2

86 11 3
                                    

Hari sudah berkunjung sore. Aku melirik Rose, sekertaris siaran, yang sudah berdiri disamping meja kerjaku. Melihat ekspresiku, Rose langsung bisa meneby jawabanku.

"Hfft, jangan bilang kalau kau ingin pulang secepatnya karena masih ada DVD atau buku yang belum kau sentuh," protesnya.

"Yup. Lagi pula kau mau aku kemana lagi?" jawabku sambil terus membereskan berkas yang berantakan.

"Clubbing, cafe, mall, atau kemanapun yang jelas kau tak akan berkutat dirumah sendirian," cerocos Rose.

Rose, 1 tahun lebih muda dariku dan kami sama-sama belum memiliki kekasih. Cantik dan pengagum diri sendiri.

"Kau itu memang yang paling sulit untuk diajak main." Rose meneruskan protesnya.

"Ok, ke toko buku saja, yuk," tawarku. Padahal aku tahu pasti Rose akan menolak mentah-mentah usulku.

"Hell no! Pokoknya malam ini kau harus ikut aku! Hanya ke Noon Square bersama Joy dan Chahee."

Joy dan Chahee juga teman kantorku. Gedung kantorku terletak di belakang Noon Square yang juga berada di Jung-Gu sehingga tak perlu repot jika ingin berjalan kaki hanya butuh 10 menit.

"No! Aku takkan ikut. Aku belum menyelesaikan Friends season 10, dan juga akan me-rerun Dawson's Creek season 1, tahu!" teriakku kesal, tapi Rose sudah keburu jauh.

🍁

Akhirnya Rose, Joy dan Chahee berhasil memaksaku untuk ikut malam ini. Harus kuakui kali ini cukup asyik karena di beberapa toko yang menjual barang bermerek sedang End of Season Sale. Aku berjalan dibelakang Rose, Joy dan Chahee yang masih sibuk keluar masuk toko.

"Aw!"

Aku menabrak Joy yang berhenti mendadak dan masuk ke toko.. berlian? OMG, mau apa lagi anak ini?

"Psst.. Lagi diskon," bisik Rose. "Emas putih bertahta berlian, OMG!" Rose buru-buru mengikuti Joy masuk ke dalam.

Aku langsung mencari kusri yang paling dekat dengan pintu keluar dan duduk disitu. Sekedar jaga-jaga jika saja Rose, Joy dan Chahee setelah jeritan-jeritannya pergi tanpa membeli apapun. Agar aku bisa cepat keluar dan bersikap seolah-olah tak mengenal mereka, kan? Aku menggeleng pada Joy yang bersikeras ingin memperlihatkan cincin yang menurutnya bagus.

Aku melirik ke sebelah kiri ku. Ada 3 buah cincin tergeletak di atas meja etalase. Seorang laki-laki seperti sedang mempertimbangkan untuk memilih salah satu diantaranya. Aku memekik tertahan dalam hati. Ada satu cincin yang menurutku cincin terindah yang pernah aku lihat. Cincin emas putih polos dengan satu berlian di tengahnya.

"Yang itu bagus."

Mukaku rasanya langsung memerah. Bodoh, kenapa harus berkomentar yang tak diperlukan? Terlambat, laki-laki itu sudah memandangku - geli.

"Oh ya? Yang ini?" Katanya sambil menunjukkan cincin pilihanku.

"Maaf," ujarku lemah. Aku tak berniat mengganggu, sungguh.

"No problem. Tapi sungguh? Menurutmu ini yang harus kubeli?"

Aku mendongak perlahan. Laki-laki didepanku nilainya 9! Nyaris sempurna. Tinggi, kulitnya mulus kecoklatan, raut wajahnya tegas seperti.. seperti.. OMG! Dia tersenyum padaku! Senyumnya.. bisa saja membuatku pingsan-bangun-pingsan-bangun-pingsan.

"Hm, menurutku kau benar, cincin ini bagus sekali-" laki-laki itu bicara lagi dengan senyuman yang masih tersungging di bibirnya. "Krystal pasti akan senang sekali."

Krystal? Batu krystal? Siapa? Hah? Mendadak aku merasa tolol. Tentu saja. Untuk apa seorang laki-laki sendirian memilih cincin di toko mahal begini kalau bukan untuk kekasihnya?

"Beli cincin untuk pacar ya?" Aku benci diriku sendiri. Aku tadi pasti terdengar seperti perempuan usil dan semacamnya.

"Iya," jawab laki-laki itu sambil tersenyum. "Besok aku akan melamarnya."

Jadi sekarang aku harus bilang apa? Selamat? Makanya, Jennie. Jangan suka asal bicara!

"Selamat ya."

Kata itu akhirnya keluar dari mulutku. Rose, Joy, Chahee save me! Harapanku terkabul, Chahee mengerling kearahku mengajak pergi. Aku mengangguk cepat.

"Emm, gotta go.. " kataku cepat ke laki-laki itu dan berbalik mengejar teman-temanku.

"Hei!" panggilnya.

Memanggilku? Aku tak yakin tetapi tetap membalikkan badanku - memandangnya dengan ekspresi - manggil? Ada apa?

"Wish me luck."

Lagi, laki-laki itu tersenyum. Oh berhenti tersenyum, tolong! Aku mau pingsan.

"Good luck!"

Aku menghilang secepat aku bisa. Huh, kenapa setiap ada laki-laki tampan yang ku temui sudah memiliki kekasih, aku menggerutu dalam hati. Dan samar-samar ku dengar Rose ribut soal - I Wanna buy the cute ring with small diamond..

🍁

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Funny FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang