08

374 53 0
                                    

Naruto termenung dalam lamuan. Netranya memaku langit-langit kamar kos miliknya. pikirnya menerawang tentang alasan dia berakhir di rumah petak sederhana ini. Setelah banyak kejadian yang lumayan menguras emosi dan pikirannya, Naruto memutuskan untuk menjauh sejenak. Katakan saja Naruto memang sedang lari dari masalah yang tercipta karena ulahnya.Naruto hanya perlu merehatkan hati dan pikirannya sejenak dari hari-hari yang penuh dengan kemunafikan. Di tempat ini, Naruto tak perlu berpura baik-baik saja dan menahan emosi karena mendengar umpatan dan olokan para tetangganya yang dilayangkan pada Sasuke. Di rumah sederhana ini, dirinya tak perlu mendengar sang ayah yang selalu bicara tentang kedudukan dan kehormatan. Di kosnya ini, dia tak lagi merasa sakit hati karena terus dibandingkan dengan sang kakak. Tak perlu menjadi adik tak tau diri yang selalu merasa iri dengan kakaknya. Di tempat yang jauh dari kediaman Namikaze ini, dia tak lagi harus berpura-pura menjadi orang asing di hadapan Sasuke. Biarkan saat ini dia menjadi pengecut yang lebih memilih menghindar daripada menghadapi dan menyelesaikan. Dia memiliki alasan lebih dari sekedar menghindar. Untuk saat ini biarkan dia menjauh, karena pada saat yang tepat dia pasti akan kembali. Kembali pada apa yang dia perjuangkan. Kembali pada alasan sebenarnya kenapa dia memilih menjauh.

Ayah, ibu, dan kakaknya tidak ada yang tau alasan sebenarnya Naruto ingin hidup sebagai anak kos. Awalnya Naruto berpikir itu bukan hal yang mudah, namun nyatanya sang ayah dengan mudah menyetujui permintaan tersebut. Ayahnya pasti berpikir itu hal terbaik untuk dirinya daripada harus melihat ia terlibat dengan Sasuke lagi. Jadi, tanpa pikir panjang Minato langsung menyetujuinya. Sedangkan sang kakak, dia berpikir Naruto memilih menjauh karena tengah mengindari rasa yang Sasuke miliki terhadapnya. 

Setelah Naruko mengatakan kekhawatirnnya waktu itu tentang perasaan Sasuke pada Naruto, entah kebetulah darimana, malamnya Sai menelpon Naruto dan mengatakan hal yang sama. Sai bahkan memintanya untuk memikirkan tentang membalas perasaan tulus Sasuke dan memintanya untuk tetap tinggal daripada menghindar. Pria itu dengan terang-terangan mengatakan akan membantu dirinya melawan sang ayah jika tetap melarangnya menemui dan tak diperboehkan bergaul dengan Sasuke. Jujur saja Naruto bingung dan tak tau harus berbuat apa. Saat dulu dia memutuskan untuk peduli pada Sasuke dia tidak pernah berpikir bahwa Sasuke akan membawanya sampai ke urusan hati dan perasaan. Setelah berpikir, dia memutuskan untuk pergi. Dengan ini, dia tak harus membawa Sai kedalam masalahnya dengan sang ayah dan perasaan Sasuke yang mungkin saja akan membaik. Itu yang diharapkan Naruto. Di tengan kesenangan keluarga akan keputusannya ini, Naruto yakin dia telah membuat Sai kecewa padanya, membuat orang yang mencintainya dengan tulus harus hancur hatinya. Tapi sekali lagi, Naruto telah memiliki tujuan, dan dia akan berusaha hingga apa yang menjadi alasan dirinya berjuang akan berakhir sesuai harapan. Semoga keputusannya kali ini benar dan tak menimbulkan sesal.

Merasa lelah dengan pikiran yang terus berlari kesana, Naruto memejamkan mata dan tak lama dunia mimpi telah menyambutnya. Naruto terlalu lelah dengan semua yang telah terjadi.

            ******************

Saat ini, Sasuke sendiri telah hidup di kontrakan yang terletak di pinggir desa. Kontrakan ini dikelola langsung oleh kepala desa yang sedang menjabat dengan hasil yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk kepetingan desa. Harga kontrakan ini lebih murah karena memang kontrakan dibuat untuk kesejahteraan warganya yang bernasib sama seperti Sasuke, membutuhkan tempat tinggal.

Setelah rumahnya disita pihak pegadaian, Sasuke sempat tinggal di rumah Sai. Namun karena rasa tak enak hati telah menumpang hidup, Sasuke memutuskan untuk mengontrak. Sekali lagi Sasuke harus merasa tak enak hati karena Sai menawarkan uang untuk membayar kontrakan di bulan pertama ia mengontrak. Sasuke menolak karena dia masih sanggup membayar kontrakan dengan uang sisa pegadaian rumah yang tak seberapa jumlahnya dan uang hasil dari kerjanya di toko bunga milik istri Sai. Sai sendiri tak mau kalah, hingga Ino menawarkan pilihan lain dimana Sasuke boleh menganggap uang itu sebagai pinjaman yang  bisa Sasuke kembalikan. Kedua pria pucat itu lantas mengangguk setuju. Sasuke akan berjanji segera mengembalikan uang pinjaman tersebut, dan Sai yang tidak begitu peduli jika uang itu dikembalikan atau tidak, karena dari awal Sai memang berniat menolong sahabatnya tersebut.

Beruntungnya, hidup di pinggir desa membuatnya tak lagi sering mendengar cemooh orang-orang. Meskipun rasanya sedikit terisolasi dari masyarakat lain, ketenangan ini membantunya untuk menenagkan pikiran. 

Sasuke masih bekerja dengan Ino. Bedanya, dia tak lagi bekerja di toko Ino. Sekarang, Sai akan mengantarkan bunga ke kontrakan Sasuke untuk dijual disana. Sasuke dibantu Sai membuat kedai kecil di samping kontrakan untuk berjualan bunga dan jajanan lain sebagai awal usaha Sasuke. Letaknya yang berada dipinggir desa menguntungkan Sasuke karena tak jarang orang-orang dari desa lain merasa tertarik dengan jualan Sasuke. meski hasilnya tak seberapa, Sasuke tetap mensyukurinya karena dari hasil kerja kerasnya ini, dia bisa menghidupi putranya. Meski tumbuh bersamanya, Sasuke tak ingin putranya memiliki nasib yang sama sepertinya. Dia ingin Ryuusuke menjalani hidup dengan baik seperti anak-anak kebanyakan. Pernah Sasuke merasa takut jika sang anak telah besar nanti dia akan meninggalkan Sasuke karena malu memiliki ayah sepertinya. Tapi untuk saat ini, biarkan Sasuke memberikan yang terbaik untuk anaknya, untuk ketakutannya itu, biarkan dia pikirkan lagi nanti. 

Putranya kini telah tumbuh menjadi balita sehat karena Sasuke rajin check-up mengenai kesehatannnya. Betapa bahagianya Sasuke saat mendengar dokter mengatakan Ryuusuke kini memiliki tubuh yang sangat sehat dan berat badan yang bertambah. Sasuke tersenyum dan mengamati wajah lucu Ryuusuke. Bayi itu telah menemani Sasuke di tengah kesulitannya dan menjadi penopang Sasuke. Setidaknya dia tidak terlalu merasa kehilangan saat satiu sosok terpenting dalam hatinya memilih untuk menjauh.

Sasuke telah mendengar kabar dari Sai tentang keputusan Naruto untuk meninggalkan desa dan memilih kos yang terletak lebih dekat dengan kampusnya. Sasuke sedih dan kecewa mengetahui Naruto memilih menyerah pada orang tuanya dan menyetujui permintaan darinya untuk menjauhi dirinya. Sasuke tak benar-benar meminta Naruto menjauh, karena sebenarnya Sasuke tak sanggup menghadapi semua sendirian. Dia membutukan seseorang yang bisa menjadi sandaran untuknya. Dilain sisi, dia juga tak Naruto berada dalam masalah karena dirinya. Sasuke tak bodoh untuk mengetahui bahwa orang-orang mulai membicarakan hal buruk tentang Naruto karena telah peduli padanya. Sasuke berusaha tidak peduli, sampai dia melihat kedua orang tua Naruto menatap putrinya penuh kebencian hanya karena dirinya. Dia tak ingin merusak ikatan sebuah keluarga, sehingga dia meminta Naruto menjauh darinya dengan harapan ikatan keluarganya baik-baik saja. Sasuke telah merasakan bagaimana hancurnya sebuah ikatan keluarga, dan dia tidak ingin Naruto merasakan sakit yang pernah dia rasakan. Disaat orang tuamu menatap dengan kebencian, saat itulah luka yang tak akan tersembuhkan tertoreh. Sasuke tak ingin Naruto merasakan itu. Tapi, yang Sasuke tidak ketahui adalah dimana Naruto sudah merasa sakit karena orang tuanya jauh sebelum dia mengenal Sasuke. Sasuke tidak mengetahui itu dan terus berpikir bahwa dia yang membuat renganggang hubungan antara orang tua dan anak tersebut. 

Entah bagiamana, saat dia berpikir untuk selalu bersama si pirang, Sasuke merasa ada halangan yang begitu besar. Terutama orang tua si pirang dan tetangganya yang terang-terangan melayangkan ungkapan tidak sukanya. Sasuke, seolah tidak tau alasan Minato dan Kushina begitu membencinya. Dia pura-pura tidak tau alasan orang-orang selalu mencemooh dan menghakimi dirinya. 

Benar! Sasuke tidak bisa berpura-pura tidak tau saat dia tau dengan jelas alasan mereka bertindak seperti itu terhadapnya. Sasuke itu pembuat onar dan pria yang brengsek, mungkin sampai saat ini. Dulu dia pernah membuat mereka merasa dirugikan dengan semua tingkah laku yang meresahkan. Jika diingat, Sasuke terlalu banyak melakukan kesalahan hingga tak ada lagi kata maaf yang bisa mewakili semuanya. Itukan alasannya? Namun, bukankah saat ini dia sedang memperbaiki diri? Benarkan dia sudah terlambat dan tak memiliki kesempatan? Wajar saja! Dulu dia dan teman-temannya sering mabuk dan berkeliaran kesana kemari membuat kerusuhan dimana-mana. Di malam hari tidak pernah membiarkan para tetangganya tidur dengan tenang. Beberapa kali dia bahkan mencuri uang milik tetangganya untuk membeli minuman berakohol tersebut. Dan juga, keluar masuk sel tahanan karena ketahuan balap liar dan berkelahi dengan kelompok lain. Masa lalu Sasuke sungguh memprihatinkan. Mendapat maaf dari orang-orang sekitar hanya akan menjadi anganya. Tak semua orang memiliki hati sebaik Naruto yang akan memandang seseorang tanpa melihat masa lalunya. Bagi gadis itu, seseorang yang dilihatnya sekarang, adalah dia yang bisa belajar dari masa lalunya. Kebaikannya ini yang membuatnya sulit selalu berada di sampingnya, karena semua orang menganggap ia hanya memanfaatkan kebaikan hati sucinya. Mereka tidak ingin si putih ternoda denga tinta hitam milik Sasuke.

Sepertinya orang lain tak perlu mengkhawatirkan hal itu lagi karena Naruto telah menjauh darinya. Setelah ini Sasuke berharap hidupnya akan berjalan lebih baik meski hanya ditemani sang putra, Ryuusuke.

Tbc...

RECYCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang