Meskipun hidup Sasuke sekarang telah berkecukupan, namun dia tak merasakan kebahagiaan. Meskipun kini dia telah tinggal di rumah mewah Namikaze, dirinya masih merindukan untuk pulang. Meski sekarang keluarganya mulai mengakrabkan diri dengannya, dia tidak bisa merasakan hangatnya sebuah pelukan keluarga. Semua yang dia dapat saat ini terlihat sempurna, seperti yang selama ini dia inginkan. Tapi tidak, jika semua itu diperoleh untuk menutupi kesalahan orang lain dan dirinya harus menjadi kambing hitam.
Suatu malam saat Sasuke sedang membelikan susu untuk Ryuusuke, dia menemukan Naruko dalam kondisi memprihatinkan berdiri di tengah jalan menunggu mobil melaju ke arahnya. Tanpa pikir panjang Sasuke menarik Naruko kedalam dekapannya dan membawa Naruko menepi. Dia tidak tau masalah apa yang menimpa orang dengan julukan 'hebat' ini, sehingga menyerah pada kehidupan. 'Orang gila' dengan masalah rumit seperti dirinya saja tidak senekat sulung Namikaze di pelukannya. Tapi, orang yang dimata Sasuke memiliki kehidupan sempurna, malah tidak mensyukuri apa yang dimilikinya. Sasuke tak berniat bertannya alasan kehancuran Naruko, karena saat ini dia dalam kondisi tidak bisa menerima atau mejawab apa yang Sasuke tanyakan.
Sasuke memilih diam dan membawa Naruko yang masih menangis ke taman terdekat. Dia tidak ingin menjadi pusat perhatian orang yang sedang berlalu-lalang.
Malam ini, ditaman ini, dia membiarkan gadis cantik keturunan Kushina menangis di dadanya. Biarlah dia menjadi sandaran gadis rapuh ini untuk sesaat. Sasuke tak pandai berkata manis untuk menghibur seseorang. Dia tak bisa berkata, 'semua akan baik-baik saja' seperti apa yang biasa Naruto bilang padanya. Karena Sasuke sadar, tidak ada yang baik-baik saja saat masalah datang. Dia tau, sangat tau! Masalah telah menjadi teman setia Sasuke, dan selama masalah itu tak mau meninggalkannya, tidak ada kata 'baik-baik saja' dalam hidupnya.
Sasuke hanya berdiam diri menatap langit malam, membiarkan Naruko menangis meluapkan rasa sakitnya. Setelah waktu cukup lama, Naruko tertidur dipelukan Sasuke karena lelah menangis. Dalam tidurpun, Naruko masih sesenggukan dengan dahi mengerut.
Sasuke akan memberikan waktu 30 menit untuk gadis ini tidur sejenak dipelukannya, melupakan sejenak maslah yang menimpa dirinya. Dia tidak bisa membawa Naruko pulang dalam keadaan tidur, karena dia ke supermarket mengendari motor. Sasuke tidak ingin Naruko dalam bahaya, karena itu akan berdampak buruk untuknya. Biarkan Sasuke di luar lebih lama, dan semoga saja Ryuusuke tidak rewel atau merepotkan Sai dan Ino karena ia pulang terlambat.
30 menit telah berlalu, kini Sasuke berusaha membangunkan Naruko. Saat Naruko terbangun, bisa Sasuke lihat raut keterkejutan dari wajah Naruko. Refleks, Naruko menarik diri dari pelukan Sasuke. Naruko mencoba mengingat apa yang terjadi hingga ia bisa berakhir dengan orang yang sangat ayahnya benci ini. Wajahnya tiba-tiba memucat, pertanda dia telah mengingat kepingan kejadian tersebut.
Sebelum Naruko bisa lari, Sasuke lebih dulu meggenggam pergelangan tangan Naruko dan mengajaknya pulang. Sempat terjadi pemberontakan dari Naruko yang tidak ingin pulang ke rumah, namun berhasil Sasuke hentikan. Sasuke berpikir jika gadis ini dibiarkan pergi sendiri, maka dia akan melakukan hal nekat lainnya. Maka, dengan paksaan Sasuke menyeret Naruko ke tempat parkir motornya.
********************
Di kediaman Namikaze, raut kekhawatiran Minato tiba-tiba berubah kemarahan mendapati Sasuke mengantar Naruko dalam kondisi yang sangat tidak baik-baik saja. Minato sempat cemas karena sudah begitu larut namun putri sulungnya belum juga kembali dari acara reuni yang seharusnya selesai 4 jam lalu. Pikiran-pikiran negatif terus menghantui pria pirang tersebut.Dan kecemasannya terbukti saat dia melihat sang putri diantar pulang oleh pemuda urakan seperti Sasuke dalam keadaan sangat kacau. Emosi tak lagi bisa Minato kendalikan. Dengan langkah tergesa dia meghampiri 2 orang tersebut dan melayangkan tinjunya pada Sasuke. Sasuke tersungkur dengan bibir sedikit robek mengeluarkan darah, namun dia tak membalas dan hanya diam, karena dia sudah memprediksi inilah yang akan dia terima.
"KAU MEMBAWA PUTRIKU PERGI SELARUT INI DAN KEMBALI DALAM KEADAAN SEPERTI INI!!!! KAU BENAR-BENAR BRENGSEK!!! BAJINGAN!!!" Minato kalap. Dia meraih rahang Sasuke dan memukulnya sekali lagi, meluapkan segala emosi yang sempat terpendam. Luka di bibirnya semakin melebar. Terasa sangat sakit bahkan untuk sekedar membuka mulut.
Naruko sendiri telah berlalu dari sana dan memasuki rumah dengan pandangan kosong. Dia bahkan tak peduli sedikitpun pada Sasuke, karena baginya, Sasuke hanyalah seorang yang telah menggagalkan rencananya mengakhiri hidup. Dia yang terlihat sempurna di mata orang, nyatanya malam ini dia kehilangan mahkotanya dengan sangat menjijikkan. Salah satu temannya saat sekolah melecehkannya setelah acara reuni tadi. Dia menangis dan memohon, tapi tak temannya pedulikan. Dia telah kotor dan tak pantas menerima pujian yang selama ini orang-orang tujukan padanya. Dia tidak bisa menjaga kepercayaan orang disekitarnya. Naruko benci dirinya.
Disisi lain, Naruto yang tak segaja bertemu dengan kakaknya di depan kamar hanya bisa menatap sedih kondisi sang kakak. Kejadian apa yang membuat sang kakak bisa sehancur itu?! Pikirnya. Naruto hanya berharap kakaknya akan baik-baik saja setelah semua ini.
********************
Sasuke tersenyum kecut mengingatnya. Setelah malam itu dia mendapat pukulan dan diusir dengan kasar oleh Minato, dia harus mempertanggung jawabkan apa yang tidak dia lakukan pada Naruko. Minato meminta Sasuke menjadi ayah dari anak yang saat ini ada di kandungan putri sulungnya. Meski Sasuke telah menjelaskan keterlibatannya saat itu, Minato masih tidak peduli. Naruko tak banyak membantu karena hanya menundukkan kepala, seolah dia adalah orang paling tersakiti. Hal itu membuat Minato semakin gencar meminta Sasuke untuk bertanggung jawab.Sasuke bersikeras menolak karena yang memiliki hatinya bukan si sulung, melainkan si bungsu. Meski Sasuke tak mengetahui perasaan Naruto, dia merasa bersalah jika menerima Naruko. Namun, karena Minato tak berhenti meminta Sasuke bertanggung jawab, akhirnya Sasuke menyetujui hal tersebut meski dengan terpaksa. Alasan yang Minato katakan saat itu mampu menghancurkan hati dan hidup Sasuke, hingga dia sendiri tak punya pilihan selain menerimanya.
Dan kini perasaannya kembali kacau saat Naruto kembali dan bersikap seolah tidak tau apa-apa. Sasuke telah berusaha menghilangkan perasaan yang dia miliki terhadap si bungsu dan mencoba mengalihakan rasanya pada si sulung, namun semua itu menjadi sia-sia saat kepulangan si bungsu menunjukkan raut terkejutnya. Meski usahanya dari awal memang telah gagal, setidaknya dia tidak lagi bergantung pada senyum tulus si pirang. Tapi sekarang, dia pasti jatuh lagi pada senyum itu, disaat dia telah dimiliki orang lain. Apa dia akan menjadi brengsek sekali lagi?! 'Tuhan...berikan petunjukmu agar aku tak menyakiti seseorang lagi'. Do'a Sasuke berpasrah diri. Dia sadar, setelah menikah dengan Naruko nanti, dia tak bisa menjamin dapat memberikan hatinya pada gadis itu.
Pernikahannya sebentar lagi, dan kepulangan Naruto seperti membawa kekacauan. Dia hanya bisa berharap semua baik-baik saja dan tak ada lagi masalah yang muncul di antara mereka.
Tbc...
Maaf...baru bisa up. Mood nya lagi susah diajak kerja sama soalnya😅😅
Makasih juga buat yang udah baca dan nungguin ini cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
RECYCLE
Non-FictionSasuke pria duda dengan banyak kesalahan di masa mudanya. Kedua istrinya meninggalkan Sasuke dalam tangis penyesalan.