Memang belum genap 6 bulan Naruto memilih menghindar, namun dia telah memutuskan untuk kembali. Waktu yang tidak lama itu, dia manfaatkan dengan cukup baik. Naruto telah lulus 5 bulan lalu dan kini dia telah menjadi tenaga pengajar. Selain itu, dia bersama temannya membuat usaha cafe kecil-kecilan yang hasilnya memang belum seberapa. Setelah semua pencapaian itu, dia harus kembali untuk menjemput alasan kepergiannya dulu. Naruto telah berjuang, dia berharap setelah semua itu, semoga berjalan sesuai rencananya.
Naruto pulang bukan hanya untuk kembali pada alasan kepergiannya, dia pulang karena merindukan keluarganya. Terakhir kali bertemu, ayah dan ibunya melayangkan tatapan permusuhan padanya. Sedangkan untuk sang kakak, terakhir dia bertemu adalah saat sang kakak pulang dari reuni dengan kondisi yang sangat kacau dengan Sasuke yang mengantarnya. Di hari keberangkatannya, sang kakak bahkan tak menampakkan batang hidung. Naruto tidak mengerti, mungkin kakaknya kelelahan setelah acara reuni. Naruto sangat merindukan mereka, meski di hari keberangkatan tidak mendapat kenangan yang indah. Semoga waktu kepulangannya ini, dia mendapat sambutan manis dan kabar baik dari keluarganya.
Naruto jadi berpikir, apakah kepergiannya dulu membuat semuanya membaik? Atau semuanya masih sama, dimana masalah yang ia timbulkan belum terselesaikan?
Sibuk dengan pikiran yang bergulat, Naruto tak sadar taxi yang membawanya telah berhenti di depan kediaman Namikaze. Dengan hati yang membuncah bahagia, dia lekas turun setelah mambayar taxi yang mengantarnya. Terburu-buru, Naruto memasuki halaman rumah dan dengan tidak santainya dia menggedor pintu rumahnya. Raut bahagianya berubah menjadi keterkejutan mendapati sosok Sasukelah yang membukakakan pintu rumahnya. ‘Apa yang dilakukan Sasuke di rumahnya?’, ‘Apa hubungan Sasuke dan keluarganya telah membaik?’, ‘Apa setelah kepergiannya, semua berubah menjadi lebih baik?! syukurlah....’. kira-kira itu isi batin Naruto.
“N-Naru, kau pulang?” tanya Sasuke gugup. Dia terlihat sama terkejutnya dengan Naruto. Selain itu, tingkah Sasuke terlihat sangat gelisah dengan tatapan kekecewaan yang tertutupi kegugupan. Sayangnya, Naruto tak menyadari gelagat aneh dari Sasuke. dia terlalu senang saat ini.
“Oh, Sasu-nii...hallo! Naru pulang!! Apa ayah dan ibu di rumah?” kata Naruto kelewat semangat.
“Ah...iya. A-ayah ada di rumah. Dia berada di ruang tamu bersama I-ibu dan Naruko!” kata Sasuke tergagap. Dia masih belum terbiasa dengan panggilan baru itu.
Naruto sedikit mengernyit mendengarnya, namun segera ia abaikan. Dia merasa aneh namun juga senang di sisi lain. Dia merasa hubungan Sasuke dengan keluarganya telah jauh membaik. Tanpa mempertanyakan lagi, Naruto menerobos pintu untuk segera bertemu keluarganya. Di ruang tamu, ternyata tidak hanya ada keluarganya di sana, tapi ada keluarga Uchiha juga Sai dan Ino. Naruto merasa semakin bingung saat ayahnya benar-benar terkejut.
“Naru, kenapa kamu pulang?!” ada apa dengan nada bicara ayahnya? Terdengar sang ayah seperti tidak mengharapkan kepulangan Naruto. Apa hanya perasaannya saja? ‘Lupakan...ini hari bahagia. Jangan sedikitpun pikiran negatif merusak hari bahagia ini’ batin Naruto menghempas semua kebingungan atas keanehan yang sedang terjadi.
“Tentu saja karena Naru merindukan kalian” jawab Naruto dengan senyum yang masih melekat ayu di bibirnya. Dengan tawa canggung Minato dan Kushina lantas memeluk putrinya tanpa kata. Naruto semakin merasa aneh, dia merasa ada sesuatu yang sedang terjadi dan berusaha disembunyikan darinya.
“Naru sayang, kapan kamu akan berangkat ke sana?” dan ibunya, belum sampai 1 jam dia menginjakkan kaki di rumah, dia sudah bertanya kapan Naruto akan kembali ke kos sederhana miliknya. Naruto jadi semakin yakin ada sesuatu yang mereka sembunyikan darinya. Dan mengingat Sasuke ada di rumhanya, apa ini berhungan dengan Sasuke? Tapi apa yang disembunyikan darinya? Jika itu menyangkut hubungan mereka yang membaik, Naruto turut senang mendengarnya. Jadi, hal semacam itu tidak harus disembunyikan darinya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
RECYCLE
Non-FictionSasuke pria duda dengan banyak kesalahan di masa mudanya. Kedua istrinya meninggalkan Sasuke dalam tangis penyesalan.