part 10

1.2K 125 21
                                    

Gadis itu memakan ttokbokkie pedas dengan lahap. Seperti biasa tiap kali gundah gulana, Yerim menghilangkan perasaan yang menyesakkan dada itu dengan memakan makanan yang pedas dan tteokbokkie adalah salah satu makanan yang paling pedas. Ia melahap satu porsi tteokbokkie pedas seorang diri.

Ahjumma pemilik kedai tteokbokkie langganan Yerim menghampiri gadis itu dan membawakan segelas air putih. "aiggoo, kau akan tersedak. Tidak perlu terburu-buru. Minum ini juga"

"terima kasih, ahjumma" ahjumma itu kembali ke dapur dan mengelap piring-piring yang sudah di cuci. Yerim meminum air putih yang diberikan ahjumma tadi dan melanjutkan melahap tteokbokkienya

"ahjumma, kenapa tteokbokkie ini pedas sekali?" dengan nada mendesis karena terlampau pedas Yerim mengadu pada ahjumma dengan air mata yang bercucuran.

"tteokbokki memang harus pedas. Tapi tidak terlalu pedas juga, dunia ini bahkan lebih pedas"

"bagaimana bisa semuanya jadi terasa sangat pedas?" air mata Yerim makin deras dengan bibirnya yang memerah dan matanya menatap nyalang.

" Yaa Bae Yerm" Yerim menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya. tepat di pintu masuk, Hina, Lami dan Goeun berdiri disana menatap Yerim.

"kenapa kau mengabaikan chat ku?" Lami dengan nada kesalnya pada Yerim.

"kau membeli tteokbokki dan makan sendiri? Harusnya kau membelikan kami juga" imbuh Hina. Mereka menghampiri Yerim dan duduk di samping dan depan meja Yerim.

"ahjumma tolong 3 garpu dan satu porsi tteokbokki pedas lagi"

***

Mobil audi hitam itu membelah jalanan kota Seoul yang cukup lengang. Pasalnya sudah cukup larut malam sehingga tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Di dalam mobil itu ada seorang laki-laki yang tengah menyetir dan disampingnya duduk perempuan awal 30-an. Lelaki itu berusaha mengajak berbincang seseorang disampingnya namun lawan bicaranya enggan untuk menjawab hanya bersandar menghindari wajah Suho menatap jalanan luar dengan lampu-lampu yang berpendar.

"kita mau kemana? Katanya noona ingin aku mentraktir makan,kan?"

"terserah. Kemana saja tidak apa-apa" jawab Joohyun malas masih dengan menatap jalanan.

"noona, kau baik-baik saja

apa kau sakit?"

"seharusnya Aku tidak berhak merasa sakit hati karena semua ini akulah penyebabnya" Joohyun beralih menatap Suho, raut wajahnya menampakkan keseriusan. "Suho, ada sesuatu yang ingin aku katakan"

"huh" Suho mendengar dengan jelas keseriusan dari tiap kata yang terlontar dari bibir mungil Joohyun yang saat itu mengenakan lipstrik berwarna merah muda, membuatnya begitu menarik.

"Apa kau ingat seorang remaja yang tinggal di apartemen sebelah?" Joohyun menatap lurus jalanan. Ia tidak mampu lagi menatap Suho. "dia putriku" mobil yang dikendarai Suho mendadak banting setir dan menepi ke jalan saking terkejutnya dengan pengakuan dari perempuan yang selama ini sudah berhasil menjadi ratu di hatinya itu. Suho ingin mendengar kembali dan Joohyun kembali mengakui bahwa gadis yang tinggal di apartemen sebelah adalah anaknya.

"aku sudah mengatakan kepada kamu tentang rahasia yang aku pendam selama ini. kamu laki-laki baik Suho, dan berhak mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dari pada aku yang seorang ibu ini. jadi kalaupun kamu menginginkan hubungan ini berakhir aku akan menerimanya dengan ikhlas" Suho masih duduk termenung tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Joohyun tahu perkataannya akan menyakiti Suho namun ia tidak bisa lagi membohongi laki-laki baik itu terlebih lagi ia tidak bisa lagi menyakiti hati Yerim. cukup sudah ia mementingkan egonya sampai saat ini dan sekarang saatnya ia akan menjadi ibu yang sebenar-benarnya eomma untuk Yerim. Joohyun turun dari mobil Suho dan berjalan mencari taksi yang akan menghantarkannya pulang.

eomma (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang