Chapter 29

5 2 0
                                    

#LOVE_AT_THE_END_OF_MY_BREATH
#Cinta_Diakhir_Nafasku
Chapter29 [Cincin itu dari?]

Berbicara tentang rasa Memang takkan pernah selesai untuk dikisahkan lewat kata, tapi setidaknya aku bisa meluapkan tentang rasaku padamu bahwa rinduku tetap sabar menantimu. ~Zahira.

***

Zahira melepas pelukannya dan menatap wajah Syifa yang tengah digenangi oleh air mata. Zahira segera menarik dan mendudukkan Syifa di meja riasnya dan mulai memoleskan make up yang sangat indah itu pada wajah Syifa. Syifa yang sudah terbiasa untuk di make up Zahira hanya tenang-tenang saja karena hasil polesan temennya pasti sip!

"Zahira, lu adalah sahabat gue yang paling setia, dari pertama gue kenal lu, gue langsung nganggep lu itu sebagai cewek yang sangat aneh, tapi lihat sekarang," ucap Syifa sambil menggenggam tangan kiri Zahira. "Eh ini apaan? Lu abis di dilamar sama orang, pasti Arjuna yah? Ciee yang udah dilamar, lu kog nggak ngasih tahu gue," ucap Syifa.

"Ngawur deh, ini yang pengen gue tanyain, tapi tunggu dulu, gue pengen make up in lu dulu," ucap Zahira yang tengah mencari sesuatu di meja rias Syifa. "Blush on lu abis yah fa? Lu kog nggak minta bang Vin sih, wah anak itu emang keterlaluan, dia nggak ngasih lu nafkah fisik," ucap Zahira sambil nunjuk².

"Dikata gue suami istri, gue belum ngomong sama dia Ra, lu yah jangan Su'udzon Mulu deh, gue tuh lupa Ra buat ngomong ke dia," ucap Syifa. "Hadeh, lu mah kebiasaan, tadi lu bawa blush on milik siape?" tanya Zahira sambil mengambil tasnya dan duduk di tempat semula. "Mak gue," ucap Syifa. "Ya ampyun, lu itu nggak modal bat deh," ucap Zahira.

Zahira terkaget kala melihat sebuah amplop yang begitu indah. "Ini apaan coba," ucap Zahira yang tengah memegang amplop tersebut. Zahira yang hendak membaca tulisan di cover depan amplop tersebut harus terurungkan, karena Syifa sudah lebih dulu merebutnya dan membacanya.

"Dari Adam untuk Hawa ku," ucap Syifa. "Adam dan hawa?" Zahira segera merebut surat itu, karena panggilan Adam dan hawa hanya dipakai oleh Zahira dan juga ... Nungguin yak. "Eh main nyelonong aja lu yah, orang tua mau baca juga," ucap Syifa. Zahira tidak menggubris omongan dari sahabatnya, ia lebih memilih bungkam sambil membuka amplop itu.

Zahira, kau pasti tahu siapa aku sebenarnya, aku Adam, cinta pertamamu dan juga pria yang selalu kau sebut sebagai ayah, maafkan aku jika selama ini telah menyakitimu karena aku tiba-tiba pergi dan muncul tanpa mengabarimu, selama ini aku telah mencari namamu dan aku tidak pernah menemukan namamu sama sekali.

Aku mengidap penyakit Ra, jadi bisakah kau menemui ku di alamat yang aku cantumkan dibawah itu? Aku mohon Zahira, aku ingin berbicara padamu walau hanya satu detik saja dan kumohon jangan lupa untuk jaga dirimu, aku tak mau hal yang terjadi di pesta tadi terulang. Dan semoga kamu bahagia dan sehat selalu Zahira. Karena aku sayang padamu.

Aku menyayangi dan mencintaimu bukan semata hanya untuk dirimu, tetapi juga untuk bagaimana aku saat sedang bersamamu. Aku mencintaimu bukan hanya sekadar untuk apa yang kamu perbuat untuk diri sendiri tetapi apa yang kamu perbuat untuk diriku dan hubungan kita. Sampai jumpa besok Hawaku, Muach!

~Adammu
Boba Zahir.

Zahira terduduk dalam sesaat. Tubuhnya membeku bak masuk dalam peti es, Zahira bahkan sepeti di kunci dengan rantai besi yang begitu kuat. Hatinya bahkan seperti di panah oleh gejolak api dari busur gandiwa. Syifa bahkan langsung mengambil alih amplop tersebut dari tangan sahabatnya itu.

" ... Karena aku sayang padamu ... " ujar Syifa dan Zahira langsung membuang cincin yang tersemat di jari manisnya. Matanya tiba-tiba muncul air mata setelah beberapa saat yang lalu telah keluar. Syifa yang kaget langsung menatap wajah Zahira dan memeluknya, memberikan ketenangan pada jiwa Zahira.

"Sudah-sudah, tidak apa-apa, kamu kuat kog, kamu kuat! Zahira kan kuat, sekarang hapus air matanya dan ber-make up lah, jadikan dirimu itu baik-baik saja, aku akan selalu menjadi sandaran bagimu Ketika kamu jatuh, aku akan selalu ada untukmu sahabat, Udah-udah jangan dipikir," ucap Syifa sambil menjulurkan alat make up kepada Zahira.

Zahira pun mulai menutup bercak air matanya itu dari wajahnya dengan bedak. Selesai dengan itu Zahira tiba-tiba saja melihat Syifa yang tengah tersenyum kepadanya. " Besok, aku nggak bakalan nemuin dia, dia paling juga hanya settingan, iya kan fa," ucap Zahira.

"Syifa, Zahira bantuin Tante bentar yuk," ujar sari dari luar kamar tersebut. "Ohkeyh Tante," ucap Zahira dan pergi meninggalkan Syifa sendirian di kamar. Syifa segera mengambil cincin itu dan menaruhnya pada kotak cincin miliknya agar tidak hilang lalu memasukkannya pada tas Zahira. Sedangkan surat itu Syifa simpan di buku diary dirinya.

"Semoga kamu tidak tahu Zahira," ujarnya.

***

Zahira tengah menutup buku tebal itu dan menaruhnya di atas rak. Zahira melihat Syifa yang malahan mematung di tangga rumahnya dan tidak membantu dirinya. "Eh mayat idup, bantuin ngapa? Lu itu yah sama nggak pekanya kayak pacar lu itu deh, kalau baru dijelasin baru mau," ucap Zahira dan percakapan tersebut didengar oleh Vin.

"Ngomong apaan itu, gue punya kuping yah," ucap Vin sambil menghampiri Zahira. "Gue juga tauk kali, kan emang sipat lu kek gitu, sudah menjadi kenyataan, jadi jangan banyak Ngeles lu ikan teri, udah bantuin, awas kalian uwuu uwwuan gue gampar pake kamus bahasa Indonesia baru tahu rasa," ancamnya.

"Iye-iye tuan putri," ujar Syifa.

"We are the lovesick girls." Zahira Begitu asyik dengan lagu yang tengah diputar oleh Tante Sari itu. Syifa dan yang lain pun tak tinggal diam, mereka juga ikut bernyanyi dan menari. Syifa lah yang begitu bahagia melihat Zahira ngakak dengan sekencang-kencangnya.

Lagu yang dinyanyikan oleh salah satu girlband asal Korea yang akhir-akhir ini tengah populer itu membuat Zahira semakin bersemangat untuk mengerjakan pekerjaannya. Hingga pada akhirnya Maghrib datang dengan suara khas yang begitu indah. Zahira segera berdoa kala adannya selesai.

"Abi aku sholat di masjid kompleks yah, sama Syifa," ujar Zahira. "Iya, langsung pulang kalau udah selesai jangan kelayaban karena abis itu acaranya mau dimulai jadi cepet pulang." Zahira mengganguk dan pergi keluar bersama dengan Syifa dengan mukena putihnya.

Zahira segera masuk ke masjid agar tidak ada pria yang melihatnya dan mulai menggunakan bawahan mukenanya. "Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar la Ilaha Illa Allah." Muadzin selesai dengan iqomahnya dan sholat Maghrib mulai dilaksanakan dengan khusu'.

Dua puluh menit dan sholat selesai digelar dan Zahira segera mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Alhamdulillahi Rabbil alamin, terimakasih ya Allah atas semua nikmatmu yang telah kau berikan hari ini ya Allah," ucap Zahira.

To be continued
Nggk udh basi-basi langsung
Kasih krtik dan vote yang bnyk
Maksa? Biarin,

Love At The End Of My Breath [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang