Chapter 73

4 1 0
                                    

Chapter73 [Kepergian]

"Tak apa jika kau harus jatuh terlebih dahulu, karena ketika nanti kamu sukses dan terjatuh kamu tidak akan menangis lagi dan kamu tahu cara mengobatinya, Hwaiting!"

***

"Zahir?" Syifa segera menyembunyikan sahabatnya itu persis di belakang tubuhnya. "Syifa, gue!" Ia tidak berani melanjutkan kata-katanya karena Syifa tiba-tiba saja mengangkat tangannya ke samping dengan telapak tangan yang terbuka yang berarti menandakan Zahira harus diam. "Bisa-bisanya lu bisa masuk ke sini, mau ngapain lagi Lo? Mau nyakitin sahabat gue lagi?" ketus Syifa.

"Ifa," ujaran Zahira sekali lagi ditepis oleh pemilik nama asli Syifa itu. Zahir tidak dapat berkata-kata apapun saat itu, pikirannya kembali terbayang oleh masa lalunya yang sudah ia ingat secara utuh dan gamblang berkat Zahira. Mata coklat itu sekarang sudah berisi air mata yang hampir saja turun tapi itu di tangkis oleh Zahira dengan tangannya.

"Kau sudah berjanji untuk tidak menangis bukan?" tanya Zahira menghapus air mata Zahir dan mengelus wajah pria bertubuh berkali-kali lipat darinya. Zahira segera memeluk Zahir begitupun sebaliknya, sekarang pikiran Syifa kacau balau! Apa yang sebenarnya terjadi? Entahlah!

"Apa ini Zahira? Dia akan melukai mu jika kau dekat dengannya nanti, kemarilah," ajakan itu rasanya tidak mempan bagi Zahira, seperti ada perisai yang menghalangi omongan Syifa gadis itu malahan asyik dengan pelukan hangat Zahir. "Aku akan menjelaskannya padamu nanti jadi ayo ikut aku kebawah, aku akan membuat kalian minum,"

***

"Jadi? Kalian udah pacaran lagi?" tanya Syifa sambil menarik kedua sudut bibirnya. "Begitulah." Zahir menatap santai wajah gadis yang sedang melototi dirinya intens. "Oh iya Zahira, aku dengar dari agensi besar dan juga berita, Lo mau buat kerja sama sama mereka dan akan membuat sebuah agensi juga?" tanya Syifa. "Ah, iya! Tapi itu baru rencana saja fa," ucap Zahira.

"Jika kau butuh bantuan ku jangan sungkan sungkan untuk meminta bantuan ku Zahira, aku akan membantumu," ucapan Zahir itu hanya di angguki Zahira dengan main-main saja, tapi walau begitu di otaknya ia berpikir tentang anjuran dari pria ini. "Zahir, kenapa kau tidak ikut saja kesana?" tanya Syifa di akhiri dengan tawa riang.

"Sebenarnya aku mau ikut tapi aku harus bisnis trip ke luar negeri tepatnya di Jepang, ada satu cabang usaha dari LY company yang menurun disana dan ada krisis kekurangan bahan yang harus membuat aku harus turun tangan langsung karena aku tidak mau salah satu cabang dari LY company itu tidak bisa berkembang dan bangkrut," balas Zahir. Zahira yang mendengar itu agak sedikit kecewa padahal niatnya memang sama ingin mengajak Zahir.

***

Cekrek! Gadis ini dari tadi pagi seperti tidak bisa jauh dari handphone nya, dia Anetha gadis itu selalu saja mengabadikan momen dimana ia sekarang ini di akun media sosialnya. Angel, gadis itu juga tak mau kalah dari sahabatnya itu, dia memfoto paspor miliknya dan juga kopernya.

"Hah Omo! Kau ikut memposting hak yang sama denganku, dasar pencuri," ucap Anetha yang berdiri  tepat di samping Angel yang sibuk dengan gawai yang selalu mengeluarkan bunyi yang sangat indah. "Kau yang meniruku, lihat saja jamnya aku yang lebih dulu men-tweet nya dan kita belum sampai di Korea jadi jangan sok deh," ucap Angel.

"Ah dasar Angel." Gadis itu melenggang pergi dari tempat dimana angel berdiri, bersamaan dengan itu empat para pria tampan dan juga dua gadis masuk kedalam belanjaan, mereka adalah keluarga besar tuan Sultanah. "Kog belum masuk semua, ayo cepat!" ujar Reza sembari membuka kacamata hitamnya dengan sangat mudah.

"Zahira? Lu tahu nggak orang yang pernah lu pukul di atap gedung universitas, dia ternyata masuk ke dalam universitas di Korea Selatan loh," bisik Syifa sembari menutup jarak mereka dengan tangan kiri yang menutupi mulutnya saat bicara di telinga sahabatnya tersebut. "Benarkah?" tanyanya.

"Apa itu Zahira?" Pria dengan koper di tangannya dan tanpa pengawalan di sekitarnya itu melangkah menghampiri dan berdiri di samping Zahira. "Zahir? Kau disini? Bukankah kau akan melakukan bisnis trip ke Jepang?" tanya Zahira. "Aku juga harus naik pesawat Zahira, jadi aku datang kemari," balasnya.

"Dia itu hanya modus Zahira, dia itu hanya ingin bertemu denganmu saja." Wanita itu tidak henti hentinya membuat pipi sahabatnya itu bersemu merah. Zahir yang mendapatkan wink dari Syifa alias kode bahwa Zahir boleh membawa Zahira pergi itu pun seperti menang lotre.

"Kau mau mengajakku ke mana?" tanya Zahira tapi pertanyaannya itu hanya dianggap Zahir sebagai angin lalu saja. Duduk didepan sebuah jendela yang langsung menampakkan para pesawat itu telah menjawab pertanyaan nya tadi. "Zahira? Sebenarnya aku masih mencintaimu, jadi apa kau mau menjadi pacarku lagi? Aku janji tidak akan pernah menghilang dan aku akan selalu memberi kan kabar tentangku ke kamu." Pria itu lantas menggenggam tangan Zahira, gadis di depannya.

Zahira menatapnya dengan nanar, lalu mencium bibir Zahir tepat sesaat setelah sebuah pesawat landing. Sepertinya pesawat itu menandakan bahwa pesawat para penggemar telah landing, cintanya sudah berada di awang-awang sana.

***

Rumah baru ini sangat besar bagi Zahira, rumah ini memiliki beberapa lantai dengan banyak Sekali aset da perlengkapan yang lengkap. Pintu terbuka, Zahira yang sudah ingin berbaring di ranjang barunya segera naik ke lift dan duduk ke ranjang yang didepannya langsung di suguhkan sebuah pesona kota Seoul ketika malam hari.

Layar handphone nya menyala di bawah angka jam ada sebuah notif dari pria yang ia namai Boba disana. "Apa kau sudah sampai?" tanyanya yang langsung di balas oleh nya dengan kata sudah. Zahira kembali duduk di ranjang menikmati indahnya malam di negara gingseng tersebut.

Lain halnya dengan Zahira, gadis ini sangat senang karena bisa mengunjungi langsung negara ini karena ia sangat ingin mempunyai ruang disini, dia adalah Jina dan Anetha. "Akhirnya kita bisa kesini juga, nggak nyangka besok kita bakalan belajar dan hidup disini selama-lamanya." Langit indah itu sekarang menemani orang sejenis ini.

"Iya, dan kau tahu Anetha disini akan menjadi awal dari kemenangan kita, kita akan merebut semua yang telah di ambil olehnya," ujar Jina, berbeda lagi dengan gadis yang satu ini, ketika temannya sedang asyik gibah dia lebih asyik dengan handphone nya mengecek followers nya yang kian bertambah pesat. Dirinya kemudian menaruh handphone itu di atas meja lalu mulai berjalan mendekati koper besar milik nya dan lantas membukanya. "Aku pasti bisa sukses,"

Poster seorang idol wanita dengan tulisan Hangul yang berati semangat itu dengan serpihan sebuah kata yang sangat epik. "Tak apa jika kau harus jatuh terlebih dahulu, karena ketika nanti kamu sukses dan terjatuh kamu tidak akan menangis lagi dan kamu tahu cara mengobatinya, Hwaiting!"

To be continued
Huh? Gimana Sekarang?
Akankah mereka menjadi seorang idol?

Love At The End Of My Breath [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang