kedua, kenyataanya sekarang adalah nggak ada ruang di hati Jongin untuk cinta

Malah sejak terakhir Jongin datang ke rumahku 5 hari yang lalu, ia belum menelpon ataupun menghubungiku sama sekali. Aku mencoba menghubunginya namun handphone Jongin selalu off. Hal itu membuatku bertanya-tanya apakah Jongin menghindariku karena pembicaraanku dengannya yang menyinggung soal cinta?


🍂


"Jennie, psst.."

Aku merasa ada tangan yang menyenggolku. Kepalaku langsung terdongak.

"Tolong dong, kuenya geser kesini."

Suara Aera, Sales Manager yang duduk disampingku.

Astaga, aku kan sedang di ruang rapat. Aku memandang berkeliling. Semua masih sibuk berdiskusi. Perlahan kugeser piring kue yang ada di dekatku.

"Thank you," kata Aera yabg hanya kujawab dengan anggukan.

Lamunanku tentang Jongin buyar. Aku melihat ke layar laptop yang ada di hadapanku. Harusnya berisi catatan hasil meeting tetapi ternyata isinya hanya kalimat-kalimat tak berarti. Rupanya dari tadi aku hanya berpura-pura mengetik.

Ah, lagipula aku paling mas kalau harus membuat minutes meeting. Mencatat diskusi orang-orang, merangkumnya menjadi kesimpulan-kesimpulan yang mudah dipahami oleh orang lain yang bahkan tidak ikut meeting.

Aku menguap kecil, menutup mulutku dengan tangan. Memaksa otakku untuk konsentrasi. Mengetik pelan-pelan. Tabel "Komparasi Target dengan Realisasi Sales" baru saja ditampilkan dengan LCD waktu handphoneku bergetar.

Dan muncul tulisan Read your new massagesdilayar handphoneku. Aku klik OK.

Jongin
16.10

Ke Belanda yuk?













Funny FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang